Didalam sebuah ruangan yang penuh dengan buku-buku usang, setitik cahaya dipakai untuk menerangi ruangan itu. Terlihat disebuah meja baca, seorang lelaki tua dengan janggut panjang dan mengenakan jubah berwarna hitam yang menjuntai kelantai. Mencari yang dia inginkan disana, wajahnya dihiasi dengan keringat yang bercucuran dan kerutan di dahinya. Tergambarkan bahwa dia sedang khawatir. Khawatir tidak akan menemukan apa yang ia cari.
"Dimana buku itu? Seharusnya ada diruangan ini. Bukankah aku telah menaruhnya di lemari itu? Oh sialan, jangan sampai buku itu hilang" gumamnya pada dirinya sendiri.
Sementara Diluar Ruangan.
Seseroang berambut cokelat bermata abu-abu dengan Rompi tua berkotak-kotak dan mengenakan dasi berwana abu-abu di lehernya, tengah berdiri didepan pintu. Dengan sebuah jam analog yang terikat dengan rantai di sakunya. Perlahan dia membuka tutup jam tersebut dan melihatnya. "Oh sialan Cepatlah, aku rasa mereka akan datang beberapa menit lagi, ayolah Drowlyus".
Dari kejauhan, terlihat segerombolan orang dengan jubah hitam yang juga menutupi kepala mereka sedang berlari menuju ruangan tersebut. Ruangan dimana Ergado dan Drwolyus berada. Mereka berlari kencang memegang sebuah tongkat yang penuh ukiran di gagangnya dan terdapat sinar di ujung tongkat tersebut yang berwarna biru.
"Ohh sialan.... Hei pak tua, cepatlah mereka sedang menuju kemari dengan Porymoux mereka, aku tidak bisa menahan mereka semua sepertinya, Hei kau dengar aku?" Teriak Ergado dari luar ruangan. Melihat mereka berlari, Dia menyiapkan kuda-kudanya dan mengeluarkan sesuatu dari balik sakunya. Sebuah cincin dengan batu berwarna Biru yang tampak sedang bersinar. Dipakainya. Dia mulai meletakkan tangannya di atas dadanya dan seraya berkata "Grymoux Sheild". Seketika dari lantai muncul sebuah sinar biru terang yang muncul dan menyelimuti ruangan tersebut dengan perlahan.
"Ayolaaahhh,, dimana buku itu? Sialan." Drowlyus mencoba mengacak-acak meja dan lemari didalam ruangan tersebut dan terus berpindah-pindah.
"Akhirnya... Dapat, sialan ternyata disini kau rupanya. Hei Ergado Si Pak tua ini akhirnya mendapatkannya, cepat kesini".
Ergado tengah menahan segerombolan orang tersebut yang terus berusaha menghancurkan Perisai miliknya dengan Porymoux milik mereka. Segerombolan orang tersebut membacakan semacam mantra dan seketika keluar kilatan cahaya yang menyambar perisai miliknya.
Ergado menatap kembali jam analognya, dan bergumam "kurasa, tak ada pilihan lain, harus aku hentikan, tapi... ahsudahlah". Dia membuka tutup jam analognya, dan melepaskan rantai jam tersebut dari saku bajunya. "Hei Pak tua, Kurasa Jam ini dan buku itu kau saja yang memberikannya pada anak yang tepat. Aku akan menghantikan mereka. Setelah kuberi aba-aba kau datang dan ambil jam ini lalu pergi kembali ke Grouymount, mengerti!"
Didalam ruangan, Drowlyus samar-samar mendengar suara Ergado dan mendadak kaget. Kemudian dia berteriak "Hei nak, kau sudah gila? Kau bisa menjadi batu, tinggalkan mereka dan cepat kesini".
"Kau saja tidak bisa melawan para Wroxman ini, malah mau ajak aku berdebat, sudahlah, kau ingat ketika pertama kali kau menemukanku dan aku....."
"Diam nak,, aku.. sudahlah, cepat kemari"
"hmmm... Good Bye Teacher.... SEKARANG !!!!"
Ergado menekan tombol kecil di sebelah kanan jam tersebut dan mendadak seketika para segerombolan Wroxman tersebut perlahan berubah menjadi batu dan tak bisa bergerak. Tongkat Porymoux mereka mulai berhenti mengeluarkan kilatan sinar tersebut. Mereka ada 5 orang. Semua perlahan menjadi batu. Namun, Sang Penjaga Waktu yaitu Ergado perlahan juga ikut menjadi batu, semua tubuhnya. Mulai dari pakaian hingga sepatunya. Kecuali jam yang ia pegang. Jam itu... adalah Sang Waktu. "Drowlyus... Guru, kau.. adalah yang terba-" kata-katanya terputus ketika mulutnya berubah menjadi batu.
Drowlyus berlari dari dalam ruangan dan melihat kenyataan bahwa muridnya telah berubah menjadi batu. Murid yang ia ajarkan selama ini, yang sudah ia anggap sebagai anaknya. Telah berubah. Ia tak percaya apa yang terjadi dan terjatuh berlutut di hadapan murid kesayangannya itu. Setetes air mata terjatuh dan membasahi pipinya. "Aku...Aku... akan mengembalikanmu seperti semula Nak" gumamnya. Ia kemudian mengambil Jam tersebut dari tangan Ergado. Sebuah Porymoux miliknya, lalu mengucapkan kalimat Stoufous, lalu seketika ia menghilang dari pandangan. Menyisakan tetesan air mata di lantai tadi.
Kini Sang Waktu telah kehilangan penjaganya. Manusia biasa tak akan bisa menjadi Penjaga Waktu. Hanya orang yang terpilih dari pilihan sang waktu lah yang beruntung mendapatkan tugas itu. Namun, jika kalian berusaha menghantikan Sang Waktu, kalian juga akan terhenti. Menjadi batu yang keras dan tak akan pernah bergerak lagi untuk selamanya. Disinilah tugas Sang Guru yaitu Drowlyus yang terus berkelana mejelajahi waktu dan dimensi, meninggalkan Grouymount yaitu tempat tinggalnya sendiri untuk mencari Siapa The Time Keeper yang cocok untuk dia ajari. Mungkinkah dia, kau atau mereka? Mungkinkah seorang pejabat? President, atau ksatria? Mungkinkah seorang anak kecil? Atau seorang pemabuk?. Semua itu terserah pada Sang Waktu. Dia yang memilih.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Time
Fantasy"Kau saja tidak bisa melawan para Wroxman ini, malah mau ajak aku berdebat, sudahlah, kau ingat ketika pertama kali kau menemukanku dan aku....." "Diam nak,, aku.. sudahlah, cepat kemari" "hmmm... Good Bye Teacher.... SEKARANG !!!!" Ergado menekan...