Rombongan kecil pasukan Welyt sampai di puncak Bukit Arweyn. Tinggal menuruninya untuk mencapai Tzarwen, kota yang menjadi pusat Kerajaan Welyt. Ranast memilih untuk tak memutari bukit itu dan melewati Tzarwen agar bisa menilai keadaan terkini dari pusat kerajaan yang kurang dari setahun lagi akan ia pimpin. Dan dengan semangat, ia memacu kuda jantan hitamnya menuju kota inti Welyt.
Mengambil jalan lewat lorong rahasia di bawah tanah, Ranast dan pasukan inti yang ia bawa menyusuri lorong sunyi nan mencekam berbekal penerangan seadanya. Aimi di bawah pengawasan prajurit wanita terbaik yang Welyt punya. Razhna, wanita penguasa perang yang takkan pernah dapat ia taklukkan di bawah kuasanya. Sepupu yang punya hak atas takhta Welyt, pewaris yang sebenarnya. Anak gadis komandan terbaik sekaligus paling garang, Pangeran Reoran.
Hingga akhirnya tiba di dalam benteng kerajaan, Ranast berjalan menghampiri wanita yang beberapa hari terakhir ia tawan. Malam itu, sehabis pertemuan pribadi mereka, Ranast memutuskan bahwa inilah hari yang selama ini ia nantikan. Ketika gadis cerdik bernama Hirohiko Aimi, intel musuhnya, kini telah jatuh ke pelukan eratnya.
"Razhna." panggil Ranast dengan raut datar seperti biasa. Razhna mengangguk, paham akan apa yang diminta rajanya. Dengan sigap, ia menurunkan Aimi dari kudanya dengan hati-hati, lantas memacu kuda gagah bersurai pirang itu menuju istal utama Istana Zhervenz.
Aimi masih tertunduk lesu saat derap kuda Razhna dan pasukan lainnya menjauh dari mereka. Ia masih tak percaya, Ranast dengan begitu kejamnya mengancam akan menghancurkan Avvarvona jika tidak bisa mendapatkannya, dan membuatnya harus menahan sakit karena merasa tidak berguna sama sekali. Aimi, telah dipaksa untuk meninggalkan negeri yang seharusnya ia jaga dengan sepenuh hati.
"Aimi..." Mengangkat kepala, Aimi mendapati Ranast menatapnya. Senyum kemenangan yang tadi menghiasi wajah tampannya sirna. Kebetulan tempat pertemuan mereka dengan pihak Avvarvona tadi berada tak jauh dari tapal batas, dan pasukan pilihan tentu saja bisa mengatasi rintangan berupa hutan belantara dengan sangat mudah.
"P-P-Pangeran..." Balasan Aimi terdengar lemah. Dan lelah. Ranast mendesah. Dengan lembut, dilepaskannya tali katun putih yang dari pagi tadi melilit pergelangan tangan Aimi, dan mendengus begitu ia mendapati pergelangan tangan Aimi memperoleh memar lantaran ikatan yang terlalu kencang. Aimi mendesis kesakitan ketika Ranast menyentuh bekas ikatan yang mulai membiru. Ranast berdecak, ia merundukkan wajahnya untuk mengecup lembut garis kebiruan itu.
"Semoga cepat sembuh." bisiknya. Napas hangatnya berembus di kulit dingin Aimi. "Apakah Razhna membuatmu tak nyaman selama perjalanan tadi?" tanyanya. Aimi hanya tertunduk lesu. "Baiklah jika kau tak ingin menjawab. Seminggu setelah ini, aku akan ke kerajaan asalmu. Bersiaplah." ujarnya selembut semilir angin di musim semi.
Aimi tercengang. Dengan heran, bahkan tanpa butuh keberanian, ia mendongak untuk bersitatap dengan iris jernih seterang pirus itu.
"U-untuk?" lirihnya.
Ranast tersenyum menawan. "Kau akan tahu." jawabnya ambigu.
Π*~*Π
Rombongan Mefrigan dan keluarganya tiba di Avvarvo, kota asal mereka, meninggalkan Rorkann dua hari setelah ia menerima pesan dari burung gagak Ixion. Hanya dirinya, Ixion, calon raja Welyt, dan Ander yang tahu tentang perjanjian yang harus menjadikan tumbal sahabat adiknya itu. Itulah satu-satunya jalan karena Ranast hanya mengajukan hal itu sebagai persyaratan. Bahkan, Govino dan Arkan yang bertugas menjadi kurir antara dirinya dengan Ander tak tahu-menahu tentang rencana mereka. Ini rahasia di atas rahasia paling rahasia. Rencana rumit yang sedikit sekali orang dapat memahami.
Pikirannya melayang pada kejadian dua hari lalu. Setelah makan malam, ibunya memanggil ke ruang kerjanya untuk mengingatkan Mefrigan agar jangan mengingatkan Myosake tentang masa lalunya dan memilih menunggu. Dengan bersandar pada badan kereta, dia memejamkan matanya untuk mengingat kembali detail kejadian itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost to Emperor's
FantasyA Fantasy Story about a young emperor behind his mask and a girl after him. (Akan ada adegan roman, mungkin.) [Works lama, I warned you] First published at early 2016 by Bee