Teman Rasa Pacar

422 2 0
                                    

PERTEMUAN PERTAMA

Aku membonceng kamu dengan sepeda motor ku, katamu, aku penjual iphone 5 yang jutek. Kalau manusia jutek sudah mau memboncengi orang yang menilainya begitu, kalau di kamus bahasa indonesia ada yang lebih dari kata suka, itu yang sedang di rasakan oleh manusia tersebut.

Semacam cinta pada pandangan pertama dalam lirik lagu A. Rafiq, masker penutup muka dan kedua matamu seolah meyakinkan itu.

Kenapa sih orang-orang itu membiarkan suara knalpot motornya berisik? mengganggu. Jawab mu, seolah menanya kepada ku dan diri mu sendiri.

Orang itu beda-beda, ada yang kayak kamu, ada yang kayak aku, ada juga kaya orang itu. Kamu ingin orang itu kayak kamu? Jawab aku tanpa memandangnya.

Kalo iya, kenapa? Jawab mu seolah kamu juaranya yang menimbulkan sebuah tanya ulang.

Kalo iya, orang-orang itu akan jadi saiangan mu. Aku suka orang kayak kamu.

*ternyata benar, perempuan itu lebih banyak nanya tapi tidak suka dengan pertanyaan.

PERTEMUAN BERIKUTNYA

Aku tidak akan kembali menilai mu, biar aku panggil kamu pura-pura ninja. Kamu tau kenapa? Enggak, jawab mu yang mendukung diri ku. Ninja itu tidak pernah menampakkan wajah asli, kecuali jika sudah tertangkap.

Terus.. Hubungan sama aku apa? Tanya mu kembali yang malah memotong penjelasan ku.

Di hari pertama aku bonceng, kamu pakai penutup masker, di hari berikutnya juga.

Terus.. pura-puranya di mana? Tanya mu lagi, seakan tidak sabar dengan tempo bicara ku yang santai.

Kemudian aku kembali menjelaskan..
Seorang Tuna Netra jika mengenalmu, dia pasti akan lebih sering berdoa kepada Tuhannya, agar disembuhkan dan bisa melihat bagaimana rupa wajah mu.

Ha Ha Ha Ha...

Kamu senang sekali? Tanya ku yang mulai risih dengan ketawanya yang bersuara seperti berbisik, itu pasti akibat masker penutup wajah yang juga menutupi mulutnya.

Aku itu punya sinus, jadi gak boleh kena debu.

Oh, jawab ku singkat.

Maksudnya Oh?

Aku tidak menanggapi, aku lebih fokus melihat jalan, memastikan kalau kita harus selamat sampai tujuan.

Tidak lama kemudian, kamu malah memainkan spion motorku sebelah kiri, yang membuatku sedikit gagal fokus, aku pandang spion dengan sangat hati-hati. Aku tidak melihat apa yang seharusnya spion motorku perlihatkan.

Sudah jangan kelamaan liat wajahku yang cantik ini, nanti kamu bisa jatuh cinta loh? Ha Ha Ha Ha

Aku kembali tidak menanggapinya, aku membenarkan posisi spion sebagaimana mestinya. Tapi kemudian kamu merusaknya kembali, kita sekarang malah jadi rebutan posisi spion.

Dasar pura-pura ninja.

*jangan dilanjutkan kalau tidak suka, nanti kamu akan menyesal, jadi.. salahkan aku saja dari sekarang.

PENGENALAN SINGKAT

Aku adalah yang menulis semua tulisan ini, sementara kamu adalah.. Kasih tau gak ya? Jangan deh, aku gak mau buat orang lain lebih cemburu dari kamu. he he he.. kecuali, kamu pernah cemburu denganku.. kecuali, kamu ingin namamu ada dalam tulisanku. Aku tidak bisa melawan keinginanmu, aku sayang kamu.

Semisalnya aku sudah menceritakan beberapa pengalaman pribadiku kepada seseorang, aku menilai itu dengan perkenalan singkat. Membuat diriku dikenal lebih dari sebatas nama dan pria berbadan kurus yang suka nulis.

Ayo dong ceritain..
Ayo dong..

Ku balas pesan mu di sebuah aplikasi chatting di smartphone ku

Iya, nanti ku ceritakan, kalo lutut kita sudah diantara meja yang sama, dengan segelas hot coklat dan roti bakar pisang keju tanpa kamu.

Kok tanpa aku? Balas nya

Kalo kamu dihidangkan pada roti bakar itu, terus aku harus menceritakannya kepada siapa? Kepada pelayan yang sudah mengantarmu..

Ha Ha Ha Ha
Okey, aku ada tempat yang semacam kamu sukai, kamu pasti suka. Balesnya seakan meyakinkanku, bahwa pengenalan singkat ini harus segera dilaksanakan dengan tempo sesingkat-singkatnya, kalau mau diperpanjang juga boleh.

Aku memang sempat menceritakan kepadanya tempat untuk ngobrol yang tepat untuk menceritakan pengalaman pribadiku. Tempatnya tidak harus mewah, apalagi dengan menu yang mahal, yang penting jangan bising, kalau bisa beratap langit serta bintang di bumi ini. Sewaktu aku ingin memulai cerita ku, sebelumnya, kupandangi kedua bola matanya dalam-dalam. Memastikan, lawan bicaraku benar-benar ingin mendengarkannya. Karena kamu harus tahu, Donal Trump yang menjadi Presiden Amerika sekarang, beliau saja belum tahu ceritaku. Jadi kamu jangan bangga kalau nanti sudah mengetahui kisahku, bahkan, mungkin pikirmu nanti, kamu sudah benar-benar mengenalku.

Jangan bangga, kalau akhirnya kamu menyesal.

*Kamu boleh bangga, tapi nanti kamu akan menyesal. Aku tidak ingin kamu merasakan itu, sungguh berat, biar aku saja.

FIRST KISS

Satu malam di Jakarta. Kami sedang kebingungan harus berbuat apa, agar malam itu bukan sekedar malam. Menyusuri pinggir kota Jakarta, beruntung malam itu cuaca mendukung, biar langit gelap, tapi tidak hujan, waktu itu sudah cukup malam.

Gerimis mulai tampak dan kita memutuskan berhenti di satu tempat di mana kita berteduh. Ternyata benar, kalau dalam ruang hampa hanya ada dua orang, yang ketiganya iblis.

"Khilaf yuk.."
Kamu menyatakan itu sembari menyengir, bahkan mengulangi hingga tiga kali. Aku terus menatap matamu dalam-dalam, memastikan kebenaran dari apa yang kamu nyatakan. Tapi kemudian kamu menyatakan pernyataan yang lain.

"Anjrit, gue deg-deg an.."
Aku juga benar adanya merasakan hal itu, tapi kita seperti dua orang yang paling bergengsi untuk menyatakan sesuatu, kemudian menertawainya agar suasana tetap terasa hangat.

Sayangnya waktu itu aku belum mengenal sosok Dilan, yang bisa meramal, mungkin membaca apa yang ada dalam sudut pikirmu. Kamu masih diam saja duduk di depanku yang sedang berdiri, hingga ku beranikan diri, untuk menjemput bibir mu, bersentuhan, tidak lama, tapi untuk waktu yang entah sampai kapan, aku akan terus mengingat peristiwa itu.

Kemudian...

CEMBURU BUTA

"Pergi loh, ngapain lo di sini!"
Setiba mungkin kamu berubah menjadi sosok monster yang ada di film ultramen, menyeramkan, untuk mengintipnya dari balik jendela juga tidak ada yang berani.

"Gue gak akan pergi" aku menaUnggapi dengan nada yang sangat rendah tapi bukan berbisik. Kemudian kamu sedikit berontak gak karuan..

"Pergi loh, gue udah gak butuh elo, gue gak butuh penjelasan elo!" suara yang dibarengi tangis di wajahmu, malah membuatku semakin memelukmu erat.

"Aku gak akan ninggalin kamu sendiri, aku takut ada orang lain yang nantinya akan membuatmu senang, kamu sekarang cuma lagi emosi karena rasa cemburu mu yang masih pra-menduga, aku sayang kamu gak pernah kurang".

Beberapa menit kemudian, aku menjelaskan semuanya dengan sejujur-jujurnya dan tempo sesingkat-singkatnya. Urusan dia setuju atau tidak, itu urusannya.

Sebelumnya aku bertanya, apa yang kamu cemburui dariku? apa yang membuatmu hingga kesal seperti ini? Bukan aku belagak gak tahu, tapi aku akan lebih tau pasti jika itu terdengar dari mulutmu.

Aku pikir kamu menyukaiku di dunia nyata, tapi anehnya kamu mencemburuiku di dunia maya. Sepertinya aku harus benar-benar hidup di dua dunia. Tapi aku tidak ingin, aku benar-benar menyukaimu di dunia nyata.





Catatan Manusia Bodoh Tentang RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang