cabut

14 4 1
                                    

Bel sudah berbunyi sejak lima menit yang lalu,dan terowongan gerbang bawah tanah sekolah telah ditutup.
Alfi bersungut kesal,tadi malam wira datang kerumahnya membawa makan malam.alfi mengira bahwa setelah mereka makan bersama, wira akan kembali ke rumahnya dan membiarkan alfi istirahat dengan tenang,tapi ternyata wira bersikukuh akan tidur dikamar alfi apabila ia tetap tak mau tidur dirumahnya,
dan akhirnya dengan sangat terpaksa karena sampai jam tiga dini hari wira tak dapat juga di singkirkan,alfi membiarkan wira tidur di karpet kesayangannya tanpa bantal ataupun selimut.pintu yang kemarin dirusak oleh wira saat pertama kali datang ke rumah alfi sudah diperbaiki namun hari ini kembali rusak saat wira mendobraknya Lagi tadi malam.

"alfi?lu telat?kemarin gue fikir lu anak teladan."suara ifram yang tiba tiba datang membuyarkan lamunan kekesalan alfi.
" ya emang aku anak teladan.sesekali telat kan gak papa."dengan wajah tertekuk,karena masih terbawa kesalnya pada wira.
" hmmm tetep mau diri di sini? Atau mau ikut sama gue?"ifram melepas kacamata hitam yang hanya digunakan saat membaca lirik di hp nya,kemudian memasukkannya kedalam tas.
"kemana?kamu gak mau masuk? Anak bandel emang ya!"
kekesalan di wajah alfi sudah memudar digantikan mimik seperti seorang guru bk menceramahi muridnya.
"yaaaa cari ketenangan doang,hitung hitung penghilang stress..."
Sambil melepas satu headseat yang terpasang ditelinga kirinya,ifram melirik kebawah,memperhatikan siapa yang akan muncul dari gerbang terowongan itu.bu' ito!
" bu ito dateng tuh! Mau panggilan orang tua atau bersihin permen karet semua lantai atau bersihin semua kamar mandi? Tinggal milih ntar,atau ikut sama gue? Kalau lu ikut sama gue,surat sakit bisa diatur."
" pergi kemana dulu nih?"
" gak usah banyak tanya...bu ito dah dateng"
Wira menarik pergelangan tangan alfi berlari kearah parkiran secepat mungkin untuk mengambil motor hitamnya,tanpa aba aba alfi juga mengikuti gerak ifram,untuk duduk dibelakangnya.
Lalu melesat pergi sebelum bu ito melihat mereka.
" lu pengennya kemana?"
Ifram bertanya dengan angin yang membawa suaranya dan membuatnya menjadi sedikit pelan.
" apa?"alfi berteriak.diam diam gelisah karena ini pertama kalinya ia cabut.disekolahnya dulu tak pernah ada sedikitpun pernah terbersit dihatinya untuk melakukan hal itu.
ini salah satu alasan kenapa dulu ia sama sekali tak pernah berteman dengan laki laki.setiap ada yang ingin mendekatinya.seperti akan ada yang menyakitinya.memang aneh....tapi ini yang alfi rasakan.
" lu pengennya ke mana fi?"kali ini dengan suara yang lebih keras.
" pulang aja..."
ifram menautkan alisnya .
" gak seru banget sih! Emang ntar gak dimarahin sama bokap nyokap apa!"
" gak ada orang di rumah..."
" jalan jalan aja....ikut sama gue.."
" kemana?"
" makan di mall,nonton film horor jalan jalan di jalan hah!seru deh pokoknya.."
"ck pake baju sekolah?"
"ya nggak lah..kita ganti baju dulu kerumah."
" pas banget rumah aku belok kanan,dari simpang yang itu.."
" masih jauh nggak dari situ?"
" lumayan.."
" males fi..make baju kakak gue aja dulu..biar gak kelamaan."
"kakak kamu emang gak marah ntar?"
"gak akan"
"ntar gak ada yang cocok bajunya"
"cocok itu mah cocok"
"ya kamu sih di ia ia in aja emang ntar,terus aku yang nggak suka gimana?soalnya gak pernah minjem baju orang"
"ya makanya biasain untuk suka sama hal yang gak biasa"
"gak usah deh,ntar beli di mall aja"
"ribet,ketangkep razia mau!"
"ya di usahain aja biar gak kena"
"serah aja"

********
Mereka telah sampai didepan rumah ifram.rumahnya terlihat sepi,dengan bunga yang menghiasi disetiap sudut rumah berwarna coklat itu.catnya terlihat sudah sangat lama,mulai retak dan lepas dibeberapa bagian.
" gak ada orang ya ram?"
Alfi terlihat ragu untuk masuk.takut takut ada niat lain dalam hati ifram.bagaimanapun mereka baru kenal dua hari dan mau mau saja diajak kerumahnya,tapi ini lebih terlihat seperti tak berpenghuni yang menambah keraguan dihati.kini alfi mulai merasa bodoh dengan keputusannya .
" ia..bonyok gak tinggal disini"
Sambil mengambil kunci yang ia letakkan di fentilasi pintu yang dipenuhi debu.
" jorok ya fi? Wajar aja ya ...gak ada yang ngurus."
"kok bisa?kenapa gak tinggal sama orang tua?kok kotornya pake banget ya ram?"
"ada alasan tertentu.."
" aku tunggu disini aja ya...."
masih dengan raut wajah cemas alfi menundukkan kepalanya lalu mundur dua langkah.
" emang kenapa?"
Ifram melepas pegangannya terhadap kenop pintu yang telah ia buka.lalu berbalik,mengerutkan dahinya melepas headseat yang tinggal ditelinga kanannya.
"hmmm takut ada setan..."
dahi Ifram berkerut mendengar alasan yang keluar dari mulut dengan wajah cemas itu.walaupun ia tau kalau rumahnya memang menyeramkan seperti bangunan lama yang sudah tak berpenghuni.
" kan ada gue yang jagain."
Alfi memberenggut kesal.
" kalau setannya yang langsung datang...aku sih gak takut.tapi kalau setannya datang kepikiran kamu gimana...!"
kerutan di dahi ifram melonggar digantikan senyuman setan.ifram berjalan perlahan dan sangat sangat pelan ke arah alfi.
"ram kamu ngapain"suara alfi terdengar bergetar,sambil mundur beberapa langkah dengan tergesa.ifram tetap mendekat menyudutkan alfi di pojokan bangunan lusuh itu.
"ram jangan macem macem deh"
Mata alfi mulai memerah,tak percaya ia sudah terlalu bodoh menuruti kata kata ifram untuk bolos,lebih baik ia panggilan orang tua,toh ibunyapun tidak akan terlalu peduli ,paling tidak hanya akan mengatakan nasehat nasehat ringan saja. melakukan hukuman lainnyapun lebih baik daripada harus menghadapi situasi seperti ini.
"fi..."suara ifram terdengar agak serak dan lain dari yang sering alfi dengar.air mata mulai jatuh dari pelupuk mata alfi,ia benar benar takut saat ini.wajah ifram mendekati alfi yang sekarang sudah gemataran tak tau mau bagaimana lagi.
TAKK...
"awww...sakit ifram"
"makanya kepala tuh dicuci sekali seminggu ,anak cewek pikirannya jorok amat.dijitak kan geser sikit tuh,biar jatuh sekalian semua kotorannya."
"nyebelin banget sih,aku takut sangat sangat takut takut sekali tau gak ah!"
"nggak..!"
"ifraaaaaaaaaaammm...."alfi sudah sangat kesal dengan apa yang dilakukan ifram barusan,itu bukan termasuk lelucon yang semaunya saja diperbuat.
"paan...."ifram tak begitu peduli dengan teriakan alfi barusan,ia malah berjalan santai menekan kenop pintu lalu masuk kerumah tanpa membuka sepatunya.
"eh tuyul,lu gak mau masuk?"kepala ifram kembali menyembul dari balik pintu.
"nggak!"
"masuk aja cepet"
"gak mau"
"eh itu dibelakang elu ada pohon mangga lo."
"terus.."alfi melipat kedua tangannya dan menatap ifram malas.
"ya difikir aja sih sendiri kenapa gak ada orang keliatan di sekitar sini."
"emang kenapa kalo gak ada!" alfi mulai merasa aneh dengan ucapan ifram barusan
"awas awas aja deh...kalo gak mau masuk pintunya aku kunci aja ya..soalnya rumah rumah disini puntunya gak boleh dibuka lama lama"ifram mulai menutup pintu.dan saar akan dikunci kenopnya kembali bergeser kebawah dan didorong keras.
"takut?"ifram mengatakan dengan nada yang terkesan malas ,dan sama sekali tidak dihiraukan alfi yang langsung masuk begitu saja.
" ck gak beda jauh ya sama bagian luar"alfi sedikit meringis melihat bagian dalam rumah itu,bagaimana tidak,ini seperti daerah di bawah kolong jembatan yang sangat kotor,sampah sampahnya saja sudah melapuk .
"hmmm"ifram hanya bergumam menanggapi hinaan dari alfi sambil terus berjalan menuju satu pintu di bagian paling dalam dari ruangan yabg mereka pijak sekarang.
"aku tunggu sini aja ya..."ruangan yang lebih dekat dengan pintu saja seseram ini,bagaimana dalamnya lagi.
"masuk aja,tunggu di balik pintu ini aja"
"ehmm yah yaudah "
Ifram sudah duluan masuk meninggalkan alfi yang masih dalam keraguannya.berjalan bimbang membuka pintu,alfi masih agak was was apakah ifram akan melanjutkan kejailannya didepan rumah tadi dan juga bersiap melihat seburuk apa lagi bagian dalam rumah itu.trak pintu yang di buka alfi berdecit,wajar saja sepeti itu karena pintu yang sudah lama.
Mata alfi membola hampir saja ia mengeluarkan suara tadi,rumah ini sungguh membuatnya sangat terkejut,bagaimana bisa ifram membuat rumah ini tampak sangat indah seperti diurusi oleh wanita.dinding dilapisi dengan cat berwarna biru muda yang lembut dan disatu bagian sebelah kanan hampir saja penuh dengan bingkai bingkai foto seorang wanita.ya!setelah diamati memang hanya satu wanita itu saja yang ada di semua bingkai yang terlihat mahal.alfi mendekat mengambil satu foto yang terletak di atas meja yang berada di bawah kumpulan foto pajangan itu.
" ini siapa ram?" bertanya sambil terus mengamatinya,tak terpungkiri wanita itu sangat cantik dengan gaun berwarna maroon yang sangat berlawanan dengan kulit putih mulusnya dan sebuah pita kecil di rambut menambah kesan elegan serta bibir merah darah yang terlihat seksi.
"gue ganti baju dulu"tak menanggapi pertanyaan alfi dan langsung masuk ke sebuah ruangan yang alfi perkirakan adalah kamar ifram,ya tentu saja bukan? Memangnya apalagi.
"kayak pernah lihat deh...tapi kapan?"bergumam mengingat ingat seseorang di foto itu sampai ifram keluar dari kamarnya dengan baju santai dan topi serta satu headseat yang tetap bertengger di telinga kanannya.
"ini siapa ram?"alfi mengulangu pertanyaannya yang sempat diabaikan tadi.
"kakak gue..beneran gak mau pake baju dia aja?"
"mau deh" alfi berpikir ulang karena melihat pakaian pakaian kakak ifram lumayan bagus bagus juga tanpa harus memghadapi resiko ditangkap apabila ada razia nanti.
"labil lu...tuh liat aja di sana"sambil menunjuk sebuak pintu yang dihiasi banyak stiker spongebob namun tetap terlihat manis.
"kamu aja deh yang ambilin,ntar ada yang ilang kan aku juga yang kena.."
"kalo gue yang ambil yang makeinnya nanti tetep gue ya"ifram berjalan mendekati pintu yang langsung dicekal oleh alfi
"enak aja!dasar mesum!"alfi langsung masuk dan menutup pintu dengan keras.
"dasar tuyul...."
Ifram duduk kemudian menatap pintu yang baru saja dimasuki alfi.sebenarnya ifram sangat terkejut saat pertama kali melihat alfi,mata serta hidungnya sangat persis dengan leina kakak ifram yang sudah lama meninggalkannya setelah pernyataan cintanya di malam itu.saat itu ifram berfikir leina juga merasa apa yang ia rasakan,karena semua perhatian yang diberikan leina sangat mencukupi bagi ifram yang kurang kasih sayang dari kedua orang tua mereka.ifram selalu merasa diabaikan,sampai sampai ia selalu membuat masalah untuk mendapatkan perhatian tapi ternyata tetap saja ayah dan ibunya tak merasa terusik dan hanya akan mengirim seseorang untuk menyelesaikan masalahnya dan semua kembali seperti biasa.disaat saat seperti itulah kakaknya yang sempat tinggal diluar negri datang kembali,menasehati ifram dengan lembut,datang kesekolah saat menerima raport.menanyai setiap ia pulang terlambat dan tak pernah lupa mengingatkannya untuk makan.sekarang leina sudah pergi ,ia kembali meninggalkan ifram.itu semua salah ifram yang salah mengartikan kasih sayang kakaknya dan malah dengan sangat kurang ajarnya menyatakannya di depan orang tua mereka.
"ram aku pake yang ini gak papa kan"alfi keluar dengan gaun pendek dibawah lutut yang terlihat santai dengan rambut tipis sebahu yang digerai.
"hmm,kita pergi.."ifram berjalan mendahului alfi dengan langkah besar dan lamunanya yang berusaha keras untuk dilupakan.alfi benar benar mencetak kakaknya,kaki mungil itu ,tangan yang terlihat lembut dan tatapan terlampau riang yang tak pernah luntur.
"kita kemana?"alfi menyusul dengan langkah tergesa gesa .
Ifram langsung menaiki motornya tanpa menjawab pertanyaan yang dari awal akan bolos sudah di jawab oleh ifram.
"ck songong amat...jawab susah hah?"
Alfi naik sambik memajukan kepalanya ke sisi wajah ifram,yang membuat ifram menoleh lalu tersenyum.
"kita jalan jalan ke mall beb"
Membuat mata alfi membulat kemudian memicing seketika lalu ia kembali duduk keposisi yang seharusnya.
"pegangan dong beb ntar jatoh gimana?"
"berisik!"
"yaampun fi jadi cewek tuh gak boleh kasar kasar,anak kita gimana nanti..."alfi turun dari motor dan berdiri tepat disisi ifram.
"bicara lagi aku pulang sekarang"
"ngambekan ih,naik sekarang atau gue gendong"ifram mulai mengambil ancang ancang untuk turun dari motornya.
"aih paan sih ia ia naik ini naik"
Alfi segera naik secepat mungkin untuk menghalau turunnya ifram,ia tau ifram akan benar benar menggendongnya nanti bila dilihat dari bahasa tubuhnya.
"gitu kan pinter..pegangan cepet"
Kesal setengah mati dengan perlakuan ifram,alfi hanya menurutinya dengan memegang sedikit bagian kaos ifram daripada ia harus mendapat ancaman ancaman lainnya.
"berangkat nih kita?"
"ya ia mau ngapain lagi emang"
"ih si enneng sewot amat dah"
"udahlah jalan aja,banyak cincong lagi" tiba tiba kepala ifram berputar dengan mata memicing serta menajam ke arah alfi.
"eh enggak enggak ...si abang mah emosian...udah jalan ia jalan cepet"dengan mengoyang goyangkan tangannya serta wajah bodoh yang terpasang membuat ifram memutar kembali kepalanya dengan bibir sedikit tersirat senyum.
"jadi jalan nih?"
"ia jalan...jalan cepetan"
Ifram kemudian menyalakan motornya,membawa gadis diboncengannya .bahkan cara bicara alfi yang seperti ini saja sudah membuat ifram mengingat kembali kakaknya leina,ntah bagaimana itu terjadi tapi alfi juga seperti mewarisi alis yang dimiliki ibu ifram"mau makan...nonton..belanja..atau apa nih?"ifram berbicara sambil tetap melihat alfi yang sibuk dengan tasnya itu.
"duit aku ketinggalan"dengan senyum yang sangat dipaksakan untuk diimu imutkan itu alfi menengadah ke wajah ifram yang memang lebih tinggi darinya.
"terus?"dengan menaikkan satu alisnya ifram memandang alfi seperti pandangan meremehkan.
"pinjem duit.."alfi mengerucutkan bibirnya memberi tanggapan pada tatapan sok angkuh itu.
"hmmm..gemes banget gue liat nih tuyul" ya tentu saja hanya gumaman yang ifram keluarkan tidak dengan selanjutnya.
"kemana dulu nih?"
"makan ,aku laper"langsung membawa ifram menuju Salah satu restaurant cepat saji terdekat dan langsung duduk setelah memesan makanannya.
"belum sarapan ?"tetap dengan pandangan lurus pada alfi
"belum."merasa risih terus dikihat seperti itu alfi mulai terlihat agak canggung.yang ternyata disadari ifram dari gerak gerik alfi yang terlihat kikuk.
"ehmmm....fi kamu ada saudara gak?"
"nggak."
"beneran?sama sekali gak ada?"
"setau aku sih gak ada"
"setau kamu..kok?"ifram merasa agak janggal dengan kata kata itu.Bukannya dia memang seharusnya tau,bukan setau yang artinya meragukan dan seperti ada yang ditutupi.bagaimana mungkin ia tidak tau dia punya saudara atau tidak.
"hmmm gitu deh...."alfi menarik nafas pelan,belum bisa menceritakannya pada orang lain,ini masih rahasia dan entah sampai kapan ia bisa menyembunyikannya dari orang yang bahakan dekat dengannya karena itu semu terasa memalukan dengan tatapan kasihan dari orang orang nantinya.


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 29, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

lionteinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang