Ia yang sedang tersenyum sendiri

115 8 0
                                    

Keesokan harinya, ketika aku sampai di sekolah dan masuk ke dalam sekolah, aku bertemu dengan Yayan di depan pintu gerbang sekolah. Saat itu, Ia berjalan mendahuluiku, tetapi, secara tiba - tiba, aku tak sengaja batuk dan Ia mendengar suara batukku. Kemudian, Ia memperlambat jalannya, entah, aku tak mengerti dengan apa yang Ia pikirkan saat itu. Mungkin saja Ia berpikir bahwa aku sengaja batuk untuk memberikan kode bahwa aku berada di belakangnya. Karena Ia berjalan dengan lambat, aku pun mempercepat jalanku dan aku berada di depannya. Namun, ketika guru jaga pada hari itu menyuruh seluruh siswa yang baru datang untuk memungut beberapa sampah yang berserakan di halaman sekolah, kami berjalan bersampingan. Ketika berada disampingnya, aku merasa sangat gugup dan tanganku gemetar. Kemudian, saat kami membuang sampah yang telah kami pungut, aku membiarkannya untuk membuang sampah yang Ia pungut terlebih dahulu. Ia sempat melihatku ketika Ia berbalik badan setelah membuang sampah. Saat itu, kami terasa sangat canggung, hingga menyapa saja, kami berdua tak berani.
15 menit setelah aku sampai di sekolah, bel pun berbunyi, pertanda bahwa waktunya untuk melakukan apel pagi. Semua siswa telah berkumpul dilapangan, begitupun denganku dan Yayan. Kami berdua selalu mengambil tempat yang paling depan ketika apel pagi, biasanya, sesekali kami saling bertatapan. Entah mengapa, aku tak dekat sama sekali dengannya, tetapi aku menyukainya hanya dengan sekali tatap dan itu pertama kalinya terjadi padaku. Sebelumnya, aku pernah berpacaran, tetapi, sebelum berpacaran, biasanya aku melakukan 'Pdkt' terlebih dahulu agar aku bisa yakin bahwa aku menyukai orang yang dekat denganku saat itu, karena aku termasuk salah satu perempuan yang suka memilih laki - laki yang sesuai dengan tipe idealku. Tetapi, ini pertama kalinya aku menyukai orang yang bahkan tak pernah berbicara denganku dan aku menyukainya hanya karena kami sering bertatapan. Ketika jam istirahat tiba, semua teman sekelasku pergi ke kantin dan seperti biasanya, Yayan dan teman - temannya yang se-ekskul dengannya berkumpul di samping kelasku. Ya, mereka memang sengaja berkumpul setiap waktu istirahat dan sebelum sholat Dzuhur. Entah mengapa, mereka sangat betah berkumpul di kelas yang berada disamping kelasku pada jam istirahat dan berkumpul di depan ruang tata usaha ketika akan sholat dzuhur. Mereka selalu berkumpul untuk terus menjaga ikatan persahabatan mereka dalam satu ekskul. Awalnya, ketika kelas X dan kelas XI, ekskul mereka dan organisasi sekolahku selalu saling menghina dan kami selalu memiliki konflik yang berbeda - beda dan itu membuat kami saling membenci. Namun, ketika kami naik ke kelas XII, disitulah ekskul dan organisasi sekolah kami mulai memiliki hubungan yang baik dan banyak anggota dari ekskul mereka dan organisasi kami yang 'Cinta lokasi', mungkin karena anggota ekskul Yayan mulai ramah pada semua orang meskipun mereka dilarang untuk ramah dengan lawan jenis. Ketika Yayan dan teman - temannya berkumpul, aku melihat Yayan terus melihat ke arah kelasku, sedangkan aku bersembunyi di balik pintu sambil memperhatikannya. Namun, Ia melihatku sedang memperhatikannya dari pintu kelasku, dan Ia tersenyum melihatku. Teman - temannya yang melihatnya tersenyum, merasa heran karena mereka tidak melihat diriku dan mereka berfikir bahwa Yayan sedang senyum sendiri. Salah satu teman Yayan yang bernama Dirga, menyentuh bahu Yayan dan bertanya "Kamu ngapain Yan? Kok senyum sendiri? Kerasukan yah?", Yayan menggelengkan kepalanya dan teman - temannya tertawa karena mereka mengira bahwa Yayan sudah kehilangan akalnya karena Ia tersenyum sendiri padahal mereka tak melihat keberadaanku dan tak mengetahui bahwa Yayan sedang tersenyum padaku yang diam - diam memperhatikannya.
Bersambung --

Are You Mine?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang