Golden Memories

3.9K 289 9
                                    

Sudah lewat lebih dari dua puluh tahun sejak Perang Besar. Dunia sihir berada dalam kondisi yang sangat terkendali. Kementrian –terutama divisi Auror- bisa menangani kekacauan-kekacauan kecil yang masih saja sering terjadi Severus Snape duduk di kursi kerjanya di ruangan bulat yang ada di salah satu menara tertinggi di Hogwarts.

Ruang kepala sekolah. Dia membaca surat kabar Daily Prophet. Mata hitamnya membaca satu per satu barisan kalimat di surat kabar itu dan dia menemukan sebuah nama yang selalu menjadi sorotan publik setiap kali ada kekacauan yang menarik perhatian.

" ... Harry Potter, Kepala Divisi Satu Auror, berhasil menangkap segerombolan orang yang mengacau di sisi Timur Inggris Raya. Gerombolan itu membuat kekacauan dengan memakai tanda kegelapan palsu di lengan mereka dan mulai menakut-nakuti warga..."

Seulas senyum tipis muncul di wajah pria berumur itu. Rambutnya yang dulu hitam panjang, kini mulai tampak memutih seiring bertambahnya usia. Severus tak keberatan dengan itu dan tak berusaha menutupinya. Dia justru tampak bangga dengan itu, karena setidaknya, dalam dua puluh tahun terakhir ini, dia menjalani hidup yang jauh lebih baik—jauh lebih berarti daripada hidupnya saat dia berusia tiga puluh tahunan dulu.

Selesai membaca berita itu, Severus melipat surat kabar itu dengan rapi dan meletakkannya di sudut meja kerjanya. Bertumpuk dengan beberapa berkas yang baru saja dia selesaikan. Menjadi kepala sekolah bukanlah jabatan yang membuatnya bisa bersantai, bahkan justru –dia
mengakuinya- kalau jabatan yang sekarang membuatnya jauh lebih sibuk daripada jabatannya dulu sebagai Potion Master di Hogwarts ini.

Saat Severus asik tenggelam dalam lamunannya, dia tersadar saat pintu kantornya terbuka dan masuklah seorang wanita paruh baya, Minerva McGonagall, Kepala Asrama Gryffindor.

"Para murid akan kembali hari ini, Severus," ujar wanita itu,

"ketenangan ini akan berakhir, ya?"

Severus mempersilahkan koleganya itu untuk duduk.

"Empat tahun ini rasanya Hogwarts seperti kembali saat Harry masih sekolah disini. Tiap hari ada saja keributan yang terjadi."

"Ya... tiga Potter dan seorang Malfoy. Itu lebih dari cukup untuk menggemparkan Hogwarts setiap hari. Bahkan Peeves sepertinya kesal karena keusilannya tersaingi."

Minerva tersenyum. Mendengar candaan dari seorang Severus kini bukan hal langka lagi, "lalu... apa sudah ada tanggapan dari Harry, kapan dia mampir lagi kemari untuk mengajar?"

"Belum ada balasan darinya. Tapi ku pikir tidak dalam waktu dekat. Kalau melihat berita di Daily Prophet, sepertinya dia sibuk."

Minerva mengangguk, "ya, ku rasa juga begitu. Seminggu belakangan ini namanya tidak pernah absen dari headline. Dia memang punya bakat untuk menarik perhatian media."

"Dan dia tidak jera meski kabar itu lebih banyak membuatnya susah daripada membuatnya senang," imbuh Severus.

Saat itu obrolan mereka terpotong saat seekor burung hantu hitam sepekat malam melesat masuk dalam ruangan itu dan mendarat di meja kerja Severus.

"Panjang umur dia. Baru saja dibicarakan sudah mengirim jawaban," Minerva mengusap kepala burung hantu yang dia kenal sebagai peliharaan Harry yang baru, kebalikan dari Hedwig yang berwarna seputih salju.

Minerva membiarkan Severus membaca surat dari Harry dan baru bertanya setelah rekannya itu selesai membaca,

"apa katanya?"

"Dia bilang dia bisa mengajar setelah libuan," Severus menyerahkan surat dari Harry itu pada Minerva, "Potter dewasa... entah apa jadinya Hogwarts kalau dia menerima posisi sebagai guru Pertahanan terhadap Ilmu Hitam."

severus - harryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang