*Skip*
3 days latterAkhir pekan ini tidak ada ice cream. Sudah 3 hari sejak kejadian itu -Foto saat JungKook menciumku tersebar di sekolah-, Taehyung Oppa berhenti menghubungiku. Ia tidak lagi menjemput dan mengantarku pulang sekolah. Bekal yang selalu ku buatkan untuk Taehyung Oppa juga jadi berakhir di tangan Irene Velvet. Lagu-lagu dan puisi yang biasa ku siapkan untuk membantu tugas Taehyung Oppa ... Mereka sudah berada di tempat yang layak. -tempat sampah- Itu kata Irene Velvet.
Aku menyandarkan punggungku pada kursi taman. Memandang langit taman, hanya sendirian. Tidak seperti biasanya, biasanya selalu ada Taehyung Oppa disini.
Aku memejamkan mataku,"Mungkin dongeng itu berakhir disini.." Keluhku.
'Tp'
"Aw!" Aku terkejut! Sesuatu yang dingin menyentuh pipiku.
"Dongeng apa?"
Ternyata itu adalah Taehyung Oppa yang dengan sengaja menyentuh pipiku dengan ice cream."Ice cream akhir pekan?" Tawarnya.
"Op Oppa.." Aku berusaha untuk tidak percaya dengan apa yang ku lihat.
"Ya? Aku ada di depanmu."
"Ku kira kau.."
"Kenapa? Kau kira aku marah padamu?" Taehyung Oppa duduk disampingku. "JungKook sudah menjelaskan semuanya padaku. Lagi pula, jika kau benar-benar lebih memilihnya ketimbang aku, itu kan hakmu. Meskipun sebenarnya itu benar-benar menyakitkan."
"Oppa, jangan berfikir seperti itu!"
"Jadi, kau memilihku?" Serbunya.
Aku hanya menunduk. Membayangkan semerah apa wajahku sekarang.
"Jadi, apa kau juga menyukaiku?" Tanya Taehyung Oppa lagi.
Aku mengangguk, meski malu.
"Kkk... Kau sangat lucu! Ayo cepat makan ice cream mu. Chu~"
Eh? Ia memakan noda ice cream yang tadi ia buat dipipiku.
"Nanti leleh." Lanjutnya enteng.
"Yak! Oppaaa!"
"Yak! Ada noda ice cream juga dibibirmu!Chu~"
"Kya!!"
"Haha.."
"Haha.."
Kami tertawa bersama.
"Jadi, Wendy-ya, besok mari berangkat sekolah bersama lagi! Akan ku jemput!" Ajaknya.
"Ayo! Padahal ku kira kau sudah tidak mau berangkat bersamaku lagi."
"Tidak, kemarin mobilku disita Namjoon hyung. Makannya aku tidak bisa menjemputmu." Jelasnya.
"Oh.. Begitu.."
"Ayo, ku antar pulang!"
Sepanjang jalan menuju tempat Taehyung Oppa memarkirkan mobilnya, ia terus menggenggam tanganku.
'Prok prok prok'
Ternyata di tempat parkir sudah ada cogan squad. Namjoon sunbaenim, Yoongi sunbaenim, Heosok sunbaenim, Jin Sunbaenim, dan Jimin. JungKook? Ah bocah itu mana mau keluar siang-siang terik begini.
"Ddaebak, ddaebak!" Namjoon sunbaenim bertepuk tangan.
"Jadi, kau sudah menciumnya?" Tanya Jin sunbaenim.
Taehyung Oppa melepas tanganku. Aku hanya tersenyum malu.
"Kalau begitu, ambil ini!" Hoseok sunbaenim melempar kunci mobil ke arah Taehyung Oppa.
Well, aku mulai merasa ada yang ganjil.
"Sial. Aku jadi harus naik bis!" Keluh Heosok sunbaenim kemudian.
"Kkk.. Maaf, hyung. Aku tidak pernah menerima penumpang laki-laki. Kkkk..." Goda Jimin.
"Well, Oppa, ada apa ini?" Tanyaku.
"A ani, gwaenchana-" Taehyung Oppa terlihat kikuk.
"Kenapa?" Sebelah halisku mengangkat meminta penjelasan.
"Ck. Kau masih betah memainkan drama?" Ejek Yoongi sunbaenim.
"Tolong jangan sekarang, hyung!" Pekik Taehyung Oppa.
"Aku tidak mengerti, Oppa. Tolong jelaskan.." Pintaku.
"Dengar, Wendy-ya kami ..."
Aku tidak bisa mendengar Namjoon sunbaenim dengan jelas. Karena seseorang kini sedang menutup kedua telingaku.
Jungkook, sejak kapan ia ada disini?"JungKook ah! Ia harus tau!" Bentak Heosok sunbaenim sangat keras, hingga aku bisa mendengarnya.
"Pelan-pelan, hyung.." Pinta JungKook. Ia melaskan tangannya dari telingaku.
"Begini, Wendy-ya.."
"Jin-ah! Kalau caranya seperti itu, ini akan sangat lama!" Potong Namjoon sunbaenim.
"Sudah, biarkan aku yang memberitahunya! Begini, Wendy-ya. Kami menantang Taehyung untuk menciummu. Jika gagal, ia harus menyerahkan mobilnya. Dan jika berhasil, maka ia mendapatkan mobil baru Heosok." Jelas Yoongi, diikuti seringaian yang lainnya.
Sementara Heosok sunbaenim yang telah kehilangan mobilnya hanya memekik."Itulah kenapa aku menyita mobilnya saat JungKook menciummu waktu itu." Tambah Namjoon sunbaenim.
"Angel foto yang bagus, bukan? Sepertinya aku benar-benar berbakat menjadi seorang photographer!" Jimin mengacungkan handphonenya yang memperlihatkan fotoku dan JungKook disana.
"Serahkan!!" JungKook merebut habdphone Jimin kasar.
Jadi, selama ini semuanya hanya kebohongan? Semuanya hanya permainan mereka?
Ah.. Apa kabar denganku? Aku mematung. Kehilangan semuanya. Aku kehilangan kata-kata, kekuatan, kepercayaan, semuanya hilang. Aku bahkan kehilangan kemampuan untuk sekedar mengangkat wajahku dan menatap matanya. Aku tidak ingin menjadi semakin sakit karena melihat wajahnya.
Kecewa? Tidak! Ini benar-benar lebih dari sekedar kecewa."Kalian fikir, ini lucu?" Ucapku tertunduk. Daguku sudah bergetar. Pun bahuku.
Aku segera berlari meninggalkan mereka selagi bisa.
Siapa sangka, tidak semua dongeng berakhir dengan bahagia. -Wendy
Dan saat dongengnya berakhir, justru adalah ketika aku mulai benar-benar bermimpi tentangnya. -Taehyung
Tbc
Thanks for reading ❤❤❤❤
*Vote if you like it.
*Feel free to put your comment bellow if you don't like it. I do appreciate every comment.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cake Is A Lie [Red Velvet X BTS]
FanficThe cake is a lie. That's why I make my own velvet.