Ch. 1

29 5 0
                                    

Akupun hanya bisa mengikuti sudut arah mata mereka menyorot. Dan mungkin karena banyaknya orang, aku tidak bisa melihat siapa orang itu.

"Ayo kalian semua kemarilah!" Bisikーteriakー seorang lelaki di tengah keramaian kepada kami berdua.

Gotou juga menarik tanganku. Sepertinya dia juga mengenal lelaki itu. Kutinggalkan makananku dan mungkin ajakan mereka membantuku untuk melihat lebih leluasa.

Dugaanku salah, dia malah menuntun kami menuju tempat yang sepi namun bukan atap sekolah. Melainkan sebuah gudang yang amat luas.

"Nah, kita aman di aula ini," sahut lelaki itu sambil ngos-ngosan.

"Eh? Aula? Ini seperti gudang," balasku kepadanya.

"Sou-chan, memang ini awalnya adalah aula, tapi sudah beralih fungsi menjadi gudang. Lihatlah ada panggung beserta tirainya," jawab Gotou sambil menunjuk ke arah depan.

Aku masih heran dengan yang lain. Mengapa Gotou yang seramah dan selembut ini hanya berteman dengan lelaki asing ini?

"Ehm, ngomong-ngomong, siapa lelaki ini?" Tanyaku kepada Gotou.

"Ah, perkenalkan, namaku Itagaki Mizuki. Aku dari SMA Seberang," jawabnya tanpa malu-malu.

"Kau pasti merasa aneh dengannya bukan? Padahal di seberang sekolah kita ini tidak ada satu gedung sekolahpun," terka Gotou benar.

Aku mengiyakan. Sederet pertanyaan muncul di kepalaku. Apa maksud dari 'SMA seberang' itu.

"Sepertinya kau memang benar-benar tidak paham. Maklum saja kau anak baru bukan?" Sahut Itagaki memecah keheningan karena aku melihati mereka berdua terus menerus. Aneh sekali.

"Bahas itu nanti saja. Sekarang kita harus membahas 'monster' itu supaya ia tidak berulah lagi," kata Itagaki lagi.

"Memangnya apa masalah dari dia? Mengapa dia disebut monster? Padahal belum tentu dia seperti itu. Aku yakin ini hanya gosip berlebihan," celaku tak setuju.

Giliran aku dipandangi mereka berdua. Tapi tidak lama mereka tersenyum kembali. Yah memang mungkin aneh. Aku tidak mengenal orang itu secara pribadi, jadi aku tidak percaya dengan opini negatif tersebut.

"Aku tahu kalau kamu belum tahu apa-apa tentangnya. Memang kau tidak bertemu langsung dengannya. Tapi tidak ada salahnya jika mendengar desas-desus yang ada untuk tameng awal pertemuan," katanya lagi menyanggahku.

_________________________

Aku pun terdiam mempersilahkan Itagaki menceritakan gosip yang ada. Aku sebenarnya tidak suka ini. Tapi aku juga ingin menolong sesosok yang dibilang sebagai 'monster'.

Sudah kuduga dari awal. Setiap sekolah pasti memiliki jalan pembullyan tersendiri. Aku sempat berpikir dan merasa aneh. Padahal banyak murid-murid pandai pasti juga pemikirannya lebih maju dariku. Aku saja tau kalau pertemanan yang erat itu sangat berguna untuk kehidupan di masa depan. Jika kesusahan atau apapun itu bisa saling tolong menolong. Apa ini faktor ambisius mereka? Apa sih gunanya menang nilai tapi mental sama sekali nol?!

_________________________

"Jadi, sang monster itu dianggap sebagai pembunuh," buka Itagaki lagi.

Gotou Urume POV

Aku bahagia mendapat teman baru yang sangat baik, auranya masih bersih dari pemikiran anak-anak egois ini dan memiliki jiwa pemberontak yang tinggi. Aku yakin kehidupan sekolahnya akan menantang.

Rambutnya yang hitam dan lebat, alis yang mencuat mantap, tatapan matanya yang tajam, dan perawakannya yang tegap. Apalagi setelah mengetahui dia berbicara enteng dan bersemangat. Membuatku yakin bahwa dia bisa membantu masalah rumit ini.

Namun aku juga ingin dia bersama kami bertiga seterusnya. Karena jika cita-cita kami untuk Hayato terwujud, pasti Hayato tidak ingin meninggalkan orang yang berjasa untuknya.

Ketika Sang Monster datang, seperti biasanya orang-orang munafik itu menyorot tajam kearahnya. Seakan kebencian karena satu hal buruk saja selalu mereka ingat melekat-lekat tak pernah lepas. Tak pernah satupun memberikan hal baik kepadanya. Berbagi senyum kasih pun tak mau, apalagi bermurah hati memperbaiki nama baiknya.

Tak lama Mizuki datang menjemput kami berdua. Memang anak SMA Seberang ini selalu tanggap akan suasana. Dan kadang aku iri dengannya yang bersekolah di SMA Seberang. Ia bisa kapan saja mengunjungi siapapun. Namun memang 'SMA Seberang' itu menyebar aura negatif. Kumpulan anak-anak nakal, ah mereka bukan nakal! Mereka hanya tak mau terkekang aturan sekolah elit ini yang monoton dan tidak sesuai dengan perkembangan mental anak.

Seperti biasa kami berkenalan. Dan memulai mengenalkan kepada Sou-chan tentang calonnya. Entah calon sahabat atau calon musuh.

_________________________

Hujan tidak akan turun tanpa awan
Masalah tidak akan muncul tanpa alasan

Namun manusia kejam
Mereka pandai mengarang cerita

Pain.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang