Bab 1

18 2 0
                                    


💙💙💙

Sekarang waktu sudah menunjukan pukul 7 pagi. Dan aku mulai bekerja seperti biasa, setelah cuti 1 mingguku. Aku kangen cerewetnya Narada. Kangen suasana kantor juga. Aku sedang mengendarai mobil ku. Jakarta cukup ramai pagi ini, mungkin karna sekarang Hari Senin, hari dimana padatnya jalanan. Sambil menunggu macet yang belum jalan - jalan, aku memutuskan memutar radio.

Semuanya tlah terjadi
Cintaku telah pergi
Dan kini ku sendiri
Tanpa dirimu lagi

Tak mudah menepis
Cerita indah

Semusim tlah kulalui
Tlah ku lewati tanpa dirimu
Tetapi bayang wajah mu
Masih tersimpan dihati

Marcell - Semusim

Ternyata keputusan aku buat dengerin lagu itu salah. Aku jadi teringat masa lalu, tentang dia. Akhirnya aku memutuskan menekan tombol Off di radio, dan kebetulan macet saat ini sudah teratasi.

Kini aku sudah tiba di kantor, dan aku hanya memakan waktu 30 menit untuk sampai ke kantor, karna jarak dari rumah ku lumayan dekat dan di tambah kemacetan di jalan tadi, jadi sedikit memakan waktu. Jika tidak macet, dari rumah ku ke kantor hanya memakan waktu 20 menit saja.

Sekarang aku sedang berada di lift, aku bekerja di lantai 15 dan aku bekerja sebagai sekretaris CEO. Aku bekerja di Perusahaan Mibey's Group. CEO di tempat ku sudah cukup berumur dan dia memiliki 2 sekretaris. Makanya aku di izinkan cuti, alasannya karna aku bekerja sudah cukup bagus, katanya.
Sedangkan Narada ia bekerja di lantai 8 ia bekerja di bagian Marketing. Mibey's Group memiliki 17 lantai. Lantai 16 untuk para OB, disini OB terdapat di 2 lantai, lantai 3 dan 16. Sedangkan lantai 17 tempat menaruh barang - barang tak terpakai.

"Selamat Pagi Vilana" Sapa Pak Reno, ia adalah CEO diperusahaan ini. Ia cukup ramah terhadap karyawan disini dan ia tidak pernah membanding - bandingkan karyawan yang berjabat rendah maupun tinggi.

"Selamat pagi juga, pak. Mau ngontol karyawan ya pak?" Tanyaku sambil tersenyum kepada Pak Reno. Pak Reno adalah CEO terbaik sepanjang masa, setiap pagi ia akan mengontrol samua kerja karyawannya.

"Iyaaa Vi, yasudah saya lanjut ngontrol ya. Semoga harimu menyenangkan" Jawab Pak Reno sambil mengangkat tangannya memberi semangat. Walaupun umur beliau sudah memasuki 64 tahun, tetapi ia selalu bersemangat dan tidak pernah absen untuk memberi semangat kepada karyawan - karyawannya. Dan jangan diragukan lagi fans Pak Reno disini. Bahkan ku dengar ada yang membuat Group Line yang anggotanya fans Pak Reno semua.

"Terimakasih, Pak. Semoga harimu menyenangkan kembali" Jawab ku sambil tersenyum dan melanjutkan pekerjaanku kembali.

💙💙💙💙

Tidak terasa sudah pukul 1 siang, waktunya jam makan. Aku sudah janjian dengan Nara di Cafe sebrang kantor. Sepertinya dia ingin cerita denganku, buktinya saja dia ingin mentraktirku makan siang. Aku sudah memasuki Cafe ternyata disini sangat ramai, mungkin karna ini satu - satunya Cafe terdekat di kantor ku. Aku mencari - cari keberadaan Nara, ternyata dia sudah stay di meja nomor 19.

"Di cariin taunya udah duduk anteng anyem disini kamu ya" Ucapku sambil duduk di kursi yang berada di depannya.

"Aku kan harus dateng lebih awal supaya dapat tempat duduk, di sini ramai kalo waktu jam makan siang"

"Tumben kamu ngajak aku makan siang di Cafe, di traktir lagi. Pasti kamu mau cerita sesuatu kan?" Tebak ku.

"Kamu paham banget sih soal aku vi hehe. Nanti aku cerita, lebih baik kita pesan makanan dulu deh udah laper." Ucap Nara.

"Aku pesan Caramel Macchiato sama Steak" ucapku memberi tahu pesananku.
"yasudah aku pesan ke kasir dulu." Balas Nara dan langsung pergi menuju kasir, cukup ramai sehingga Nara mengantri. Tapi tidak terlalu lama Nara kembali ke tempat duduk.

"Jadi kamu mau cerita apa, Nar?" Tanya ku penasaran.
"Kemarin malam Devan ngajak aku Dinner, terus tiba - tiba dia ngajakin aku tunangan, Vi" ucap Nara sambil tersenyum, mungkin dia masih membayangkan peristiwa kemarin malam.

"Serius? Iihh selamat ya Nar, aku turut senang dengarnya. Ternyata sahabat aku udah mau tunangan" kataku kepada Nara sambil tersenyum. Aku senang akhirnya sahabat ku ingin tunangan juga, setelah 3 tahun pacaran dengan Devan.

"Makasih,Vi. Pokoknya kamu harus bantuin resepsi pertunangan aku sama Devan."

"Hmm.. mau nggak ya ? Wani piro hahaha" ucap ku ke Nara sambil tertawa.

"Nyebelin ih.  Aku serius loh, Vi" ucap Nara.

"Iyaaa Nara sayang, aku pasti bantuin kok. Apa sih yang enggak buat sahabat aku ?"

Setelah aku menerima ajakan Nara untuk membantu semua keperluan pertunangannya. Seorang pelayan menghampiri meja ku dan Nara sambil membawa makanan pesanan kami.

"Permisi, ini pesanannya. Semoga suka." Ucap si Pelayan ini.
"Terimakasih" ucap ku dan Nara secara bersamaan.

"Wah enak nih Nar kayaknya." Ucap ku sambil memotong steak yang ku pesan.
"Di sini makanan nya semua enak kok. Tidak akan mengecewakan pelanggan dan harga pas di kantong" jawab Nara.

"Sering - sering aja ya Nar traktir akunya hahaha." Ucapku sambil tertawa kecil.
"Ah aku bisa bangkrut nanti. Kamu kan kalo makan banyak " jawab Nara

"Biarin. Kata Romeo makan itu harus banyak, kalo makannya sedikit nanti sakit dan nggak bisa melakukan pekerjaan sehari - hari lagi" ucap ku secara lancar tanpa memberi jeda sedikit pun.

"Vi sadar, kamu barusan ngucap nama Romeo. Kamu belum bisa lupain dia sedikit pun ya, Vi ? Aku sebagai sahabat kamu pingin kamu bahagia, bukannya begini. Aku sedih Vi liat kamu yang terus menerus mengingat Romeo"ucap Nara sedikit kesal karna sahabatnya menyebut nama Romeo, lelaki yang sudah 4 tahun menghilang di kehidupan Vilana.

"Maaf. Aku nggak sadar bicara seperti itu. Aku juga nggak tau Nar kenapa semua moment bersama Romeo terus hadir di pikiran ku" jawab ku dan tanpa sadar, aku sudah meneteskan air mata ku. Apa begitu besar rasa cinta ku ke Romeo ? Sampai - sampai aku sangat susah menghapus bayang - bayangnya dihidup ku.

"Aku bukannya nggak suka kamu masih punya perasaan ke dia Vi. Aku cuman pingin kamu bahagia. Dia pergi tanpa kabar maka kamu harus bisa lupain dia tanpa putus asa. Aku yakin Vi kamu pasti bisa lupain Romeo. Udah jangan nangisin dia lagi Vi, setiap kamu nangis karna dia aku jadi pingin buat maki - maki dia."

"Iyaaa Nar, makasih atas perhatian kamu kepadaku. Aku beruntung memiliki sahabat sepertimu. Aku sayang kamu Nar, aku nggak tau gimana hidup aku kalau kamu bukan sahabat aku." Ucap ku tulus kepada Nara.

"Aku juga beruntung Vi bisa punya sahabat kayak kamu. Pokoknya jangan sungkan - sungkan buat cerita ke aku."

"Siap captain" ucap ku sambil memberi hormat kepada Nara.
Dan Nara pun tertawa melihat kelakuan ku. Dan akhirnya kami berdua tertawa bersama - sama.

💙💙💙💙

-TBC-

06-12-2016
Yhollanda

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 09, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Vilana Oriana StefanyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang