6.Manis

48 1 0
                                    

"yauda entar malem yash" gayaku sambil melambaikan tangan ke arah vero

"iyaa, daa sayangg, love you "kata vero sambil melambaikan tangan kepadaku

berjalan hingga menuju kelas ada segerombol anak laki-laki di belakang kantin sedang terlihat sesak dan aku coba memasukki dan melihat hal apa yang sedang terjadi?

dan..
ada ryan, dengan badan yang sudah tak berdaya terlentang di bawah tanah dan seragam yang sudah bukan lagi berwarna putih melainkan merah

"Ryan!,Kalian apain dia?" Tanyaku sambil membentak

"Tanya aja ndiri, kalo dia ga mle*e gw gabakal hajar dia"jawab laki-laki itu santai

"Lo itu kakak kelas! bukan nya ngasih tahu malah asal hajar" bela seorang perempuan dan itu rena,

"dasar banci" timpal rara

Mereka pun meninggalan tempat itu dan sibuk menggendong ryan menuju uks.
*

"kamu ngapain sih bantu ryan tadi?" tanya vero sambil menatapku

"aku kan temen nya" jawabku

"Tapi kan tadi ada rena, ada rara , ada dito ada daffa" jelas vero

"Ver,aku bayangin itu kamu"jelasku tanpa menatap vero

"Kenapa dia dibandingin sama aku?" tanya vero

"Vero,kalo kamu niat anter aku ke toko buku udah anter aja , kalo kamu niat wawancarain aku disini mending aku turun" pintaku

"Aku cuma tanya sayang,maafin aku yaa"jelasnya sambil menarik pundak ku dan memeluk ku di dalam mobil

"hm ya" jawabku sedikit santai

"kamu besok ada acara?" tanya vero

"gatau, mau kemana?" tanyaku

"Aku mau ngajak kamu ke rumahku" jelasnya

"Diliat yaah" kataku lalu kami pun turun di sebuah rumah yakni rumah pelatihku yaitu om riko

"hati-hati ya non, ntar pulangnya aku jemput ya?" tanyanya sambil membukakan pintu untukku

" Makasi ya mas, iyaa" jawabku seraya

"Mau ditungguin?" tanya vero sambil memeluk ku lagi

"Gausaa beb, uda pulang aja dulu" pintaku

"yauda,semangat sayangg" pintanya sambil melepaskan diriku dari pelukannya dan aku memasuki rumah pelatihku
*

"Bisa dibilang, kalo kemaren itu latian drama ter-malam sekali" pinta rara

"iya wah, aku capek pol" jawabku

"lo kapan ga capek?"tanya ryan

"Lo kok udah masuk aja?" tanyaku

"hari ini kan bakal ke museum masa gue gaboleh ikut" pintanya

" ya boleh, tapi muka lo masi biru ungu " jawabku

"kenapa sih lo baik sama gw?" tanya ryan

"kan lo temen sebangu gw"jelasku

"Cuma temen?" tanya ryan sambil memegang kepalaku dan mengelus elus

"lo apaan sih?" tanyaku sambil mengempaskan tangan ryan

"gw sayang sama lo" ucap ryan pelan

"plis jangan gila" jawabku sambil membuka novel

"gw ga gila, gw beneran"jelas ryan

"ryan stop, gw gamau dengerin omong kosong lo!" kataku sambil meninggalkannya di kelas
*
Sesuai janji pulang dari museum aku harus menemui vero

"sayaangg "panggil seseorang dari kejauhan

"ee ada si cowo ganteng" jawabku sambil mengedipkan sebelah mataku

"jadi kan?" tanyanya sambil merangkulku

"iyaa beb"jawabku sambil berjalan menuju mobil vero

"kalo misalnya mamaku tanya yang aneh-aneh jangan jawab ya sayang" ucap vero

"ah gamau, aku tetep jawab lah" jawabku sinis

"jangan gitu laaa, ngga bolo lo ya?" ajaknya guyon

"yauda." ucapku marah

"Aku sayang bangettt sama kamu" kata vero sambil memeluk ku lagi

"suka banget sih peluk aku?" tanyaku

"ga sih, kamu bukan yang pertama yang sering aku peluk" ejek vero

"Hee siapa yang sering kamu pelukk??" tanyaku sinis dan sedikit berteriak

"gamau ah kamu kepo"jawabnya sedikit menyindir omonganku tadi

"jangan gitu lah sayangg" jelasku sambil memeluknya dan berusaha agar vero mau memberi tahu

"yauda aku kasi tau"kata vero

"emang siapa yang?" tanyaku

"entar kamu marah" jelasnya

"yauda deh.... Aku sering meluk guling yang" ucap ryan sambil nyengir

"gatau ah , jahat ah "kataku malas

"hehhee maaf sayanggg,biar gamarah kita stop dulu ok?"ajak vero

"ini kan di tengah perumahan. mau ngapain?" tanyaku

"udah ayo cepett" ajaknya akhirnya kita keluar dari mobil

"ayo beb" tarik vero menuju ke belakang mobil

Dan dibukanya bagasi mobil

Terdapat bunga mawar hijau dan boneka yang lucuu sekali

"ini buat siapa?" tanyaku

"buat kamu , aku kasih kamu mawar hijau karena kata nenekku mawar hijau artinya cinta suci di surga dan aku kasih boneka karena aku suka sama bonekanya" jawabnya lalu memelukku lagi

"Ehh, makasi sayangg" jawabku sambil membalas pelukannya

kemudian
aku sama sekali tidak tahu itu apa ketika aku berbalik badan ada cahaya yang sangat terang sehingga aku tak dapat melihatnya

bersambung...

Bertukar nyawaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang