Chapter IV : GNOME

3.7K 383 194
                                    


"Hyung..."

Baekhyun tersentak, terbangun dari tidurnya. Pelipisnya basah oleh keringat, nafasnya panjang seperti baru saja jatuh dari ketinggian. Denyutan sakit menghantam kepalanya. Ini biasa terjadi padanya jika ia mengalami mimpi buruk dan depresi yang berlebihan. Dan kali ini Baekhyun mengalaminya lagi.

Kematian Taehyun di depan matanya sungguh membuat ia terpukul...

Seraya menekan pelipisnya, si mungil itu bangkit duduk. Mencoba mengatur nafasnya agar keluar dengan normal.

"Ah, kau bangun?"

Suara bass itu mengalihkan pemikiran Baekhyun. Si mungil menoleh, melihat pemuda berambut merah melempar ranting kayu ke dalam api unggun kecil yang menyala-nyala dalam kegelapan hutan Zelonia, sekaligus menghangatkannya dari hawa dingin di sekitar. Chanyeol melangkah mendekatinya. Baekhyun bisa melihat raut khawatir dari mata pemuda tinggi tersebut yang tertuju padanya.

"Bagaimana keadaanmu?"

Baekhyun mengalihkan pandangannya saat tangan Chanyeol terulur mengusap keringat di sisi wajah si mungil. "Hanya... sakit kepala..." bisiknya serak.

"Seberapa sakit?"

Si mungil memeluk kedua lututnya. "Tak apa, nanti juga akan hilang sendiri."

"Kau yakin?"

Baekhyun mengangguk. Ia melihat sekeliling, apapun selain wajah Chanyeol yang terlalu dekat dan terlihat begitu mengkhawatirkannya. Membuatnya tak nyaman karena perasaan gugup yang tiba-tiba melandanya. "Ah, kenapa aku tertidur di atas tanah? Biasanya kau membaringkan aku di atas pohon."

"Dan membuatmu terjatuh tiap kali kau berguling karena mimpi buruk?"

Baekhyun mengigit bibir bawahnya, merasa merepotkan. "Maaf."

Tapi Chanyeol tersenyum lebar. "Tak apa. Lagipula malam ini aku tidak ingin tidur, jadi aku bisa menjagamu di sini layaknya seorang tuan putri," ucapnya dengan nada canda.

Baekhyun tak bisa menahan dengusan tawanya. "Aku bukan perempuan apalagi tuan putri. Tapi, terimakasih, sudah mau menjagaku, Chanyeol." Si mungil itu tersenyum tulus, sangat cantik di bawah pencahayaan api unggun pada malam hari.

Baekhyun kira Chanyeol akan membalasnya dengan sebuah kalimat-kalimat nakal seperti meminta izin memegang pantatnya sebagai balasan atau kalimat senonoh lainnya, seperti kebiasaan si pemuda rambut merah tersebut. Namun kalimat yang dilontarkan pemuda tinggi itu selanjutnya sungguh diluar dugaan Baekhyun.

"Kau cantik..." Chanyeol tersenyum tipis, menunjukkan satu lesung pipitnya yang menghiasi wajah tampannya. "...sangat cantik." Dan tangannya menepuk puncak kepala Baekhyun dengan lembut.

Si mungil terpaku. Aliran darahnya berdesir hingga ke wajahnya. Detak jantungnya berdetak cepat. Serta pikiran yang tersumbat hingga tak tahu ingin membalas apa kalimat tersebut. Ia membisu, menundukkan kepalanya malu...

...karena keinginan dipeluk oleh Chanyeol tiba-tiba muncul dalam pikirannya.

Peluk aku... bisiknya dalam hati.

.

.

.

.

.

.

... ... ... ... ... ...

.

.

.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 03, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ZeloniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang