IDOL STORY
[JIMIN x YOONGI]Ruang kesehatan tampak begitu hening, lagipula siapa yang ingin ke ruang kesehatan saat jam masih menunjukkan pukul tiga dini hari, -jika bukan Jimin yang sedang menunggu seniornya.
Bahkan dengan situasi seperti ini Jimin dapat dengan jelas mendengar setiap hela nafas Yoongi yang tampak begitu sulit.
Menyesal, Jimin tak seharusnya tadi berbicara dengan begitu kasar kepada Yoongi. Membuat lelaki itu terlihat tambah begitu menderita. Jimin seharusnya merelakan dirinya menjadi pelampiasan, setidaknya dengan begitu Yoongi akan merasa sedikit saja bebannya terangkat. Namun kenapa Jimin begitu marah hanya dengan hal sepele?
Padahal Jimin tahu betul jika setiap ucapan Yoongi beberapa saat yang lalu bukanlah sebuah kesengajaan. Lelaki manis tadi sedang dibawah pengaruh alkohol. Itu semua hanyalah keluh kesal yang Yoongi rasakan.
Namun Jimin kembali teringat, Yoongi tadi mengatakan jika ia sangat benci terhadap trainee baru, ia mengatakan jika mereka seperti wanita malam yang menjajahkan tubuhnya dengan menggoyangkan tubuhnya.
-Aghrr.. Bukankah dengan begitu Yoongi juga membencinya?
Jimin menghela nafas pasrah, benci atau tidak. Jimin mengacuhkannya. Yang pasti Yoongi benci dance, Jimin dengan segala kemahirannya memiliki sebuah rencana agar Yoongi mau mengakuinya, -ah, menerimanya saja itu sudah cukup.
Jimin ingin menjadi alasan Yoongi untuk mulai melihat dance dari sudut pandang yang lain. Indah dan penuh estetika.
Bukan pandangan yang menganggap dance adalah murahan dan diselimuti dosa. Jimin tersenyum memikirkannya, tanpa sadar ia menggosok belakang kepalanya -canggung. Sesaat ia kembali mengamati setiap lekuk wajah Yoongi. Manis dan menggemaskan. Sampai Jimin begitu menyayangkan, kenapa mahluk seindah Yoongi harus tertimpa banyak masalah, hingga membuat lelaki manis ini sebegini rapuhnya.Jimin menyukai Yoongi, namun Jimin masih belum begitu yakin apakah ia mencintai lelaki ini? Jimin tak tahu, yang pasti, ia berkeinginan merawat dan menjaga lelaki ini dengan baik. Senyumnya tempo hari, tatkala ia masih berada diatas panggung memberi motivasi, menghipnotis Jimin. Ingin Jimin selalu menikmati pemandangan lelaki ini yang mengulas senyuman dibibir tipisnya, mengangkat pipinya penuh, dan membuat sketsa bulan sabit dikedua matanya.
Benar-benar sebuah maha karya yang begitu menakjubkan.
Perlahan Jimin mengulurkan tangannya untuk menggenggam jemari panjang yang begitu manis, Jimin iri, pasalnya jemari miliknya sama sekali bukan ideal para lelaki. Pendek dan gendut.
Ugh.., -bahkan jemarinya sudah dapat menggambarkan fisik Jimin secara singkat.
Tangan Yoongi dingin, dengan tanpa sadar Jimin melingkup tangan kiri Yoongi dengan kedua tangannya. Bermaksud memberi kehangatan yang sebenarnya tak seberapa berguna.
Jimin menidurkan kepalanya disisi ranjang sembari mengamati Yoongi yang begitu tenang, nafasnya sudah tak sesak seperti beberapa menit yang lalu, kini terasa sudah sedikit normal. Jimin menghela nafas lega merasakannya.
Kelelahan membuat mata unik Jimin terasa begitu berat, ia mengerjap beberapa kali. Hingga tak sampai tiga menit ia sudah terlelap dengan posisi duduk disamping kiri Yoongi, kepala yang digeletakkan disisi ranjang, dan tangan yang menggenggam erat tangan Yoongi yang mulai menghangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Idol Story [MinYoon - UNFINISHED]
FanfictionPerjalanan karir (dan cinta) seorang bocah 'ParkJimin' .. Dan cerita perjalanan keinginan untuk menggapai dan mensejajarkan kedudukannya dengan pekerja keras seperti lelaki pucat didepan sana .. Yaoi/BxB/BTS .. (*Cerita ini saya ambil hanya dari pan...