ANEH

23 5 3
                                    

  Malam yang panjang bagi alfi,ia terlambat bangun dari jam yang ia rencanakan,dan hanya mendengus kesal,sebenarnya kalau untuk sekolah jam bangunnya memang tak masalah,tapi mama tidak dirumah,jadi ia tidak sempat lagi untuk memasak,dan akhirnya alfi harus sarapan diluar.

Alfi juga bersyukur karena wira tak datang kerumahnya di tengah malam.lagipula bagaimana bisa wira masuk,semua pintu sudah alfi kunci rapat.
   
    Alfi sudah siap untuk berangkat sekolah,dan berhenti sejenak melihat karpet abu abunya,ada noda di sana,terlihat seperti noda kopi,alfi membungkuk,dan mengusapnya.
" aneh...perasaan tiga hari ini aku belum minum kopi.kemarin juga karpetnya masih bersih...ah udah deh paling juga karna aku kurang perhatian,mungkin aja dari kemarin kemarin emang udah kotor" alfi mengambil tas nya dan berangkat sekolah.
  sesampainya di sekolah alfi,mengambil kursi di bagian belakang,disekolahnya memang tak ada peraturan kalau muridnya harus duduk dibangku yang sama,siapa cepat dia dapat,itulah yang dilihat alfi di hari pertamanya sekolah.
Alfi mengambil kursi dibelakang agar dapat menjalankan rencana pertamanya,hanya sebagai pengamat tenpa melakukan apa apa
   Sebenarnya tidak semua orang menganggap remeh padanya,saat tere ,si perempuan kejam itu sedang memaki maki alfi,banyak teman sekelasnya yang memandang kasihan,tapi itu juga buruk,karena alfi paling benci dikasihani.disekolahnya dulu,ia selalu menghindar dari tatapan kasihan orang lain saat ia mengalami masalah,dengan cara memperlihatkan wajahnya yang baik baik saja yang terkadang tanpa ia sadari terlihat seperti sombong,dan membuat sikapnya tampak  angkuh.
   Alfi juga tipe orang yang benci mendengar pujian pujian orang,karena menurutnya,orang orang yang mudah memujinya juga mudah membuat argumen tentang banyak hal,dan rata rata mereka suka menggunjing.jadi,pada saat orang orang memujinya,alfi akan bersikap bahwa yang mereka puji itu masih kurang dari kenyataan dengan membangga banggakan dirinya sendiri,supaya mereka jera dan malas memberikan kata kata yang baik pada alfi.
   pagi ini pagi yang cerah ,tapi tampaknya kelas alfi masih sepi.
Mengeluarkan novel dari tasnya.
Buku karangan tereliye itu tak pernah bosan alfi baca,ia sudah membacanya tiga kali,tapi tetap menikmati setiap kata dalam novel itu.alfi sendiri tidak tau kenapa ia menyukainya,mungkin karena penulis buku itu khayalannya terlalu tinggi,membuat buku itu menjadi menarik,banyak kata disana yang berada diluar perkiraan.
  krek...seseorang menarik kursi disebelah alfi.laki laki dengan hoodie berwarna hitam,rambutnya sedikit merah,tapi tidak terlalu terlihat,hanya dengan jarak dekat baru orang akan menyadarinya,kulitnya putih pucat,jam tangan hitam melingkari pergelangan tangannya,dengan satu headseat yang bergelantung di telinga kirinya,dan satunya lagi tidak dipasang,tasnya kelihatan ringan,seperti tak berisi sama sekali.
  Laki laki itu sedikit melirik ke arah alfi yang dari tadi memandanginya,bukan karena alasan ntah apa alfi memperhatikannya,tapi hanya karena ingin melihat saja.
   " eh elo siapa? Gue gak pernah liat...."
Laki laki itu sedikit mengerutkan dahi melihat alfi.
  " aku baru masuk kemarin,baru pindah."
" ohhh lo murid baru" tersenyum lalu menaikkan satu alisnya yang terlihat seperti tatapan menilai.kemudian mengulurkan tangannya.
  "Ifram..nama lo siapa?"
Alfi tersenyum manis dan membalas uluran tangannya.
" alfi" Laki laki disampingnya terlihat menarik dan lumayan ramah.
   " panjangnya siapa?"
  " alfiandri dewaja"
Ifram menautkan alisnya
" ah lo nyontek nyontek nama gue aja..."
" hah? Emang nama kamu apa ?"
" ifram aldiwaja"
" yaelah dikit doang mir..."
" jodoh kali ya!"
" heheh bisa jadi bisa jadi"
" ini bukan game di TV TV kali..pake bisa jadi segala,yang adanya ia sama nggak "ifram menunjukkan muka serius yang dibuat buat.
  " hmmmm ia aja dahh "
Lalu mereka tertawa bersama sama.
  "eh seru banget,ada apaan nih?"
Dian sang ketua kelas menarik kursi di depan alfi.
  Alfi menahan napas" ya ampun gantengnyaa..." kata kata itu keluar dari mulut alfi tanpa ia sadari.
   " banyak orang bilang gitu"
dian menjawab dengan asal,tak terlalu menanggapi kata kata alfi yang ia anggap juga asal keluar.
  " PD amat pak!!, lu juga fi,barusan bilangnya kita jodoh,ini malah kepincut sama bapak bapak ,hmm kamu tak setia padaku beyb,ngambek gue!"
   Alfi menutup novel yang ia genggam sedari tadi.alfi benar benar malu itu sama saja dengan ia keceplosan dan terlihat seperti cabe tak punya aturan dimulutnya
" duh duh duh tomatnya dah mateng fi..." ifram menggoda alfi dengan segala kiasan tak berartinya.
" pa'an si ah."
" oh ia gue lupa,tadi kesini mau ngasih tau kalau ekskull paduan suara buat kelas tiga masih boleh aktif,cuma itu doang...kalau untuk ekskul lainnya gak dibolein lagi,dua hari yang lalu udah gue umumin sih,tapi lu belum masukkan. Manatau kamu minat fi,trus elu lagi ram,kalau mau jadi berandalan jangan nyusahin gue lu ah,sakit ni pala gue di ceramahin mulu sama bu ito,kata katanya sakit bro,logat bataknya dia kentara banget,yang bolos siapa yang kena siapa"
dian mengusap wajahnya seolah olah ia frustasi berat.
" sabar aja pak,nanti di masa depan anak nakalmu ini yang akan selalu membuatmu bangga" ifram menunjuk dadanya dengan percaya diri"
  "do'a bapak ke anak emang gak pernah putus,tapi penyiksa'an lu ke gue tuh udah kayak anak kurang ajar gak tau diri mintak ditimpuk trus dilempar kelaut lepas tau gak!" dian berbicara dengan semangat dan emosi yang dibuat buat mempergakan kata katanya.
  " nggak papa kalau bapak sebagai bapak tersayangnya gue buang gue kelaut,min ditimpuk ya..ntar juga ada putri duyung yang nyelamatin,trus ntar dijadiin pangeran di lautan.
  " khayalan kamu kayak bocah ingusan aja.."
Alfi menyela dan tertawa ringan
  " diaaaannnn diaaannn..."
Seorang junior memanggil dian dengan suara cemprengnya,dengan kacamata hitam yang bergelantung di wajahnya,hidung mancung dan rambut sedikit ikal dan berwarna hitam pekat di hiasi pita merah yang diwajibkan untuk dipakai semua junior.
   Dian mengusap wajah,seperti ingin marah dan menahan emosi.sedetik kemuadian junior itu telah berdiri di samping dian
" eh dian bagong,jajan gue mana? Papa bilang nitip ama elo"  junior itu berbicara dengan nada tomboy mungkin?.
  " eh kutu kasur!gue tu kakak lo sopan sikit dong! Punya otakkan lo! Kok gak di pake! Duit jajan lu gue tinggal di rak piring,lu aja yang gak punya mata waktu sarapan!"
  "ih emang bener bener bagong lu ya! Kenapa tadi gak dikasih tau! Elo tu yang punya mulut gak tau dibikin dimana!"
  " udah. Gemy sayang gak usah marah marah,  ini aku kasih uang bulanan.." ifram bicara dengan santainya sambil mengeluarkan dompetnya.yang dihadiahi jitakan dari dian dan tatapan membunuh dari Gemy.
" sayang sayang apaan lu hah! Mintak dimasukin kandang buaya lu ya!" dengan nada mengejek dian tertawa.
  " duit lu sini dulu dian,ntar gue mau pergi...."gemy mengoceh tetap dengan permasalah
awalnya
" sopan dikit napa sih!" dian membentak membuat semua orang dikelas itu terkejut,tak terkecuali dengan alfi ,yang langsung degdegan,karena tak pernah mendengar laki laki disekitarnya membentak dengan sekeras itu.
   " pergi kemana lo?" dian kembali berbicara dengan nada sedikit lebih lembut.
  " terserah gue,bukan urusanlo kan!" gemy lalu membalik badan nya dan pergi meninggalkan kelas dian.
    Alfi tetap diam mengamati mereka,semudah itukah dian tersulut emosi?.
  Dian mengusap wajahnya frustasi, lalu membanting kursi di sebelahnya.kemudian pergi ntah kemana.
   alfi masih tercengang melihat kelakuan ketua kelas yang ia suka pada pandangan pertama itu.
   " udah fi,gak usah gemeteran katak gitu....dian emang kayak gitu,santai aja."
    Ifram mencoba mencairkan suasana yang tak mengenakkan itu.
" tapi tadi keliatannya dian itu baik....kok jadi gitu yaa."
" yaaa gak jelas,semenjak gue tau dia punya adek,semenjak adeknya dia masuk sekolah disini,dia udah kayak orang gila"
  " padahal ganteng loh ram,sayang banget yaa"
" yaelah fi,lu gak usah ngarep,dia gak bakal tertarik...udahh lu ama gue aja!" ifram berkata semangat.
  " enak ajah! Aku sukanya sama. Dian.... Gak mau sama kamu! Kamu jelek."
  Alfi berbicara sambil membuka kembali novelnya yang sudah di halaman terakhir,kemudian mengulangnya lagi dari awal.
"suka banget kayaknya baca cerita yang akhirnya sama doangberapa kali lo baca ceritanya gak bakal berubah" kemudian ifram memasang kembali headseat yang ia lepas saat terjadi insiden dian tadi.
  

lionteinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang