II

232 23 11
                                    

"Maaf telah membuatmu menunggu, Honey." Logan menghampiri Emily dan memeluk pinggangya.

"Apa ada masalah?" tanya Emily.

Logan mengusap rambut, tersenyum kemudian menggelengkan kepalanya.

"Semuanya baik-baik saja, hanya masalah kecil di kantor."

Emily tersenyum lalu mengecup pipi kiri calon suaminya.

"Ahh bagaimana jika kita segera membicarakan rencana pernikahan kita? Aku pikir kita masih punya waktu untuk itu."

Logan mengencangkan sedikit suaranya agar orang tuanya dan orang tua Emily dapat mendengar usulannya. Logan memang berniat untuk segera menikahi Emily setelah ia melamarnya, karena ia tidak ingin kehilangan gadis yang benar-benar ia cintai.

"Haha kau sangat tidak sabaran," ucap Emily, sambil mencubit pelan lengan lelaki yang berada di sisinya.

Emily tertawa kecil dan wajahnya terlihat bersemu, hal yang sangat disukai oleh Logan. Bagi Logan, wajah Emily yang bersemu selalu membuatnya terlihat sangat menggemaskan seperti pipi bayi yang kedinginan.

"Suatu hal yang baik, sebaiknya dilakukan dengan segera, Emily," ucap Logan sambil mencubit hidung kekasihnya yang mungil.

"Yeah, lebih baik kita bicarakan segera di hotel, Logan benar bahwa hal yang baik harus disegerakan, toh kalian sudah sama-sama cukup umur untuk menikah," ucap papanya Logan.

Yang lainnya pun mengangguk dan pergi menuju hotel yang Logan sewa di dekat pantai.

***

Waktu masih menunjukkan pukul sembilan malam. Di kamar hotel yang menjadi kamar Logan dipilih untuk dijadikan tempat dua keluarga ini berdiskusi mengenai pernikahan Logan dan Emily.

"Bagaimana jika pernikahan mereka diadakan dua bulan lagi terhitung mulai senin besok?"

"Ibu apa itu tidak terlalu cepat? Aku tidak ingin pernikahan ini akan mengganggu pekerjaan Logan di kantornya," ucap Emily merasa keberatan dengan usulan ibunya.

"Tidak jadi masalah, aku bisa me-manage pekerjaan dan persiapan pernikahan kita. Bagaimana menurut kalian, Ma, Pa?"

Logan mengenggam tangan Emily dan kemudian menatap ke arah kedua orang tuanya yang duduk di hadapannya bersama dengan ibunya Emily.

"Yeah, saya pikir jika Logan menyanggupinya maka kami akan mendukungnya," ucap orang tua Logan menyetujui usulan Ibunya Emily.

"Kau siap, Emily?" tanya seorang wanita yang merupakan ibu dari Logan.

Emily menundukkan wajahnya dan kemudian menganggukkan kepalanya. Dua keluarga ini pun tersenyum lega saat Emily menyatakan kesiapan dirinya untuk menikah dengan Logan dua bulan lagi, begitu pula Logan yang secara refleks merangkul pundak Emily dan mencium rambutnya.

"Mengenai tema pernikahan, biar kami berdua yang mengurusnya," ucap Emily, sambil menatap Logan dan kemudian ibunya serta calon mertuanya.

"Baiklah, Sayang, kau bisa meminta ibu untuk menyiapkan makanan untuk pernikahan kalian," ucap ibunya Emily.

"Mrs. Kinney jangan lupa untuk melibatkanku dalam urusan memasak. Kau tahu, 'kan bahwa kita berdua memiliki hobi yang sama," ucap Mrs. Lerman yang merupakan ibu dari Logan.

Mrs. Kinney tertawa kecil dan kemudian menepuk paha Mrs. Lerman pelan.

"Tentu saja aku akan melibatkanmu, bagaimana bisa aku melupakan kemampuan memasak calon besanku."

"Well, kalian berdua jangan terlalu lelah saat menyiapkan pernikahan kalian. Ingat kalian bisa melibatkan kami untuk persiapan pernikahan kalian." Mr. Lerman mengingatkan Logan dan Emily kemudian meminum secangkir kopinya.

"Ok, kita rasa diskusi mengenai pernikahan mereka sudah cukup. Mengenai tanggal akan lebih baik kita tentukan seminggu setelah mereka selesai menyiapkan pernikahannya, bagaimana?" tanya Mrs. Lerman.

"Baiklah, usulan yang bagus jadi kita bisa mengerjakan semuanya secara efektif dan efisien," jawab Mrs. Kinney dan ditambahi dengan anggukan dari Logan dan Emily.

My Destiny [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang