2 - Beginning

27 3 0
                                    

"heyyy! Masuklah!" ucap asa sambil meminggirkan badannya agar orang dihadapannya bisa masuk
Orang itu menggeleng,asa mengerutkan dahinya heran. Pasalnya tingkah orang dihadapannya sangatlah aneh,tidak seperti biasanya.
"ada apa denganmu?" tanya asa akhirnya
"eh em" orang itu mengusap tengkuknya,seperti orang canggung

"kau membawa peri baru?" tanya orang itu,kali ini nada bicaranya serius.
"ya. Tapi dia bukan peri,hanya saja memiliki kekuatan khusus" jawab asa santai
"ku beritahu kau sekarang juga,pergi. Bawa dia. Pergi yang jauh." ucap orang itu lagi dengan nada sangat serius
Asa mengangkat sebelah alisnya.
"memangnya ada apa?" tanya asa
Orang tadi menatapnya khawatir dan melambaikan tangannya,menyuruh asa mendekatkan telinganya.

Orang itu membisikan sesuatu kepada asa. Awalnya wajah asa sangat biasa,tetapi wajahnya langsung berubah. Ia membulatkan matanya dan mengangguk yakin.

"baiklah,malam ini akan ku lakukan" ucap asa. Orang tadi berpamitan dan asa segera menutup pintu rumahnya.

Asa berjalan cepat memasuki rumahnya,menutup dan mengunci jendela dan juga pintu yang berada dirumahnya. Setelah yakin semua jendela dan pintu terkunci rapat,asa segera kembali ketempat terakhir ia meninggalkan aura.

Dan,aura tidak ada disana.

Asa panik,ia mencari aura ke kamar mandi,ke ruang tv,ke ruang makan,ke kamar bahkan ke taman belakang.

"auraaa! Auraaa!" teriak asa
"auraaa! Do u hear me?!!!! where r u auraaa?" teriak asa lagi
"auraaaaa!!!!!" teriak asa lagi.

Tiba-tiba ia mendengar suara gemuruh diatas lotengnya. Seperti suara angin. Asa segera berlari menaiki tangga menuju lotengnya.

Dan benar saja,baru sampai didepan pintu loteng,pintu itu sudah mengeluarkan angin-angin dingin.
Asa segera membuka pintu lotengnya dan menemukan aura yang sedang melamun dipojok dekat jendela. Tatapan matanya kosong melihat keluar jendela.

"aura! Aura! Hentikan angin ini!" teriak asa
"aura! Aura!" panggil asa,jalan asa terhambat karena angin yang dibuat aura semakin kencang.
"aura wake up!!!!!" teriak asa sambil masih berusaha mendekati aura.

Percuma,ia tidak akan mendengar. Pikir asa.

Asa memilih untuk berusaha mendekati tempat aura berdiri dalam diam. 2 langkah lagi asa sampai!
Tapi saat tinggal 1 langkah lagi,angin itu berganti menjadi badai. Asa terjatuh,sikutnya mengenai lantai kayu yang tajam dan menyebabkan sikutnya berdarah,tetapi asa tidak menyerah,ia harus memperingati aura,sebelum anginnya terlihat keluar rumahnya dan orang-orang akan curiga. Asa berpegangan pada kayu-kayu yang berada disana dan masih terus berusaha menggapai aura.

Dapat!

Asa segera menarik aura mendekat,tubuh aura berbalik kearah asa. Asa membeku. Mata aura berubah menjadi warna biru,bagaimana bisa?

"aura! Aura sadarlah!" ucap asa sambil mengguncang tubuh aura. Tetapi tetap sama,tatapan mata aura kosong dan matanya masih berwarna biru.

Asa berpikir sejenak. Jika ia menghentikan waktunya,percuma saja jika aura tetap tidak sadar.
Saat asa sedang berpikir,ia melihat sesuatu yang menyala pada aura. Kalung. Kalung yang dipakai aura mengeluarkan cahaya berwarna biru yang pekat,warnanya hampir berwarna hitam seiring dengan semakin besarnya badai yang dibuat aura.

"jika aku lepas kalungnya. Apa berpengaruh?" tanya asa pada dirinya sendiri.
Tanpa pikir panjang,asa langsung menarik kalung aura hingga lepas dari tempatnya.

Tubuh aura jatuh bersamaan dengan terlepasnya kalung itu dari leher aura.

"aura? Is that u?" tanya asa sambil berjongkok disebelah aura.
Aura menatap asa dengan tatapan mata yang lelah,warna matanya sudah berubah menjadi abu-abu lagi.
"asa. I'm scared" bisik aura.
"nah is okay aura." jawab asa
Aura melihat sekitarnya,loteng asa sudah sangat berantakan akibat ulahnya.
"oh no. I'm so sorry asa. Biar aku rapihkan" ucap aura sambil berusaha berdiri.

"jangan bertindak bodoh aura. Tenagamu sudah terkuras. Lebih baik kau istirahat,aku bisa membereskannya sendiri" ucap asa
"tapi..."
"tidak ada pembantahan untuk asa" ucap asa tegas
Aura membuang nafasnya pasrah,asa adalah orang yang keras kepala.

"biar aku bawa kau ke kamar" ucap asa. Tanpa izin,dia menggendong aura ala bridal style,membuat aura sedikit terkejut namun terkekeh kemudian.

"tidurlah." ucap asa setelah ia menidurkan aura diatas kasurnya.
Asa beranjak pergi dari kamar aura hingga sebuah angin menarik asa kembali kehadapan aura.

"ada apalagi aura?" tanya asa sambil berkacak pinggang
"kalung itu. Tolong jangan sampai hilang" ucap aura parau
"tapi kalung itu berbahaya aura. Kau hampir kehilangan dirimu yang sesungguhnya" ucap asa
"tidak asa. Kalung itu melindungiku. Sebelumnya,kalung itu menyala berwarna biru muda terang,dia menuntunku kearah lotengmu. Disana warnanya berubah menjadi biru tua,aku sebenarnya merasakan saat angin mulai memenuhi seluruh ruangan,tapi aku tidak bisa mengendalikannya. Aku mendengar kau memanggil,aku juga mendengar suaramu yang terjatuh. Tapi aku tidak bisa menghentikannya,bahkan untuk menengokan kepalaku saja aku tidak bisa. Disana aku mendengar suara-suara yang memanggilku. Mereka menyuruhku untuk berhati-hati. Katanya berlian hitam akan datang,tapi aku tidak mengerti asa. Ini membuatku takut" jelas aura panjang lebar,bahunya naik turun menahan kecemasan dan emosi yang akan meluap dari dalam dirinya.
Bahkan aura tidak menyadari bahwa kini,badai kecil berwarna hitam sudah berputar diatas kepalanya.

"stop aura. Kini hiasan kepalamu adalah badai hitam." ucap asa,aura berusaha menenangkan dirinya dan badai itu menghilang dari kepala aura. Tapi,bahu aura masih naik turun,pertanda bahwa ia masih sangat cemas.

Asa menelan ludahnya susah payah.

Haruskah aku lakukan itu? Pikir asa.

Ya asa,aura membutuhkannya sekarang. Ucapan itu terlintas begitu saja dikepala asa.

Entah setan darimana,asa menarik aura kedekapannya dan mengelus rambut aura pelan.

"it's gonna be okay,aura." ucap asa berusaha setenang mungkin.

Setelah cukup lama memeluk aura. Aura menarik tubuhnya menjauh dari asa.

"terimakasih asa" ucap aura sambil tersenyum tipis

"sekarang istirahatlah. Nanti malam kita akan berkemas,tempat ini sudah tidak aman untuk kita." ucap asa
"tolong temani aku disini" pinta aura,asa hanya mengangguk sambil menyunggingkan senyumannya.

Tak lama setelah itu,aura tertidur.

"sepertinya kau sangat lelah" ucap asa sambil terkekeh
Asa menatap kalung aura dan menggenggamnya erat
"akan aku cari tahu kalung apa ini" ucap asa sambil bergegas keluar dari kamar ini.

Tapi langkahnya terhenti karena pintu kamar ditutupi oleh badai yang dibuat aura.

"perempuan ini sungguh ingin membuat aku tinggal" ucap asa pasrah dan kembali duduk disebelah aura.

Asa menatap wajah aura. Dahinya berkedut,bibirnya mengucapkan sesuatu yang asa tidak mengerti,kepalanya menggeleng pelan. Asa mengangkat sebelah alisnya. Sebenarnya aura bermimpi apa? Itu pertanyaan asa.

"shh shh,nah it's okay" bisik asa pelan sambil mengelus dahi aura menggunakan jempolnya. Aura langsung terdiam,wajahnya menjadi tersenyum sekarang,membuat asa kembali terkekeh dan menggelengkan kepalanya.

---

Aura terbangun karena suara bisikan seorang perempuan.
Ia mendapati asa yang tertidur dengan posisi terduduk tepat disampingnya sambil menggenggam kalungnya.

"Asa,wake up" ucap aura pelan sambil mengguncang asa.
Asa terbangun sambil mengucek matanya pelan
"Ada apa aura?" Tanya asa masih dengan suara yang parau.
"Jam berapa sekarang?" Tanya aura
Asa melirik jam ditangannya
"Pukul 7! Ayo! Kita harus bergegas" ucap asa. Ia segera mengeluarkan dua tas besar. Memasukkan jaket,baju,selimut kecil,beberapa makanan dan minuman.

Aura menatapnya heran
"Mau kemana kita?" Tanya aura heran
"Kau lupa tadi aku bilang apa?" Tanya asa,aura hanya tersenyum lebar,menampakan gigi-gigi rapihnya. Itu pertanda dia lupa.
"Kita akan pindah aura,mencari tempat tinggal yang lebih aman. Sambil mencari kakakmu" jawab asa
Aura hanya membentuk mulutnya menjadi huruf O

"Pakai tas ini" ucap asa sambil melemparkan tas besar berwarna pink kepada aura
"Pindahkan barang-barangmu ke tas itu" ucap asa menjelaskan
"Ini sama saja asa." Jawab aura sambil melihat-lihat isi tas yang berikan asa
"Itu lebih besar. Dan kau tidak akan keberatan saat membawanya" jelas asa lagi
"Baiklah." Jawab aura,ia mulai memindahkan jaket,baju dan selimut kecilnya. Asa melemparkan beberapa makanan berat dan ringan juga minuman kepada aura. Aura segera memasukkannya ke dalam tas.

"Ganti bajumu,aku akan menunggu diluar" ucap asa dan melemparkan baju yang cukup tebal kepada aura dan segera keluar dari kamar.

Asa terduduk disofa depan kamar. Ia menunggu aura.
Asa mengeluarkan sesuatu dari sakunya. Ia menggenggamnya erat dan mengecupnya sebentar.

"Asa,apa yang kau lakukan?" Tanya aura mengagetkan asa.
"Ah tidak" jawab asa kikuk sambil menyimpan kembali 'barang' yang tadi ia genggam ke dalam sakunya.
"Kau sudah siap?" Tanya asa yang dibalas anggukan mantap oleh aura
"Baiklah,ayo kita pergi. Tapi,sebelumnya kita akan menemui seorang 'teman'" ucap asa sambil menarik tangan aura.
"Siapa?" Tanya aura heran
"Kau akan menyukainya" ucap asa,aura hanya terdiam.

"Asa. Bagaimana bisa kau mendapatkan baju dan tas perempuan ini? Memangnya banyak sekali yang berkunjung ketempatmu?" Tanya aura sambil melihat baju yang sekarang ia pakai
Asa terdiam,tak tahu harus menjawab apa
"Jawab aku asa. Kali ini." Paksa aura
Asa masih pada posisinya.
"Baiklah..." ucap aura,ia sudah mengambil langkah akan meniupkan angin kearah asa
"OK AURA! Sampai kapan kau terus memaksaku dengan angin-anginmu itu?" Tanya asa tak sabar
"Sampai kau memutuskan memberitahu sesuatu tanpa perlu dipaksa. Atau setidaknya sampai kau menggunakan kekuatanmu untuk melakukan sesuatu padaku" jawab aura sambil terkekeh

Asa langsung terdiam.

"Aku tidak akan menggunakan kekuatanku untuk melakukan sesuatu padamu" jawab asa pelan
"Ah terserah. Jawablah" paksa aura lagi
"Karena... Aku mempunyai kakak perempuan" ucap asa,ia menghentikan jalannya. Kini mereka berdua terhenti ditengah jalan yang gelap.
"Lalu,kemana kakakmu?" Tanya aura lagi
"Sesuatu terjadi padanya" jawab asa sambil melanjutkan langkahnya
"Sesuatu apa yang..."
"Tolonglah aku tidak mau membicarakan ini" potong asa
"Baiklah,aku minta maaf" ucap aura.

Sepanjang perjalanan mereka berdua hanya terdiam. Aura sibuk dengan angin-angin kecil yang dibuat oleh tangannya,sedangkan asa terlalu sibuk melihat sekeliling.

"Kita sudah sampai" ucap asa,tanpa permisi ia membuka pintu rumah.

"Hey buddy. Pacar baru?" Sapa pemilik rumah,asa dan aura saling melirik.
"Tidak. Aku hanya terikat perjanjian dengannya" jawab asa
"Baiklah,ada perlu apa?" Tanya pemilik rumah lagi

Asa menyodorkan kalung milik aura kepada sang pemilik rumah

"Ini. Miliknya. Tapi terjadi hal aneh. Dia bilang dia mendengar bisikan tentang berlian hitam. Dan dia jadi hilang kendali saat memakainya" jelas asa
"Tidak saat memakainya asa! Saat mengeluarkan cahaya!" Bantah aura
"Ya terserah padamu" jawab asa dan masih menatap pemilik rumah.

Sang pemilik rumah memegang kalung milik aura dan segera menyimpannya lagi.

"Kalung itu. Panas" ucapnya pelan
"Apa kau tidak panas saat memegangnya,asa?" Tanyanya lagi
Asa menggeleng
"Ada yang aneh" ucapnya lagi

"Oh ya,pertama-tama. Perkenalkan,namaku niall horan. Namamu?" Tanya pemilik rumah yang ternyata bernama niall sambil mengulurkan tangannya
"Aura. Aura bonnie" jawab aura sambil tersenyum dan membalas uluran tangan niall
"Hei,cukup" ucap asa sambil melepaskan pegangan tangan niall dan aura
Niall tersenyum jahil kearah asa yang dibalas tatapan tajam oleh asa. Aura terdiam,memperhatikan mereka bergantian.

"Ok. Jadi,kau dapat darimana kalung ini aura?" Tanya niall
"Momma. Dia memintaku menyimpannya selagi aku mencari kakakku" jelas aura
"Kakakmu terjebak didunia manusia?" Tanya niall lagi
"Tidak terjebak,hanya saja... kabur" jelas aura lagi
"Oh maaf." Ucap niall menyesal

"Aku lihat,kalung ini sangat peka pada keadaan sekitar pemiliknya. Kau kehilangan kendali karena kekuatanmu belum menyatu dengan kalungnya" jelas niall
"Aku harus apa agar kekuatanku dan kalungnya menyatu?" Tanya aura
"Menikahkannya" jawab niall singkat. Aura dan niall langsung tertawa terbahak-bahak. Asa hanya melihat mereka jengah

"Tidak-tidak itu hanya bercanda. Kau harus mempunyai keberanian dan keyakinan aura. Kau harus berani untuk menyatukan kekuatanmu dan kalungnya apapun yang akan terjadi. Dan kau harus yakin bahwa kau bisa menyatukannya." Jelas niall sambil menatap aura
"Apapun yang terjadi? Memang apa kemungkinan yang akan terjadi?" Tanya asa heran
"Kalungnya pecah dan aura kehilangan kekuatannya" jelas niall sambil menatap asa
Aura terperanjat

"Maksudmu aku akan sama dengan manusia-manusia biasa didunia ini?" Tanya aura
Niall mengangguk
"Dia bisa mati jika itu terjadi" ucap asa
"Tapi,jika ia tak bisa menyatukannya juga. Tetap saja dia akan mati" jelas niall
"Memangnya kenapa?" Tanya aura
"Karena kau akan terus terpengaruh kalung itu,tak bisa mengendalikannya dan lama-lama kekuatanmu akan hilang,aura" jelas niall lagi
"Kalau begitu jangan dipakai" usul asa
"Kalung ini sudah menempel padanya asa,walaupun tidak dipakai. Pengaruhnya masih kuat" jawab niall
Mereka bertiga terdiam.

Tak lama,gempa bumi yang cukup besar mengguncang rumah niall. Mereka berusaha menghindar dari bangunan-bangunan yang jatuh dirumah niall. Asa mengambil kalung aura dengan cepat dan memasukannya kedalam sakunya.

"Niall! Ayo pergi dari sini!" Teriak aura
"Aura,lakukan sesuatu!" teriak asa
"Seharusnya kau,asa!" Teriak aura balik
"Aku tidak bisa menghentikan kejadian alam di dunia manusia" ucap asa
"Jika aku meniupkan angin,keadaannya makin kacau,bodoh!" Jawab aura.
Asa dan aura terus berdebat tentang siapa yang harus melakukan apa.

"Kalian ini berisik sekali! Sudah lebih baik aku saja yang melakukannya!" Teriak niall membuat aura terdiam,tapi tidak dengan asa.
"NIALL JANGAN BERTINDAK BODOH!" Teriak asa kesal
"asa,ini teleport." ucap niall.
"KENAPA TIDAK DARITADI NIALLL!" Teriak aura dan asa kesal,niall hanya cengengesan.

"Kita mau kemana?" Tanya niall sambil menggenggam tangan asa dan aura
"Gua ujung bukit" jawab asa sambil melirik niall
"Baiklah,gua ujung bukit. Here we go" ucap niall sambil menutup matanya.

Found YouWhere stories live. Discover now