"Kalian akan mulai showcase keliling dunia? Sungguh?" tanya Kara dengan begitu excited saat sedang berteleponan dengan Jian sore itu. Kara yang tadinya sedang berjalan menuju halte Trans Jakarta sampai menghentikan langkahnya karena terlalu terkejutnya dia mendengar berita baik dari Jian.
Jian pun tidak kalah excited dengan Kara saat ini. Begitu agensinya mengumumkan mengenai hal tersebut, Jian pun langsung menghubungi Kara.
"Ya. Mereka bilang kami akan mulai di sebagian besar kota di Cina dan Jepang dulu. Kemudian, kalau memang banyak permintaan, kami juga bisa melakukan showcase di Asia Tenggara. Atau bahkan di Indonesia!" Jian berbicara nyaris berteriak karena tidak bisa menahan rasa bahagianya.
Dua hal yang membuatnya senang, satu karena akhirnya dia bisa bertemu dengan penggemar internasionalnya dan kedua, karena bisa saja keinginannya untuk bertemu Kara selama satu setengah tahun ini pada akhirnya bisa terkabul. Karena alasan terakhir juga, Jian langsung menghubungi Kara.
"Wow. Aku tidak menyangka kalian akan secepat ini bisa melakukan showcase keliling dunia. Yah, meskipun baru sebatas di Asia, tapi tetap saja ini bagus sekali. Congratulation, Jian! This is one of your dreams, right?"
"Our dream!" ralat Jian sambil menatap wajah teman-temannya yang juga dipenuhi kebahagiaan saat ini. "Seperti katamu, kami pun tidak menyangka akan secepat ini bertemu dengan penggemar internasional kami. Satu lagi impian kami akhirnya terwujud."
"Semoga saja ada promotor Indonesia yang mau mengundang kalian ke sini."
"Harus. Kalau tidak, aku sendiri yang akan mencarinya. Pokoknya aku harus ke Indonesia."
"Kamu masih penasaran dengan rasa rendang seperti yang sering tunjukkan padamu, ya? goda Kara tertawa kecil. Tidak jarang di tengah acara video call mereka, Kara akan makan dihadapan Jian. Dan, setiap Kara makan rendang, lelaki itu tampak begitu penasaran bahkan sesekali tergiur akan rasanya. Karena itu, Kara sering menggodanya dengan sengaja mengirimkan gambar-gambar atau video mengenai makanan nomor satu di Indonesia yang bahkan sudah diakui dunia itu. Membuat Jian semakin penasaran ingin mencicipinya.
"Ya! Pokoknya aku harus makan rendang saat di Indonesia!"
"Hanya itu?"
"Sebenarnya ada lagi yang ingin kumakan. Tapi, aku tidak yakin bisa melakukannya." Jian menahan senyumnya sambil membayangkan sesuatu yang dia yakini tidak akan dimengerti Kara. "Kecuali aku mendapatkan izin."
"Kamu ingin makan apa? Soto? Nasi goreng? Bakso?"
"Kamu. Aku ingin makan kamu."
"Hah?" Kara yang sejak beberapa saat lalu sudah kembali melangkah, hampir menabrak pohon di depannya saat mendengar ucapan Jian.
Menyadari Kara yang tidak lagi bersuara, Jian pun akhirnya tertawa geli. Dia yakin, wajah gadis itu pasti sangat memerah saat ini. Seperti yang biasa dia lihat, saat sesekali dirinya menggoda Kara ketika sedang melakukan video call.
"Sialan kau, Jian! Aku hampir menabrak pohon karenamu!" seru Kara kesal. "Berhenti mengucapkan hal-hal bodoh!"
"Aku hanya bercanda, Baby."
"Tidak lucu!"
"Lucu buatku," sahut Jian sambil kembali tertawa kecil.
"Hem, kira-kira kapan kamu akan ke Indonesia, Jian? Entah kenapa, aku tidak yakin agensi kalian akan tertarik datang ke sini. Besar kemungkinan, agensi kalian akan memilih negara seperti Singapura atau Thailand."
YOU ARE READING
A Thousand Miles [JianKara Story #1] [5/5]
ФанфикWhen two hearts are meant for each other No distance is so far No time is so long And no other love can break them apart -Jakarta, 26 November 2016-