Terjebak 3 A

696 8 0
                                    


Author pov

"Aditt kembaliin tas aku, aku mau buru-buru pulang nih langit juga udah mulai mendung terus kalo hujan gimana". rengek perempuan itu kepada sahabat laki-lakinya yang diketahui bernama Adit tersebut.

"Oh, kalo hujan tenang lo pulang bareng gue aja". Kata Adit cuek sambil terus menenteng tas Ara, ternyata tas tersebut adalah milik Ara yang tidak lain adalah sahabatnya.

Ara sudah tidak ingin berdebat lagi dengan Adit karena ia sudah lelah sejak tadi pagi dan sepertinya penyakitnya akan kambuh lagi dan Ara memutuskan berdiam diri ditempat duduknya sambil melipat tangannya yang akan di jadikan penopang untuk kepalanya.

Adit merasa aneh dengan sikap sahabatnya itu. Adit memikirkan keadaan sahabatnya yang satu ini.

Ara Pov

"Lo kenapa Ra?Nih gue kembaliin tas lo gue ga bisa liat lo sedih kayak gini"

Uh. Perkenalkan nama aku Ara Pramesti atau yang disapa Ara. Lelaki yang tadi berbicara kepadaku itu adalah sahabatku Adit, kami sudah bersahabat sejak awal mula diterima disma ini.

Semenjak kami bersama mulai ada getaran aneh yang menyerang jantung ku. Jika Adit sedang menggoda ku jantung ku seperti berkerja 100 kali lebih cepat dari biasanya seperti roket yang akan lepas landas.

Kembali lagi ketopik diatas, bagaimana aku tidak baper dengannya jika setiap saat aku selalu diberi perhatian lebih olehnya walaupun aku sadar aku hanya sebatas sahabat

"Aku ga papa kok Dit, cuma lagi ga enak badan aja"

Adit mendekat kearah ku.

Pluk

Sebuah tangan yang kokoh mendarat di kening ku. Ah hangat itu yang kurasakan saat ini.

"Yaampun Ra badan kamu panas, kamu harus segera pulang sekarang kalo tidak besok kamu bisa demam"

Adit menjadi panik setelah memeriksa suhu tubuhku tadi.

"Aku masih nunggu bus Dit, kamu pulang duluan aja gapa kok"

"Ga, pokoknya lo harus pulang bareng gue. Ga ada penolakan cukup saat itu aja lo nolak ajakan gue tapi untuk saat ini gue mohon jangan"

Gue takut jika Adit mengantar kan ku pulang karena ada sebuah kebohongan yang kusembunyikan selama ini walaupun kami sudah bersahabat sejak dulu.

"Ayolah Ra, kalo lo masih nunggu bus bisa -bisa badan lo tambah panas"

Tidak ada pilihan lain aku harus mengikuti kemauannya. Sebaiknya aku cari cara lain saja supaya adit tidak mengetahuinnya dulu.

"Ya aku ikutin kamauan mu, yaudah sekarang kembaliin tas aku dulu" saat aku akan mengambil tas ku, tangan Adit dengan cepat mengambilnya kembali.

"Kamu kan lagi sakit jadi ga perlu bawa yang berat dulu, Aku aja yang bawain ya ra "

Aku-kamu, sejak kapan ia mengucapkan kata-kata itu kepada ku. Kata-kata mu membuat Perasaan ini akan terus berkembang jika engkau berbuat seperti ini terus Dit.

Dalam Mobil

"Rumah kamu ada diblok barapa ya Ra, kok aku jadi lupa gini sih?"

"Eem, itu di blok 5 no. 7 yang pagar rumahnya warnanya Item ito lo"

"Oh yang itu aku baru inget"

Sebenarnya rumah yang aku tunjukkan itu bukan rumah ku melainkan rumah Pembantu ku alias Mbok Tinik.

"Yah, Ini dia rumahnya akhirnya sampe rumah mu juga"

Saat aku akan membuka pintu mobil Adit mencegah tangan ku.

Cinta TerlarangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang