Chapter 1 :: [TRAGEDI BOLA BASKET]

188 27 2
                                    

Biarlah masa lalu jadi untaian kata,yang mungkin takkan pernah bisa kulupakan.

***

"Risa.. Sini" terlihat seorang anak laki-laki berteriak dari kejauhan sambil melambaikan tanganya.

"Iya, iya bentar" gadis itu segera berlari menuju tempat anak laki-laki tersebut tengah berdiri.

"Haadaa..... Apaah.. Huhh... Huhh..?" gadis itu menjawab tidak jelas karena nafasnya tak beraturan.

"Nih..oleh-oleh dari mama" anak laki-laki tersebut menyodorkan tangan kananya yang memegang sebuah kaca kristal berbentuk kubus dan didalamnya terdapat tumbuhan yang sudah diawetkan.

"Ini buat apa?" gadis kecil itu mengambilnya dan membolak-balikan benda tersebut.

***

"Risa.. Sayang.. Udah hampir sore loh.. Makan dulu yuk." samar-samar terdengar suara lembut ditelinga Risa.

"Iya ma.." Risa menggeliat dan berusaha membuka matanya. Dilihatnya senyuman tulus yang meneduhkan hati siapa saja yang melihatnya.

"Ehm..Mama kok udah pulang?" Suaranya terdengar sedikit serak.

"Mama hari ini gak lembur, jadi mama bisa pulang lebih awal. Bangun dong sayang.. Mama masak makanan kesukaan kamu lohh.." ibunya menjelaskan kepada putri kesayanganya dengan nada bicara yang sangat lembut.

"Mama kebawah duluan ya sayang, kamu juga cepet ke bawah! Okay.." sedetik kemudian, tiba-tiba keningnya terasa dingin. Yapss... kecupan manis dari bibir ibunya itu telah mendarat di kening Risa yang membuat Risa semakin semangat.

Risa berjalan menuruni anak tangga, ia melihat ibunya tengah sibuk menyiapkan makanan.

"Ehh.. Kamu ini, bikin jantungan" ibunya hanya mengelus dada melihat tingkah anaknya yang masih sangat manja dihadapan ibunya itu.

~RISA'S POV~

Aku sangat bersyukur punya mama seperti dia. Walaupun asisten manager yang katanya sibuk setengah mati, tapi mama berusaha meluangkan waktunya supaya bisa kumpul bareng. Walaupun cuma berdua dirumah yang yahh.. lumayan luaslah.

"Sayang... Tadi gimana sekolahnya? Cerita dong ke mama.." dengan nada memohon dan wajahnya berubah memelas.

"No matter sih mah" aku menjawab cuek bebek sambil makan makanan kesukaanku, jengkol

Cantik-cantik hobinya makan jengkol.hehe.

"Beneran... Nihh.." sambil mencubit lenganku. Aku cuma bisa mringis kesakitan. Tiba- tiba aku inget kejadian tadi siang.

"Mah, tadi aku ketemu sama Fe.. Uhukk.. Uhukk.." kebiasaanku nggak bisa diem kalau lagi makan ya gini deh jadinya. Kesedak.

"Kalau Makan pelan-pelang dong sayang.." mama menuangkan minuman untukku.

"Sayang..selesai makan ikut mama ke mall, shopping..okay. NGGAK ADA PENOLAKAN HARUS MAU" mama menekankan kata terakhir.

"Iya deh mah, iya" aku hanya mendengus kesal karena paksaan mama.

***

"Liat deh.. Mama kayak remaja umur 17-an tahun kan?" aku cuma tersenyum kecut.. "kayak gitu umur 17-an cihh..janda tua ada" aku bergelut dengan pikiran ku sendiri.

"Yee.. Malah komat kamit sendiri" mama mencubit pipiku karena dari tadi komat kamit nggak jelas.

"Aww.. Mama, sakit taukk..." aku cuma mendengus kesel sambil ngelus-elus pipi.

Friend Vs LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang