Part 1

19 0 2
                                    

Sepekan telah berlalu, mentari tak juga tunjukan teriknya. Langit seakan tidak mendukungku untuk menyabut liburan panjang kali ini. Telah sepekan aku habiskan waktu liburku hanya menugurung diri di dalam rumah. Beberapa kali melalui pesan singkat Louis mengajakku bermain keluar rumah. Ya Louis teman dekatku yang merangkap sebagai pengawalku ketika di sekolah, begitu utus Mamih selama ini kepada Louis dan hanya dia satu-satunya teman laki-lakiku yang sudah akrab dengan keluargaku. Tapi dalam hati aku merasa tidak nyaman dengannya karena dia pengadu sekali, tidak mengerti bagaimana jiwa gadis remaja yang akan beranjak dewasa ini.

Sabtu ini Louis kembali mencoba mengajakku bermain ke taman gereja dekat sekolah. Awalnya aku cukup pesimis, karena selama ini kami mencoba untuk keluar rumah selalu berakhir dengan rencana saja. Bukan tidak mendapatkan izin dari Mamih dan Papih, tapi selalu saja hujan lebih awal datang sebelum kami pergi. Sejatinya aku lebih memilih di rumah saja dari pada harus hujan-hujanan di luar, dan lain halnya akupun tidak begitu suka dengan Louis, aku mulai merasa tidak nyaman dengan beberapa sikapnya yang mulai berlaga menjadi pacarku, padahal aku sama sekali tidak memiliki rasa kepadanya. Anehnya dunia, mengapa orang yang aku suka tidak jua mengajakku bermain, tapi hanya bisa menemaniku melalui pesan-pesan singkat. "Dear Paris, sampai kapan aku menunggumu. Aku hanya butuh kejelasan darimu, tidak sanggup lagi aku harus menyakiti perasaan-perasaan mereka yang harus bertepuk sebelah tangan karena mengharapku..." batinku.

Akhirnya malam ini aku tarik selimut lagi sambil mendengarkan tembang-tembang cinta yang dia ciptakan, entah siapa yang menjadi obyek dalam setiap karyanya. Kadang aku sering merasa cemburu kala dia sedang berkumpul dengan teman bandnya yang diantaranya ada Vinka teman duetnya bernyanyi. Andai saja aku dianugrahi kemampuan bernyanyi yang lebih baik, aku pasti akan mengajukan diri sebagai teman duetmu Paris. Lagi, lagi dan lagi berkhayal berjalan berdua denganmu di pinggir taman gereja menjadi khayalan pengantar tidurku malam ini. Semoga Tuhan mempertemukan kita malam ini meski hanya dalam mimpi.

Januari Hujan (Jilid 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang