Chapter 7

720 96 4
                                    

TItle : When I Was Your Man.
Author : Nana Dewi
Genre : Romance
Cast : Suzy Miss A, L Infinite, Sehun EXO, Lee Min Ho.
Disclaimer : cerita ini hanya fiktif belaka, semua cast milik kita bersama. siapapun yang baca ff ini harap meninggalkan jejak. Jangan jadi pembaca gelap atau pembaca misterius.

"Sebenarnya aku ingin mendengar langsung dari nya, tapi aku terlalu takut dengan kenyataan yang ada." Kata minho lirih, matanya memandang kosong ke depan.

Sungai han terbentang luas di depan keduanya, samar-samar terdengar suara riuh dari beberapa orang yang sedang berkumpul tidak jauh dari mereka.

Sehun menoleh sekilas kearah sumber keramaian itu lalu kembali pada obrolannya dengan Minho. "Akan jauh lebih baik jika kau mendengar langsung dari suzy." Kata nya.

"Aku tidak bisa, aku terlalu takut." Minho menarik dalam deru nafasnya, kedua matanya terlihat begitu lelah.
"Hidup suzy sudah terlalu sulit, kau tidak tahu bagaimana cara dia bertahan hingga bisa melewati semua itu." Kata sehun. Sehun memutar tubuhnya hingga berhadapan dengan minho.
"Aku tahu kau pria yang baik, bukan tipe pria brengsek yang akan mencampakkan suzy setelah kau mendapatkan apa yang kau mau." Sehun membuat jeda pada kalimatnya, kedua matanya menatap dalam wajah minho. "Bisa kah kau menerima suzy meski dalam hal buruk sekalipun?" Tanya sehun. Tubuhnya kini berhadapan dengan minho, sorot matanya menatap tegas pada pria itu.

Hening, minho terdiam matanya terpejam sesaat. Di tariknya dalam-dalam deru nafasnya lalu di hembuskannya dengan tenang.

"Tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini, begitu juga aku." Katanya lemah. "Hanya saja...jika yang aku fikirkan itu memang sebuah realita yang sebenarnya. Setidaknya aku bisa belajar, mencintai seseorang juga berarti harus bisa menerima hal buruk bahkan hal mengerikan yang pernah di lakukannya sekalipun."

Ini memang kenyataan pahit, sehun mengerti apa yang minho rasakan. "Tunggu sampai suzy yang mengatakannya sendiri padamu. Itu akan jauh lebih baik." Katanya.

******

Ada kalanya sebuah lagu mengingatkan kita pada memori yang tertinggal di masa lalu. Seperti ada medan magnetik yang menarik kita untuk masuk ke dalamnya kembali ke masa lalu untuk beberapa saat.

Suzy terduduk lemah di kamar apartemennya. Di depannya tergeletak sebuah kotak besar berisi beberapa benda dan setumpuk lembaran foto. Hatinya perih setiap kali melihat semua foto itu. Ingin sekali rasanya dia menghancurkan semua benda itu, benda benda yang mengingatkannya pada masa lalu nya. Hanya saja dia takut...dia takut menyesal setelah menghancurkan semua itu.

Suzy menekuk lututnya membenamkan wajahnya di atas lutut yang tertekuk. Dunia nya pernah hancur karena pria itu, tapi kenapa sampai detik ini dia tidak pernah bisa mengenyahkan bayangan pria itu dari hati dan fikirannya.

Berkilo-kilo meter dari tempatnya, myungsoo melesat secepat kilat di atas motor besarnya. Fikirannya kosong, matanya menatap lurus jalanan panjang di depannya.
Belakangan ini dia selalu di hantui oleh mimpi-mimpi buruk, di mana seorang anak laki-laki kecil selalu datang dalam mimpinya. Berdiri di depannya dengan wajah murung lalu menangis histeris kemudian melompat kearah myungsoo dan menggigit lehernya. Mimpi itu terus datang dalam tidurnya hampir setiap malam.

------

Yeri mengusap tengkuk lehernya, tiba tiba bulu kuduknya jadi merinding, sesekali dia berlari kecil, merasa ada orang yang sedang mengikutinya. malam semakin larut, jarum jam di tangan kirinya sudah menunjukan pukul 9 malam. Yeri mempercepat langkahnya menyusuri lorong kecil yang menuju rumahnya.

Jauh di belakangnya seorang pria sejak tadi terus mengikutinya. Sesekali pria itu bersembunyi saat yeri menoleh ke belakang. Pria itu juga ikut berlari kecil saat yeri berlari. Namun kali ini yeri berlari dengan cepat, melesat begitu saja hingga tak ada lagi jejaknya. Pria itu menggeram kesal karena kehilangan jejak yeri, di carinya kesana kemari tapi yeri menghilang begitu saja bagai di telan bumi.

When I Was Your Man Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang