Kenyamanan

92 7 1
                                    

Setelah 1 minggu aku dekat dengan Yayan melalui telepon dan sms, aku pun mulai merasa nyaman dengannya. Kami juga sudah mulai terbuka dengan perasaan masing - masing. Aku tak lagi merasa malu untuk bertanya mengenai perasaannya padaku. Pada hari minggu, dimana saat itu ekskul Yayan akan mengikuti lomba dan melakukan persiapan di tempat lomba, lomba tersebut di adakan di dekat rumahku. Sore itu, aku dan Cindy pergi ke sekolah untuk melatih petugas upacara yang akan melaksanakan upacara pada hari senin. Ketika petang telah tiba, aku pun bergegas pulang kerumah. Namun, ketika aku dan Cindy akan keluar dari gerbang sekolah, salah satu teman Yayan menahanku untuk pulang dan mengatakan "Fiyah, jangan dulu! Yayan mau bicara ama kamu". Awalnya, aku mengira itu hanya tipuan, akhirnya aku memutuskan untuk pergi dan tidak menunggu Yayan. "Apa yang mau Ia bicarakan? Gak takut ama pembinanya yah? Udahlah, aku pergi aja, kayaknya aku juga cuman diboongin deh". Ketika aku keluar dari gerbang, aku melihat ke kaca spion motor yang kubawa, dan saat itu pula aku terkejut karena Yayan sedang membawa motornya dan Ia berada di belakangku. Setelah melihatnya berada di belakangku, aku berniat ingin melaju karena aku takut jika dilihat oleh pembinanya. Tetapi, ketika aku akan berbelok ke arah kanan, ternyata Yayan sudah membelokkan motornya terlebih dulu dan Ia membawa motornya di depanku. Namun, setelah melihatku berada di belakangnya, Ia memperlambat kecepatan motornya karena Ia menungguku dan ingin aku membawa motorku bersampingan dengannya. Aku ingin mendahuluinya, tetapi Ia menahanku dan mengatakan "Fiyah, tunggu. Aku mau bicara dulu ama kamu". Ketika mendengarnya, aku terkejut karena itu adalah hal pertama kalinya Ia berani untuk mendekatiku secara langsung, padahal saat itu teman - temannya berada di belakang kami. Kemudian aku mengatakan "Loh, pembina kamu dimana? Kalian mau ke tempat lomba yah? Ada banyak temen kamu disini Yan, aku takut ketahuan".
"Yah, gak apa - apalah. Gak ada pembina kok, temen - temen aku juga semuanya udah tau tentang kita kok. Tenang aja, mereka gak bakalan bilang apa - apa ke pembina" Balas Yayan.
"Oh, syukurlah. Tapi eh, kamu kok berani banget nemuin aku langsung sih?" Tanyaku kembali.
"Soalnya tadi siang aku ketiduran mulu Fiy, jadinya lupa sms kamu. Takutnya, ntar kamu marah. Kalo kamu marah kan nakutin banget" jawab Yayan.
"Kamu mah tidur mulu, dasar kebo" Ucapku datar.
"Aku kecapekan Fiy, maaf", ucap Yayan.
"Iya iya, gak apa apa kok Yan, lagian aku gak marah kok", jawabku
"Makasih yah Fiy, eh kamu mau langsung pulang ke rumah kamu kan? Jangan pergi - pergi ke tempat lain lagi yah. Soalnya udah mau maghrib nih"
"Iya Yan, kamu juga yah. Langsung sholat kalo udah sampe rumah. Jangan lama - lama di tempat lomba"
"Iya Fiyah, hati - hati di jalan yah"
"Iya Yan, kamu juga"
Setelah kami telah mendekati tempat lomba, kami berdua berpisah di depan tempat lomba, dan saat Yayan dan teman - temannya akan memasuki tempat lomba, teman - teman Yayan menyoraki diriku dari belakang. Mereka melihat kami berdua dan mereka semua merasa lucu, karena ini pertama kalinya Yayan berani untuk mendekatiku secara langsung.
Ketika aku telah sampai di rumahku, aku masih kepikiran mengenai kejadian antara aku dan Yayan di jalan, aku sangat senang, bahkan aku melompat - lompat di tempat tidurku karena aku tak bisa berhenti memikirkan kejadian itu.
Hari senin pun tiba, aku dan Yayan kembali bertemu di halaman sekolah dan Yayan tersenyum padaku, begitupun denganku. Setelah kejadian di hari minggu itu, aku sangat yakin bahwa Yayan benar - benar menyukaiku. Yayan pun menceritakan awal Ia menyukaiku melalui telepon. Ia mengatakan bahwa Ia menyukaiku sejak kelas X. Namun Ia merasa bingung bagaimana caranya mendekatiku karena saat itu Ia juga tau bahwa aku membenci sebagian anggota ekskul dan pembinanya. Namun, Ia merasa senang karena akhirnya doanya terkabulkan. Doanya untuk dekat denganku pun dikabulkan oleh Tuhan.
Setelah 2 minggu kami selalu mengirim telepon/sms, tiba - tiba, sesuatu hal yang tak pernah kami duga, terjadi.
Bersambung~

Are You Mine?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang