COWOK GANTENG PELAYAN RESTORAN #3 END

172 15 6
                                    

Part 3












Si Pirang Yuya akhirnya mengantarkan Daiki pulang, diperjalanan si Pirang hanya memperhatikan Daiki yang duduk salah tingkah karena tatapan tajam dari si rambut Pirang.

"Ngapain sih kamu dek? Pantatnya lancip? Kok duduk gak bisa tenang?"

"WHAT?!"

"Mau Yuya pangku?" jawab Yuya tanpa basa-basi.

"Enggak usah."

Hati Daiki berkecambuk, antara senang dan kesal. Apa-apaan dia mengataiku dengan sebutan pantat lancip?! Aku kaya gini kan gara-gara dia pelototin aku terus! Mungkin seperti itu curahan hati Daiki yang tak terima dengan ucapan Yuya.

Getaran cinta~ Bukan, Getaran ponsel Yuya membuat Yuya bergetar juga, seakan ikut berjoget. Entah apa ini, Tapi Daiki sedikit risih dengan kelakuan aneh Yuya dibalik wajahnya yang sangat ganteng itu.

"Tuhan~ Jauhkan hamba dari setan-setan mengudang ke-ilfeel-an hamba pada pemuda ganteng ini." gumam Daiki.

"Oh...Jadi begitu?! Gak suka?! Ngomong dong!"

"Eh...enggak...enggak... bukan gitu Yuya, Dai.. Dai gak bermak-"

"Kenapa dek?" Yuya menutup telponnya dengan tangan, hampir saja jantung Daiki mau copot mendengar suara lantang Yuya tadi.

"Yuya telpon?"

"Iya...biasa kerjaan karyawan gak bener, bentar ya." Si Pirang melanjutkan telponnya.

"Sialan, Dai pikir dia marah sama Dai. Fuuh ternyata marah sama orang yang telepon." Daiki mengelus dadanya.

"Tunggu, karyawannya?" bingung Daiki.

Daiki terdiam, Yuya yang merasa aneh karena Daiki tak seperti biasanya mulai angkat bicara.

"Dek, dari tadi kok diem? Semenjak turun dari bus Daiki gak ngomong? Mabok? Pengen muntah? Atau- "

"Cukup, sebenarnya Yuya itu siapa sih?"

"Yuya? Oh...Daiki bingung soal tadi?"

Daiki hanya mengangguk mengiyakan.

"Yuya sebenernya pemilik restoran itu. Cuma, Yuya gak mau kelihatan sombong."

Daiki terharu, matanya berkaca-kaca. Ia tak menyangka sosok yang ia kagumi ternyata bukan orang sombong.

"Terus terus?"

"Nabrak dek...hehe." cengenges Yuya.

"Serius.." nada Daiki datar.

Yuya mulai menjelaskan dari awal pada Daiki. Mulai ia mengumpulkan uang dari mengamen. Dan berkenalan dengan Bang Hika yang seperti kamus berjalan itu. Bang Hika awalnya mantan rockstar sejati yang setiap malamnya ngedugem rame-rame bareng temennya. Perkenalan mereka terjadi gara-gara Bang Hika mabuk berat dan mengambil gitar Yuya, disitulah Yuya mendapat uang banyak hasil ngamen dari Bang Hika yang dibawah kendali anggur merah. Yang kata orang bikin orang mabuk dan gak sadar.

"Jadi sebagai balas budi, Yuya kerja sama dengan Bang Hika buat buka restoran?"

Yuya mengangguk.

"Waah~ Yuya keren!"

"Ya dunk." ucapnya bangga sembari pasang muka sok cool.

Daiki hanya memicingkan matanya, Beneran sumpah kalau terus-terusan sama orang yang PD-nya selangit kaya mas Ganteng ini bisa naik pitam nih. Hati Daiki berkecambuk lagi.

"DEK ITU RUMAH MU? SUGEEEE!!!" Kagum si pirang.

"Hahaha... Yuya bikin kaget kirain apaan."

"SUGEEEE SUGEEE!"

"Apaan sih Yuya, Sugee sugee, kebanyakan nonton drama J-pang ya?"

"Bukan dek... SUGE itu SUngguh GEde..."

Daiki menepuk jidatnya, mungkin saat ia masuk rumah nanti harus beberapa kali mandi bunga, takut ketular penyakit dari si mas ganteng.

"Ya udah mampir aja."

"Enggak deh dek, MIRIS dek."

"MIRIS?"

"Yuya kan Minoritas Miskin."

"Jangan gitu dong Yuya, Dai juga gak mau dibilang sombong. Emang harus kaya itu diperlihatkan? Kan enggak harus juga." kali ini Daiki tersenyum.

"Yang kaya gini nih susah dicarinya. Yuya seneng deh, Daiki punya pemikiran baik kaya gitu." si Pirang itu mengusap rambut Daiki.

Walau akhirnya Yuya juga menolak tawaran Daiki untuk mampir kerumahnya, tapi Yuya janji suatu saat akan mampir jika diwaktu senggang.

Semenjak malam itu, Yuya jadi kepikiran Daiki. Jiwa pedofilnya kembali bangkit merasuk susunan syaraf-syaraf pusatnya. Yuya menggeleng membayangkan yang aneh-aneh.

Keesokan harinya seperti biasa, Yuya masih menjalankan kerjaannya sebagai pelayan restoran ganteng. Para gadis-gadis banyak berselfie ria dengannya. Dan restoran ini menjadi paling laris dihari ke-5 nampak wajah senang terlihat dikeduanya. Tentu saja dua orang yang berpura menjadi penerima tamu, bang Hika dan si Pirang pelayan restoran yang aslinya pengelola sekaligus pemilik dari restoran Ku Tunggu Balimu.

"Heh, Takaki! Bocah kemaren itu gak kesini lagi?"

"Masih sekolah kayanya bang. Ngapain?"

"Haiyaaa, jangan pikil oe tak tau. Lu olang suka sama dia olang kan?"

"Apaan sih bang, jangan mancing penyakit deh."

"Tapi, Ane pikir tu anak juga suka same elu, ndro!"

"Bang gue Yuya bukan Indro!" kesal si Pirang.

"Lawak dikit hehe.. ohya abang punya kenalan si neng Inoo, aduh mana geulis pisan. Niat abang mau dikenalin sama situ. Eh tapi abang inget, situ kan gak doyan cewek."

PLAK~

Jitakan mulus mendarat dikening Hikaru, Yuya berapi-api saat bang Hika mengejeknya. Tak tahan, Yuya pun pergi keluar. Ia berjalan menuju kantornya.

"Aku emang gak suka cewek tapi bukan berarti aku gak normal."

"Terus? Yuya apa dong?" Yuya tersentak kaget saat Daiki mendekatinya.

"LHO KOK BISA MASUK!"

"Tadinya Dai mau ngasih kejutan, tapi sama bang Hika suruh nunggu disini. Kalau waktunya pas baru Dai keluar, tapi kayanya bang Hika gagal deh."

"Gak gagal kok. Ohya, Daiki udah pulang?" penyakit Yuya kambuh, ia mulai mendekati Daiki dengan jarak 5 cm.

"A-anu... Mas Yuya terlalu dekat." Daiki tersipu.

"Emang kenapa? Mas rasa udah gak perlu disembunyiin lagi jati dirinya. Mas Yuya suka sama adek."

"Eh?"

"Yang Daiki denger itu bener. Mas gak suka cewek tapi mas normal kok." Yuya mulai membelai dagu Daiki.

"Ta-tapi Yuya..."

Tanpa aba-aba, Wajah Yuya semakin dekat dan ingin merasakan bibir lembut milik Daiki. Tak kuasa menolak, Daiki hanya bisa pasrah dan menunggu bibir si mas ganteng melekat pada bibirnya. Namun sebelum acara itu dimulai, sepertinya iklan datang tiba-tiba.

"WAH WAH RA BENER IKI!" celutuk bang Hika dengan logat jawanya.

Dan keduanya saking kagetnya hanya bisa diam tak berkutik.

"B-bang Hika." kata Yuya.

"Ya ini aku. Kenapa gak dilanjut orang abang mau nontonin kalian." sahutnya mendukung.

Daiki tersipu malu, sementara Yuya hanya bisa menunduk malu.

Semenjak itu mereka berdua blak-blakan soal hubungan mereka ke Bang Hika dan Author. Ingat Bang Hika dan Author!!

END

TAKADAI FANFICTION (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang