[Grace]

499 59 14
                                    

Helaan napas panjang keluar dari mulut Itachi, perkiraannya tidak meleset.
"Aku membuatmu menunggu lagi, maafkan aku." Naruto menatapnya dengan perasaan bersalah.
"Sudah kuduga akan seperti ini." Itachi memijit keningnya, membayangkan hari-harinya akan kembali sepi tanpa kehadiran Naruto disisinya. "Berapa lama waktu yang kau butuhkan?"

"Dua tahun." Naruto menjawabnya dengan mantap "Kurasa kurang dari itu jika kau mendukungku.

"Kalau begitu akan kubuat kau kembali dalam waktu satu tahun." Entah mengapa senyum Itachi terlihat angkuh di mata Naruto. Gadis itu mengernyit. "Sombong sekali anda, Tuan Itachi?"

"Kau tahu kau baru saja mendengar tekad seorang lelaki." Itachi menawarkan lengan kirinya yang disambut dan dipeluk dengan hangat oleh Naruto.

"Iya iya, anda benar. Kekasihku ini memang pria yang paling bertekad yang pernah kukenal!" candanya sembari mendandarkan kepalanya di bahu Itachi.

***

Naruto menyeka airmatanya yang mengucur deras dengan tissue yang tersedia didalam mobil Itachi. Kekasihnya berusaha menenangkannya dengan merangkulnya dan beberapa kali mengecupnya di kepala. Tak ada satu kalimat penghibur yang dia ucapkan, ia membiarkan Naruto menikmati kesedihannya sekarang karena sedari tadi dia sudah sangat berusaha kuat untuk tegar saat berpisah dengan orang tua dan adik-adiknya. Naruto akan memulai kehidupan barunya dengan keluarganya yang sebenarnya. Banyak yang harus Naruto ketahui dan mempelajari kebiasaan, etika, pergaulan dan banyak hal lagi. Disamping itu masih banyak anggota keluarga Uzumaki yang lain yang belum Nagato kenalkan kepada Naruto. Pastinya akan menjadi hari-hari yang melelahkan penuh tekanan untuk menjadi anggota keluarga Uzumaki seutuhnya.
Nagato tak pernah memaksa Naruto untuk menjadi 'seperti' mereka, ia ingin Naruto menjadi apa adanya dirinya. Namun dengan berbagai alasan yang masuk akal Naruto memintanya, bagaimana menjadi seorang Uzumaki seperti yang lainnya. Naruto dan Itachi telah berencana untuk menikah, baik Uzumaki dan Uchiha bukan dari kalangan warga biasa. Naruto tak ingin mempermalukan orang-orang yang ia cintai karena kekurangtahuannya tentang dunia sosial kalangan atas.

Jika boleh jujur, Itachi pun tak pernah keberatan dengan Naruto yang sekarang. Tapi tekad gadis itu tak bisa dilunturkan begitu saja dan memang ada baiknya Naruto mempelajari itu.

Itachi dan Naruto menghabiskan waktunya sebelum boarding dengan obrolan ringan seperti tempat-tempat yang wajib Naruto kunjungi dan kuliner yang harus dicoba selama di Italia. Semangat Naruto kembali membara membayangkan dirinya saat mengunjungi dan menikmati Italia seperti yang Itachi gambarkan. Setelah itu mereka membuat banyak foto berdua dengan ponsel masing-masing yang anehnya banyak dihiasi dengan potret Itachi yang tersenyum lebar. Itachi bersyukur Naruto berangkat pada hari libur, dengan begini Itachi tak perlu terburu-buru untuk mengejar pekerjaan.

Lelah berfoto dan tertawa, mereka berdampingan menunggu dalam diam. Tangan mereka terkait, kepala mereka saling bersandar menghabiskan waktu bersama tanpa suara. Lucu sekali, pikir Itachi. Mereka berdua tidak terpisah selamanya dan bukan dalam waktu yang sangat lama. Mereka berdua juga berjanji untuk bertemu di Italia, Itachi berencana mengunjunginya saat perjalanan bisnis nanti. Itachi merasa mereka berdua seperti pasangan remaja yang dimabuk cinta. Seperti tiada hari esok untuk bertemu, seolah dunia berakhir jika tak ada sang kekasih disisinya. Memikirkan itu membuat Itachi tersenyum geli. Mungkin ini karma telah menyindir Sasuke dan Sakura diawal hubungan mereka saat masih mesra-mesranya.

"Aku berangkat."

Saatnya boarding. Tak banyak barang yang Naruto bawa, meskipun begitu Itachi tetap mengingatkan Naruto semua perlengkapan yang dia bawa. Semuanya sudah lengkap dan tak ada yang tertinggal.

My Crow Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang