Chapter III - Perjalanan Pertama

5 1 0
                                    


"siapa kau?" Tanya Alden.

Sosok berjubah yang menjuntai ke lantai dan berjanggut panjang menghampirinya.

"Ayahmu... dia pria yang baik, aku menyukainya" jawab pria berjanggut itu. Dia sangat kelihatan tua. Namun badannya kelihatan masih sehat dan bahkan tegap seperti binaragawan.

"Siapa kau? Dan bagaimana kau bisa mengenal ayahku? Dan bagaimana kau bisa disini? Mengapa semua orang disini berhenti dan mematung? Dan menga-"

"sssshhhhtttttt...... terlalu banyak pertanyaan Alden Winston. Atau kusapa Al.. "

Pria itu lekas menghampirinya dan tepat berdiri didepan alden yang sedang duduk bersandar. Pria itu mengarahkan sebuah tongkat berkuran 25cm dan dipenuhi ukiran. Lalu mengarahkan tongkat itu tepat kedepan mata Alden, dan seketika keluarlah cahaya biru. Lalu pandangan Alden berubah menjadi gelap.

Light's Out. Itu yang ada dalam pikiran Alden ketika pandangannya berubah menjadi gelap. Semuanya hitam dan tak ada cahaya sedikitpun. Apapun itu, telah membuatnya seperti ini. Dia berusaha memegang sesuatu. Apapun yang dapat diraihnya akan menjadikan itu teman sementaranya. Tapi, disini gelap. Bahkan tak dapat memegang apapun. Batu sekalipun. Dia hanya ingat dia sedang duduk bersandar dibawah dan pria berjanggut aneh datang lalu Sok mengenal dekat dirinya. Mengeluarkan tongkat seperti di film Harry Potter dan mengeluarkan cahaya biru lalu semuanya menjadi gelap.

"What the fuck, mengapa semuanya hitam? Hei.. siapapun kau.. hei pak tua berjanggut, apa yang telah kau lakukan padaku?" hardik Alden.

Dia hanya melihat kegelapan yang menelan dirinya. Namun, samar didengarnya sebuah langkah kaki. Perlahan mendekati dirinya. Didalam diri Alden seraya ingin berkata Cepat pergi, dia berbahaya yang menyuruh alden untuk lari dari kegelapan itu. Kemana saja.

Larilah Winston Junior. Kau tak mengenal dia, lari lah bodoh. Bisikan itu terus menggema di telinga alden. Namun, tak dilakukannya. Dia penasaran siapa si pria tua ini. Mengapa dia tau tentang ayahnya. Bahkan namanya. Bukankah hanya ayah, ibu, paman, bibi serta kakek-neneknya saja yang tau nama belakangnya. Winston. Semua orang yang kenal dekat dengannya bahkan tak tau nama belakangnya. Teman karibnya bahkan.

Langkah kaki itu perlahan mendekat. Alden hanya diam di tempat dengan mulut menganga. Mencari tau siapa pak tua itu, dan kenapa dia bisa berpindah tempat ke ruangan gelap itu.

Sebuah sinar perlahan muncul. Lemah, dan perlahan mulai terang dan sekarang kita bisa melihat sebuah Kilatan Sinar Biru terang yang dapat mengisi ruang gelap itu.

"Ouh, akhirnya mataku berfungsi, sesaat kukira aku buta." Oceh alden. "tapi hei.. siapa kau ini sebenarnya dan mengapa kau bisa memindahkan ku ke tempat gelap ini, bukankah tadi aku ada di-"

"Sssshhhttt... to much question Alden. Kau memang orang yang cerewet." Kata pria tua itu, yang sedang memegang tongkat yang mengeluarkan kilatan biru tadi. "I know you more than you know yours".

"Whaaaatt?? Who are you? Dan apa maksudmu?". Tanya Alden.

"Ooh Alden. Dimana kita bisa memulainya? Hmm, mulai dari kata Waktu"

"Apa maksudmu? Waktu. Ooh, kurasa kau yang membuang waktu ku sehingga aku terjebak di tempat ini"

"No Alden, I save you.. I Save Your Time"

"Bitch please... Who are you ? and Where am I?" Tanya Alden dengan sedikit menghardiknya.

"Well, Ini adalah ruang peralihan waktu. Bisa dibilang ruang hampa yang sama sekali tak terikat oleh waktu. Kau tidak akan bertambah tua sedikitpun, bahkan umurmu tidak akan berkurang sedetikpun. Dan melalui ruang ini, kau bisa pergi ke Masa Lalu dan Masa Depan"

"Whaat? Okay, kurasa kau sedang mabuk pak tua. Dan sekali lagi kutanya. Siapa kau?"

Ada tawa kecil di wajah pria tua berjanggut itu. "Okay, I'll tell you.. I am The Time Keeper".

The TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang