[Judge & Chance]

2.1K 178 55
                                    


a fanfiction

Disclaimer : Masashi Kishimoto

Rated : M

Genre : Romance

Warning: AU, typos, genderbend, femnaru, gaje, aneh, dll

don't like don't read!

Kau duduk di kursi penumpang dengan kedua tangan terborgol sementara dua orang pria dengan salah seorang berseragam kepolisian duduk didepan tengah berbincang dengan nada serius dan sesekali mengawasimu dengan tampang datarnya. Bagaimana perasaanmu?

Yang jelas kau akan merasakan ketegangan dan kecemasan luar biasa sampai satu liter cairan tubuhmu lenyap, pun kau tak akan menenemukan ketenangan dalam kepalamu.

Dan Naruto pun hanya mampu menunduk sambil menggigit bibir.
Ini tak baik. Tidak, ini benar benar bencana!
Atasanmu terkapar dirumah sakit dan kau adalah penyebabnya.
Lebih tepatnya Naruto dipaksa mengakuinya.

Satu jam bagai satu abad di neraka. Naruto dicerca barbagai tuduhan dengan kalimat pedas khas Sasuke Uchiha. Sial sekali Naruto tak memiliki apapun sebagai bukti bahwa dirinya tak bersalah.

Mengapa niat baiknya mengungkapkan rasa terimakasih berbalik menjadi bencana?

Karena kue dango buatannya sang bos terkapar dirumah sakit. Apa yang salah dengan kue buatannya? Racun?

Yang benar saja!

Naruto mendengus kesal namun untuk marah pun dia sudah tidak memiliki tenaga. Gadis itu menunduk lesu, membiarkan setitik embun menuruni lereng wajahnya yang sayu.

"Turun, kita sudah sampai." teguran Sasuke mengejutkannya dengan sukses. Sedan putih-biru itu telah terparkir rapi di basement entah dimana. Tanpa banyak pertanyaan Naruto mengikuti perintah Sasuke dan mengikuti pemuda itu bersama sang polisi yang setia mengawalnya. Mereka menaiki sebuah lift menuju lantai tiga, beberapa menit berlalu dalam kebisuan. Namun entah hanya firasat atau mugkin salah lihat, Naruto merasa polisi yang berdiri tegap siaga disisinya itu seolah tengah menahan senyum.

Sesenang itukah polisi ini menangkap penjahat? batin Naruto kecut.

Menyusuri lorong bernuansa putih dan aroma khas obat obatan disegala penjuru membuat Naruto sedikit mual. Mau tak mau menutupi hidungnya dengan kedua tangan yang terborgol, syukurlah dia memakai jas hitam entah siapa untuk menutupi benda laknat yang mengikat kedua tangannya. Ide ini berasal dari Sasuke, dia bilang tak ingin menarik perhatian orang rumah sakit karena membawa calon tahanan. Hey, keberadaan polisi itu saja sudah cukup mencolok!

Harum... aroma ini sepertinya tidak asing. Pikir Naruto. Ya setidaknya cukup menenangkan batinnya yang menggila, meski sedikit.

Tak lama mereka berhenti disebuah ruangan yang Naruto tebak pasti kamar Itachi dirawat. Lututnya lemas seketika. Sasuke masuk lebih dulu meningalkan Naruto berdua dengan sang polisi. Ah, polisi benar benar memperhatikannya dari ujung kaki hingga ujung kepala. Tanpa sepatah kata atau ekspresi berarti. Hari ini Naruto mengalami siksaan mental berkali kali lipat lebih dari biasanya.

Beberapa menit kemudian Sasuke menampakkan diri, memberi kode kepada mereka berdua untuk memasuki ruangan. Nah, Naruto sudah tak tahu lagi harus berekspresi seperti apa.

Didalam sana seorang dokter dan perawat baru saja selesai melakukan pemeriksaan, meminta Sasuke untuk mengikutinya keluar ruangan. Mungkin perihal penyebab Itachi tak sadarkan diri. "Kau jaga kakakku dan jangan coba coba untuk kabur." titah Sasuke begitu dingin pada Naruto sebelum pergi meninggalkan ruangan. Tiba tiba terdengar dering posel yang berasal dari kantung celana sang polisi, memaksa pria itu untuk beranjak sejenak dan meninggalkan Naruto seorang diri dan Itachi yang tak sadarkan diri didalam.

My Crow Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang