COWOK GANTENG PELAYAN RESTORAN #1

316 18 40
                                    

Part 1



Mendadak kaget, Daiki dibangunkan oleh alarm ponselnya dari volume rendah ke volume tertinggi. Ia pun bangun dari tidurnya dan segera berangkat ke sekolahnya. Rencanya sih sepulang sekolah ia akan makan diluar bersama temannya. Jarang-jarang Daiki bisa menraktir teman-temannya lho. Ia hanya dikasih jatah dalam 1 bulan sekali oleh orang tua nya untuk menghambur-hamburkan uang sesuai keinginannya. Ya, walau Daiki adalah anak orang kaya tapi ia tak sebebas anak lainnya jika berurusan dengan uang. Orang tuanya tidak mau menjadikan Daiki seperti anak orang kaya kebanyakan, yang terlalu bebas dalam berfoya-foya. Terlebih Daiki adalah anak tunggal, orang tuanya tak mau mendidik Daiki terlalu mewah. Jadi cara lain memanjakan anaknya adalah dengan memberikan kebebasan di akhir bulan.


Hari ini misalnya, ini permintaan Daiki pada orang tuanya yang membuat kesepakatan dengannya diakhir bulan. Kali ini Daiki meminta ijin untuk menraktir temannya disebuah restoran cepat saji yang baru saja dibuka di perempatan jalan utama Roico. Sekitar 15 menit dari sekolah Daiki dan 30 menit dari rumahnya. Melihat permintaan Daiki yang tak berlebihan, orang tuannya setuju . Mereka mengijinkan Daiki untuk menraktir teman-temannya.


Hati senang walaupun tak punya uang, hoo~

Mungkin seperti itu perasaan Daiki, Ia sudah banyak bersyukur karena banyak anak seusianya yang belum tentu merasakan kebahagian seperti dirinya.


Sesampainya disekolah, ia menunjukan lokasi strategis untuk acara makan-makan nanti siang sepulang sekolah kepada teman-temannya. Di sekolah ternama seperti ini, tak jarang sebagian dari mereka ada yang menolak ajakan Daiki. Dipandangan teman-teman Daiki, tempat seperti itu tak selevel dengan kekayaan keluarganya. Daiki tak ambil pusing melihat teman-temannya yang sebagian menolak tawaran Daiki. Namun, tak semua yang tidak mau. Ada 15 anak yang mengiyakan dan setuju untuk acara yang Daiki buat nanti siang.


Jam pelajaran sekolah pun berakhir, tiba dimana Daiki dan teman-temannya menuju tempat yang dimaksud. Mereka pun segera bergegas masuk kedalam Restoran Ku Tungu Balimu.

"Wah~ ini restoran baru itu ya?" tanya salah satu teman Daiki.

"Iya~ tempatnya indah sih. Nuasa romantis gitu, tapi sayang nama restorannya enggak banget deh." teman satunya berpendapat.

"Eh ini adek-adek, mau makan disini? Atau mau pengajian? Rame amat udah kaya anak ayam pindah dimari yak!" salah satu staff penyambut tamu pun sedikit melontarkan kata-kata candaan pada mereka anak-anak yang masih duduk dikelas 1 SMA.

"Iya pak, saya dan teman-teman mau makan disini, bukan mau pengajian." jawab Daiki.

"Oh, iya-iya boleh-boleh. Sok mangga atuh." orang itu menuntun mereka menuju meja panjang yang berdekatan dengan air mancur.

"Anu pak..."

"Aduh~ jadi berasa tua ini saya ya. Panggil saja saya Bang Hika, usianya gak beda jauh dari kalian ini kok hehe." cengengesnya.

"Iya Pak, eh Bang~ " jawab Daiki.

"Ayo pinarak~ alah-alah iki tole-tole sama sinduk-nduknya kabeh ganteng-ganteng, cantik-cantik yo."

Semua kebingungan, melihat Bang Hika menatap satu persatu wajah anak-anak SMA tersebut.

"Bentar, tak panggilin dulu pelayannya." sembari sibuk mencari, ia pun memanggil seseorang.

"Haa~ Dapat! Ah~ PIRANG! KESINI!" teriaknya dengan nada tinggi.

"Saya bang." pemuda pirang itu datang menghampiri, dan berhasil membuat Daiki melongo.

"Haiya~ lu olang ulus bocah-bocah ini ya! Lu olang layanin! Oe mau jemput tamu yang di sana! Haiyaaa... mana geulis pisan... aduh~ " Bang Hika langsung pergi secepat kilat menyambut sang tamu kehormatan.

"Itu orang kamus berjalan kali ya Dai?"

"Iya, gak ada sejam ngomongnya bisa gonta-ganti bahasa gitu."

"He-em.." Daiki tak fokus, dan hanya menatap wajah Yuya sedari tadi.



to be continue~


TAKADAI FANFICTION (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang