part 4

11 0 0
                                    

Setelah liburan panjang telah usai sudah waktunya memasuki sekolah kembali saat kita memasuki tahun baru dan menyapa semua orang di hari pertama masuk sekolah. Dengan berjalannya waktu-waktu saat kami menjalani aktifitas di sekolah dan tidak terasa sudah hampir mendekati hari valentine tepat dimana sudah dua tahun aku dan Cello berpacaran. Hubungan kami berjalan baik meskipun LDR. Saat aku memasuki kelas untuk mengikuti pelajaran selanjutnya terjadi perbincangan.
"Riski, besok hari valentinekan?. Bagaiman kalau kita semua jalan-jalan?", ajakan Rey
"Kalo kamu yang bayarin sih aku mau banget?"
"Haha...benar juga kamu ki tapi buat apa kita rayakan hari valentine coba. Hidup kita aja masih jomblo terus kita mau cari julietnya dimana?, para romeo-romeo galau?" , ujar Marten
"Siapa bilang kita jomblo?. Apa gunanya cabe-cabean di sekelilingmu?"
"Kalau tidak di godain mas....hahaha", serentak di katakana Marten dan Rey
"Kalian kayaknya harus segera cepat-cepat bertobat deh!. Sebelum masuk neraka hidup-hidup?"
"Apa katamu Riski?. Bukannya mati dulu habis itu pergi ke surga atau neraka?", tanya Marten
"Kalau buat kamu gak perlu tunggu ajal. Di kubur hidup-hidup pun bisa jadi", ejekan Rey
"Hahaha...", suara tertawaan dari Riski dan Rey untuk Marten yang wajahnya gelisah.
Seharian penuh di sekolahan dan kini sudah tiba waktunya untuk pulang ke rumah. Aku tidak sabar menunggu detik-detik memasuki malam pertama hari valentine tepat Happy Anniversany dalam dua tahun hubungan aku sama Marcello dan tidak terasa kami berdua berpacaran selama dua tahun. Walaupun di satu tahun ini kami berdua hanya pacaran jarak jauh tetapi hubungan kami baik-baik saja karena kami saling percaya satu sama lain. Sambil menunggu pukul dua belas malam aku menerima pesan sms dari anak-anak Kanssas yang memberi selamat hari Valentine dan mengajak ku pergi ke party kecil-kecilan di tempat nongkrong kami di sebuah kafe mahal miliknya Rey tetapi aku malah menolaknya karena aku hanya ingin merayakannya berdua bersama Cello melalui video call romantis di malam valentine ini. Sudah pukul dua belas malam sudah saatnya aku menghubungi Cello tetapi sayangnya Cello yang menghubungi ku terlebih dahulu saat aku membuka laptop dan berencana menghubunginya duluan. Deringnya tanda panggilan masuk untuk Video call mulai terlihat di depan layar laptopku.
"Hai botak!. Apa kabarmu malam ini?"
"Iya juga manis, kabarku baik-baik saja kalau kamu?"
"Aku kurang baik nih sayang, karena gak ada kamu di pelukanku sayang?"
"Selamat happy anniversany untuk dua tahun dan happy valentine days yah sayang"
"Iya buat kamu juga happy anniversany untuk dua tahun terakhir ini?"
"Kamu masih di rumah sakit yah sayang?"
"Iya nih sayang!. Tapi aku janji sama kamu, aku akan segera pulang!"
"Pulang kesinikan sayang?"
"Iya sayang ku. I love you. Its always been you"
"Love you too. Its always been you too"
"Aku punya hadiah loh untuk kamu sayang!", ungkapan ku saat mengeluarkan hadiahnya dari balik punggung ku "Ta..da sebuah gelang yang aku anyam dari kulit rotan dan diberi gambar corak bunga agar terlihat romantis aku tulis nama kita berdua deh!"
"Aku juga punya hadiah buat kamu", kata Marcello sambil memegang sebuah kertas di depan hpnya"Aku akan membacakan puisi spesial romantis buat kamu sayang?"
"Yee...asik akhirnya ada juga cowok yang ingin bacakan puisi buat aku!. Tapi badan kok kurang sehat gitu sih?. Wajah kamu pucat banget sayang?. Apa karena penyakitmu tambah parah yah?"
"Gak juga sih sayang!. Ya udah aku mulai yah untuk bacakan puisinya?", Cello menarik nafas
(suara alunan musik The Overtunes "Jatuh dari surga")
Ketika seorang lelaki yang sudah tak berdaya di ruang ICU
Di tinggal pergi oleh dunia

(sesekali dan berulang-ulang kali Marcello batuk berdahak dengan wajahnya yang pucat)

Dan berjalan sendirian, melawan sakit yang di deritanya
Seakan tubuh ini remuk dan hancur oleh kangker
Yang telah menjadi parasit di dalam tubuhnya

(wajahnya Marcello tampak kelihatan lemas, begitu pucat, sesekali batuk berdahak, dan perlahan ingin menutup matanya hanya tetapi ia tetap melanjutkan puisinya tersebut)

KANKER QU GANGSTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang