Bab 2

21 1 0
                                    

Sampailah kami di sebuah ruangan yang sangat sepi

" Loh ini dimana ka? Kok sepi" suaraku gugup.  Jantungku berdegup sangat kencang seakan mau copot. Aduh jangan angan,  pikirku mulai ambigu

"Udah deh gausah mikir aneh aneh . Gue ga bakalan ngapa ngapa in loh"

Loh kok dia tau ya apa yang aku pikirin,  batinku

"Udah deh gausah ngomongin gue dalam hati.  Loh tunggu sini, jangan nyoba pergi kemana mana!  " dia langsung melenuor pergi meninggalkanku.

Kutatap punggug tegap yang mulai menjauh.  Detak jantungku mulai normal.  Aku bosan diruang gelap dan pengap itu,  emangnya aku apa coba diyaruh di tempat gituan, pikirku.

Dengan perlahan kulangkahkan kakiku menuju pintu  keluar.  Dari balkon kulihat peserta ospek lain sedang dihukum oleh kakak kakak senior. Tapi kenapa kakak itu membawaku kesini,  bukan ke lapangan tempat peserta ospek lainnya.

Tanpa kusadari sedari tadi ada seseorang yang mengamatiku detail. Saat kusadar,  dia langsung berpura pura melihat peserta ospek.

"Maaf kak,  kakak kan yang tadi bawa aku kesini? " tanyaku dengan sopan. 

1 menit bahkan lebih berlalu,  dia tak kunjung menjawab pertanberbisik. Aku muak dengan sikap kakak senior yang aneh itu,  saat aku sedang bicara dengannya dia malah membelakangiku. Ku beranikan diriku untuk berkata,  namun sebelum mulutku terbuka sebuah jari telunjuk menempel di bibirku,  dia berbalik.

"Lo gausah ngomong apa apa dulu.  Gue bawa lo kesini karna gue ga mau lo dihukum sama mereka" tangannya menunjuk kerumunan senior.

"Tapi kenapa kak? " ucapku pelan hampir berbisik.

Dia lagi lagi tak menjawab pertanyaanku. Aku pasrah dengan sikapnya,  aku memilih untuk diam seperti apa yang dia lakukan.

                       ***    

Setelah beberapa menit menunggu di balkon,  akhirnya para peserta ospek selesai juga.  Mereka mulai berlarian menuju tas masing masing dan bersiap menuju ke AULA kampus.

"Lo ikut gue" denga seenaknya dia menarik tangan ku.

                         ***

Disinilah aku.  Disebuah ruangan luas yang cukup megah dengam cat berwarna orange dan gorden yang selaras.  Terdapat ratusan peserta dengan ospek dengan kakak senior berjumlah hanya puluhan.

Berjam jam menunggu kakak senior di depan berbicara.  Hingga tiba saatnya pulang.

Aku berjalan menyusuri koridor kelas.  Banyak yang melihatku sambil tertawa tawa. Aku bingung. Tiba tiba seseorang menepuk punggungku lumaya keras

"Aduhh,  siapa sih? " aku membalikan tubuhku dan mendapati seseorang yang tak asing dimataku . Dia lagi dia lagi. Tanpa menatapku dia langsung pergi meninggalkan ku. 

Aku, Kamu, DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang