8

82 4 0
                                    





Kini jam sudah menunjukkan pukul empat sore, namun Shilla belum juga kembali ke rumah. "Za gue mau pulang." Rengek Shilla yang meminta pulang, karena sedari tadi, Reza menahannya untuk tidak pulang. Ia juga malas untuk mengantarnya pulang.

Namun walau bagaimanapun juga, ia tetap harus mengantarkan Shilla pulang, karena Reza lah yang membawanya datang ke rumahnya, jadi dia juga yang harus mengantarkannya kembali.

"Iya iya sebentar lagi." Jawab Reza, yang fokus terhadap ponsel yang berada di genggamannya. Aktifitasnya belajar dan di ajarkan oleh Shilla sudah selesai sedari tadi. Dan kini ia sedang bermain games di ponselnya itu.

"Za ayo! Buruan ihh. Nanti gue di cariin." Ucap Shilla frustasi, ia geram dengan Reza yang tidak mempedulikan ucapannya. Dan saat mendengar ucapan Shilla tadi, Reza langsung terlonjak kaget. Ia langsung menutup ponselnya seraya berdiri. "Ayo." Ucap Reza dan langsung melangkahkan kakinya keluar dan diikuti oleh Shilla yang berada di belakangnya.

Reza sudah melajukan mobilnya meninggalkan pekarangan rumahnya. "Gue laper." Ucap Shilla, mendengar itu Reza langsung menoleh. Reza tertawa saat melihat Shilla yang sedang memegang perutnya, dengan memasang wajah layaknya orang yang sudah kelaparan.

"Makan?" Tanya Reza yang masih tertawa, Shilla mengangguk sebagai jawaban, dan menoleh ke arah Reza dengan wajah polosnya. melihat wajah polos Shilla seperti itu, Kedua sudut bibir Reza terangkat. Lucu, ucap Reza dalam hati.

***

Shilla memakan makanannya dengan lahap, hingga membuat Reza yang melihatnya tak mengedipkan mata. Reza melongo melihat perempuan yang berada di hadapannya itu.

"Nafas Shill, pelan pelan entar Lo tersedak." Ucap Reza mengingatkan, kini Reza sudah menghabiskan makanannya. Lalu Shilla? Ya, ia memang belum menghabiskannya, saat memesan makanan tadi, Shilla memang memesan makanannya cukup banyak.

Entahlah, Reza tidak mengerti ada apa dengan perempuan tersebut. Baru kali ini ia melihatnya seperti itu. "Kenyang." Ucap Shilla saat sudah menelan makanan yang berada di dalam mulutnya.

"Abisin, itu masih ada, sayang kalo ga di makan." Reza menunjuk ke piring yang berisi spaghetti yang sama sekali belum di sentuh oleh Shilla. "Kenyang za." Jawab Shilla sambil memegang perutnya.

"Lo aja ya yang makan." Ucap Shilla lagi, lalu ia mengambil spaghetti tersebut menggunakan garpu, dan menyodorkannya ke mulut Reza. Namun Reza menolak, "makan, bantuin gue. Lo bilang sayang kalo ga di makan." Ucap Shilla mengembalikan kata kata Reza tadi. Dan Reza pun menerima suapan spaghetti yang Shilla sodorkan tadi.

Shilla tersenyum senang saat Reza menerima suapannya. Shilla tersenyum manis, membuat Reza yang melihatnya ikut tersenyum. "Gitu dong senyum, jangan pasang muka datar mulu." Ucap Reza yang masih mengunyah makanannya. "Kan cantik kalo Lo senyum gitu." Lanjutnya lagi.

Saat mendengar kalimat terakhir Reza, Shilla merasa pipi nya merona karena ucapannya tadi. Shilla memalingkan wajahnya, Ia berdoa semoga saja Reza tak melihat pipinya yang memerah itu.

"Buruan abisin, mau pulang gak?" Suara berat Reza menyadarkan Shilla dari lamunannya. Shilla berdiri, berniat untuk mengajak Reza pulang saat itu juga, tanpa melanjutkan aktivitas memakan spaghetti nya lagi.

Reza bingung melihatnya, ia masih terduduk di bangkunya. "Ayo pulang." Ajak Shilla, "belom abis." Jawab Reza melirik piring yang berisi spaghetti milik Shilla. "Udah ah, kenyang." Ucap lalu meninggalkan Reza di tempatnya.

Reza berdiri, ia melangkahkan kakinya mengikuti Shilla yang sudah meninggalkannya. Tak lupa ia meninggalkan beberapa lembar uang di atas meja, untuk membayar makanan yang sudah mereka makan tadi.

SHILLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang