Hujan, Luapan Amarah, dan Sepeda yang Melaju dalam Kegelapan

24 1 3
                                    

Kim Ki Hoon

10.05 pm

Para siswa-siswi sudah berhamburan ke luar sekolah sejak lima menit yang lalu. Meskipun begitu, masih ada sebagian dari mereka yang berkerumunan di depan gerbang. Mereka sedang berteduh di bawah atap gerbang sambil berharap cemas agar hujan cepat reda. Kulihat seorang gadis berambut coklat juga ikut membaur dalam kerumunan itu. Ia sedang menatap layar ponsel miliknya.

Ha Young belum pulang? tanyaku dalam hati. Karena penasaran, aku pun menghampirinya.

"Hei," sapaku membuka obrolan. "Belum pulang?"

Ia diam tak bergeming.

"Halo? Apakah ini makhluk hidup?" ucapku lagi sambil menepuk bahunya.

"Jangan sentuh aku." ujarnya lalu menjauh sedikit dengan tatapan remeh

"Lagi sih, kau diam saja," jawabku. Ia mendengus.

"Memangnya aku harus menjawab pertanyaan tak pentingmu itu?"

Aku mengangguk.

"Baiklah, jawabannya adalah tidak. Jika sudah tidak ada keperluan lagi, tolong menjauh dariku." sambungnya.

"Jangan ketus begitu dong, aku ingin menawarkan tumpangan kepadamu." ucapku sambil menepuk-nepuk kursi sepedaku.

"Terima kasih, tapi aku tidak membutuhkannya. Penjemputku akan tiba segera. Jadi, lebih baik kau pulang saja atau pergilah ke Hagwŏn."

"Benarkah? Berapa menit lagi?"

"Sekitar lima belas menit lagi"

"Kalau begitu aku akan menunggu bersamamu. Jika ia tak kunjung datang, maka kau harus menerima tawaranku." ujarku menantang. Ia mengangguk, lalu membuang pandangannya ke arah lain.

Yes! batinku senang. Awalan yang bagus.

——
  Han Ha Young

"Jangan ketus begitu dong, aku ingin menawarkan tumpangan kepadamu." ucapnya sambil menepuk-nepuk kursi sepedanya.

Tumpangan? Mengapa si cowok 'murahan' ini tiba-tiba menawarkanku sebuah tumpangan?

"Terima kasih, tapi aku tidak membutuhkannya. Penjemputku akan tiba segera. Jadi, lebih baik kau pulang saja atau pergilah ke Hakwŏn."

"Benarkah? Berapa menit lagi?"

"Sekitar lima belas menit lagi"

"Kalau begitu aku akan menunggu bersamamu. Jika ia tak kunjung datang, maka kau harus menerima tawaranku." ujarnya menantang.

Menunggu bersamaku? Apa ia sudah gila?

Merasa yakin bahwa sebentar lagi ibu akan datang, aku mengangguk lalu membuang pandanganku ke arah lain.

Ibu, cepatlah datang..

——
Hujan sudah hampir reda. Satu-persatu siswa meninggalkan gerbang sekolah. Sudah lebih dari lima belas menit Ha Young menunggu ibunya untuk datang menjemput, namun sampai sekarang tak kunjung datang.

"Sekarang sudah jam setengah sebelas kurang,"  ujar Ki Hoon sambil menatap jam tangannya.

"Sudah lebih lima menit dari perjanjian." ujar Ha Young cuek, seakan menebak apa yang akan diucapkan Ki Hoon selanjutnya.

"Itu kau tahu,"  ujarnya. "kacha."

Lagi-lagi Ha Young tidak memberikan respon. Matanya masih tertuju ke layar ponselnya.

"Aku jalan kaki saja, lagipula tempat pemberhentian bus umum tak jauh dari sini." ujar Ha Young sambil mencengkram tali bahu tas ranselnya.
"Annyŏng." ujarnya lagi tanpa memberi sedikit jeda agar Ki Hoon tak dapat membalas ucapannya.

Ia pun pergi begitu saja.

——
Kim Ki Hoon

"Aku jalan kaki saja, lagipula tempat pemberhentian bus umum tak jauh dari sini." ujar Ha Young.

"Annyŏng" ujarnya lagi tanpa memberi sedikit jeda agar aku tak dapat membalas ucapannya.

Ia pun pergi begitu saja.

Aku memperhatikannya pergi menjauh dan menghilang dengan tatapan hampa.

Dia pergi, benar-benar pergi.

Sial! Kalau begitu mengapa ia memberikanku harapan seperti itu? gerutuku kesal.

Merasa sudah terlalu membuang waktuku, aku mengayuh sepedaku dengan kencang dan meninggalkan gerbang sekolah sembari menenangkan diri sendiri.

Terserah dia sajalah.

——————————————————

Kamus Mini:

1. Hagwŏn/Hagwon [학원]: Tempat les

2. Kacha/Gaja [가자]: Ayo pergi (Dalam bentuk Banmal/Informal)

2. Annyŏng/Annyeong [안녕]: Halo/Selamat tinggal (Dalam bentuk Banmal/Informal)

——————————————————

Author's note

Halo! Akhirnya part selanjutnya sudah bisa di-publish!

Sebelumnya, saya ingin meminta maaf kepada para pembaca semua, mulai dari judul cerita yang berganti menjadi "KARMA", Beberapa revisi kata dalam cerita, hingga sampul yang berganti-ganti. Semoga part ini dapat menebus kesalahan saya 🙏

Alasan mengapa butuh waktu yang lama dalam meng-update cerita ini karena kesibukan saya di dunia nyata dan harus research sana-sini agar semua yang disampaikan sudah terbukti dan terpercaya 😆

Terakhir, i hope you all enjoy this story!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 11, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KARMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang