Mungkin kamu mulai lelah dengan sikapku. Mulai merasa tidak senyaman dulu. Perasaan-perasaan seolah berubah. Kita dihadang pertanyaan-pertanyaan yang mendatangkan resah. Perihal apa sebenarnya yang kita pertahankan? Mengapa kita menjadi seolah asing saat berhadapan. Masih adakah niat yang sama? Atau kita hanya terlalu takut lepas dari candu bersama.
Tenangkanlah perasaanmu. Jangan panik dulu. Aku tidak ingin gegabah menyimpulkan sesuatu. Cobalah beri jeda untuk kita. Lalu lihat, masih adakah rindu mendera? Rasakan getar di dadamu, saat jarak mulai menjauhkanku. Renungkan dengan kejernihan kepalamu. Seberapa pentingkah kita bagi dirimu? Sudahkah kita saling memiliki tanpa merebut paksa kebebasan diri. Ataukah, kita hanya saling memaksakan ambisi?
Jangan takut aku hilang sebab jarak mulai membentang. Jika tenang dan arah kutemukan padamu, pulang tidak akan pernah lupa hangat dadamu. Sedekat apa pun kita, jika rasa itu sudah tak ada. Hampa saja yang akan terasa. Beri aku waktu, untuk menjatuhkan cinta yang lebih dalam di dirimu. Kuberi kau waktu, untuk belajar menghargai rindu. Semoga kita selalu ingin saling kembali. Semoga semua rasa jenuh, hanyalah fase lelah saat memaksa terus berlari. Kita butuh istirahat, tapi tak perlu saling melepaskan dengan cara jahat.
Jangan menghilang lagi. Sebab hilangmu merusak suasana hati. Jangan pergi tanpa kabar lagi, sebab pergimu selalu saja meninggalkan sepi. Jika kau tidak bisa menguatkan aku dengan ada di sampingku. Jangan lemahkan aku dengan keberadaanmu yang tidak menentu. Jika kita tidak mampu bertemu setiap waktu. Setidaknya berusahalah untuk tidak membuat terlalu lama menunggu. Karena jika kita benar saling jatuh cinta. Kita tidak akan pernah membiarkan hati yang utuh menjadi luka.
KAMU SEDANG MEMBACA
BOY CANDRA
Short StoryBukan cerpen / novel, melainkan hanya sedikit cuplikan novel dari BOY CANDRA