Keesokan harinya detik-detik belangsungnya lomba cerdas cermat demokrasi dengan peserta upacara dari setiap sekolah yang ada memperkenalkan identitas dirinya dan identitas sekolah. Perlahan-lahan dengan waktu yang begitu cepat setiap tim saling mengejar nilai dan berpacu kecepatan memencet tombol lalu menjawab pertanyaan dari juri. Kini tinggal pertanyaan terakhir untuk menentukan siapa yang akan menjadi pemenangnya!.
“Okey, ini adalah pertanyaan terkhir sebagai pertanyaan rebutan yang akan menentukan siapa yang akan keluar menjadi juaranya dari sejumlah sekolah yang telah hadir mengikuti lomba cerdas cermat demokrasi pada hari ini. Pertanyaannya adalah apa yang mungkin akan kalian lakukan sebagai generasi muda bangsa terhadap pemikiran masyarakat tentang para pemerintah yang terus-terusan disalahkan atas polemik masalah kecil yang pernah terjadi di Indonesia?”
(tombol bel dari meja kami berbunyi, lalu Riski menjawabnya)
“Bagaimanapun negara bukan hanya tanggung jawab para pemimpin negeri ini semata. Hanya tetapi tanggung jawab kita bersama sebagai warga negara Indonesia secara resmi untuk membangun perubahan, memberi semangat baru, meninggalkan kegagalan, melupakan masa lalu, mengenang perjuangan para pahlawan, dan belajar menjadi pahlawan demokrasi, bukan demo dan hak asasi, meningkatkan ekonomi sosial dengan kesejahteraan yang lebih baik serta yang paling utama dalam hidup kita sebagai generasi muda yaitu berani berlari mengejar angan-angan dari mimpi yang ingin diwujudkan”, kata-kata yang terlontar dari Riski membuat decak kagum dari para juri diiringi dengan kerasnya tepukan tangan para penonton dan sudah dipastikan Riski yang akan membawa sekolahnya menjadi juara satu pada perlombaan kali ini!.
“Itu dia jawabana yang tepat sekali dan sudah saatnya jurilah yang akan menilai dan sekaligus menentukan siapa yang akan keluar menjadi juaranya”.
(sambil menunggu penilaian juri, tiba saatnya juri mengumumkan pemenangnya).
“Kami sudah memutuskan pemenangnya adalah sekolah yang terakhir menjawab dikarenakan merekalah yang mempunyai nilai tertinggi dan jawaban mereka tepat sekali. Jawabannya berasal dari seorang siswa yang bernama Riski”.
Akhirnya sekolah kami mendapatkan juara satu dan salah satu orang yang berperan penting memberikan kemenangan untuk sekolah kami ialah Riski ia pantas menerima pialanya serta berhak menyimpan pialanya. Sehabis memenangkan lomba yang cukup rumit melewati pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan para juri yang menilai jalannya perlombaan paling bergengsi ini. Sehabis acara yang telah berlangsung, Riski ingin berjalan kaki pulang kerumah sambil membawa piala kebanggaannya, namun, ditengah jalan ada sekelompok orang berjumlah 8 orang menghalangi perjalanan kakinya yang mungkin mereka itu berasal dari sekolah lain tampaknya mereka tidak terima atas kemenangan yang di dapat oleh sekolah kami. Riski menyuruh teman-temannya berjalan pulang terlebih dahulu dan membiarkan Riski menghadapi mereka sendirian.
“Mau apa kalian?”. Tanya Riski.
“Ehm, kamu pikir dengan semudah itu kamu mengalahkan sekolah kami!”
“Aku lagi tidak ingin berkelahi, sebaiknya kalian pulang dan belajar agar nantinya kalian bisa mengalahkanku dalam perlombaan lainnya”.
“Sombong banget kamu, belum tahu siapa kita?”.
“Emangnya aku harus tahu yah kalian ini siapa, lagi pula buat apa takut sama kalian, meskipun 8 orang sekaligus yang harus aku hadapi!”.
“Kami adalah geng Smart Immortal (kepintaran yang abadi) dan tidak ada yang pernah mengalahkan kepintaran kami kecuali kamu dan sekarang pembalasan untuk kamu yang berani-beraninya mengalahkan kami dengan piala bodoh ini!”, kata seorang ketua mereka sambil menendang piala yang digenggam oleh Riski
Dengan luapan emosi dari Riski. “kurang ajar kamu... itu pialaku”.
“Kenapa?. Kamu marah, mungkin karena piala kesayanganmu jatuh dengan sengaja olehku, hajar dia....”, merekapun berlari kearah Riski untuk berkelahi.
“Akan kuhajar kalian semuanya”, geretak Riski yang berdiri santai sambil mengeluarkan tangannya dari saku celana dan hanya berdiri diam dengan membuang pukulan dan sepakan kakinya. Tiba-tiba pamannya Riski melintas melewati mereka semua sambil melihat kearah mereka yang sedang berkelahi. Percakapan didalam mobil berlangsung...
“Maaf tuan sepertinya Riski mebutuhkan bantuan kami”, Kata seorang sopir pribadinya dari dalam mobil mewahnya.
“Tidak perlu, saya ingin melihat sampai dimana kemampuannya berkelahi!”, Pukulan demi pukulan dilontarkan terus-menerus oleh Riski di lihat oleh Riski.
“Sudah ku bilang aku tidak ingin berkelahi lihatlah sekarang kalian sudah babak belur dihajar olehku”, kata Riski sambil mengambil pialanya kembali, meludah kearah mereka, dan melanjutkan perjalanan pulang ke rumah sambil berjalan kaki.
“Itu yang saya tunggu dari tadi”, Kata pamannya Riski dari dalam mobil.
“Kelihatannya Riski meneruskan kehebatan tuan”. Pujian dari pengawal paman.
“Betul juga, dengan begitu mudahnya dia mengalahkan 8 orang musuhnya tanpa lecet sekalipun diwajah dan seluruh tubuhnya begitu santai dia melontarkan pukulan, ia juga sosok pendiam yang gagah berani, dan menyimpan ilmu bela diri tanpa diketahui banyak orang, padahal sejak kecil ia tidak pernah saya ajarkan ilmu bela diri tetapi riski sering melihat saya berkelahi dengan segerombolan orang”.
“Mungkin sudah turun-temurun dari tuan pastinya!”. Kata sopirnya.
“Ya sudah, kalian terus amati jika Riski sudah berjalan jauh dari sini biar kita semua turun dari mobil untuk mengancam anak-anak ingusan itu yang sok belagu jadi jagoan yang ingin sekalimenjadi anak gengster mama papa”.
“Siap tuan akan saya laksanakan”.
Riski pun melanjutkan perjalanannya untuk pulang setelah itu pamannya turun dengan dua orang asistennya dan lima orang anak buahnya yang turun dari mobil yang lain berasal dari kedua mobil mewah berwarna hitam yang digunakan oleh pamannya.
“Hey... kalian anak-anak ingusan kalau boleh tau nama geng kalian apa?” kata paman sambil berdiri santai menatap mereka dan menaruh kedua telapak tangannya kedalam saku celana sambil menguyah permen karet.
“Kamu siapa tanya-tanya, kepo banget sih kamunya?”.
“Kalian belum tahu siapa saya?”, Tanya paman dengan mengangkat alis matanya.
“Belumlah pak bos... hahaha...”, serentak mereka menertawakan paman.
“Sayalah presiden persatuan seluruh gengster dan kalian berani-beraninya menghina saya dan menertawakan saya, eehh”. Jawab paman dengan nada lantang secara emosional.
“Apa?, Maaf tuan saya tidak tahu dan maafkan saya telah menertawakan tuan”. Kata mereka sambil bertekuk lutut di bawah kaki paman sambil memohon untuk di ampuni
“Kalian bukan geng yang resmikan....jadi saya belum mengenal anggota geng kalian, semua pantas dihukum karena membangun geng ilegal dan tidak resmi tanpa ada persetujuan dari presiden PPSG, seharusnya geng ini harus secepatnya dibubarkan sebelum melanggar etika berorganisasi atas nama gengster. Kalau begitu sebagai hukumannya, selamat menikmati pukulan kedua. Untuk kalian anak buahku pukulin anak-anak ingusan ini sampai babak belur habis-habisan, dan buatlah mereka pulang ke rumahnya menangis lalu mengadu ke orang tuanya... hahaha”, perintah paman sambil meninggalkan tempat kejadian dan berjalan kembali kedalam mobil mewahnya serta menyerahkan semuanya kepada anak buahnya untuk mengurus ke 8 anak laki-laki itu.
“Jangan tuan, kami janji tidak akan mengulanginya lagi kesalahan kami”.
“Tidak ada kata maaf untuk anak-anak nakal seperti kalian yang sukanya main keroyokan, menindas yang lemah, dan berkeliaran kayak anak jalanan padahal kalian itu masih anak sekolah tidak pantas untuk kalian jadi anak geng yang brutal. Sekarang juga kalian harus dihajar biar tidak mengulanginya lagi”. Kata anak buahnya paman.
Jeritan suara yang bersal dari mulut mereka semakin kencang jika didengarkan disebabkan oleh pemukulan yang terus-menerus dilontarkan oleh anak buahnya paman yang berlaku kejam terhadap mereka. Menangis hanya itulah cara yang ampuh melawan orang-orang dewasa seperti ini menurut pendapat mereka, tetapi kalau dipikir-pikir ada bagusnya juga mengancam anak-anak brutal yang melanggar aturan gengster agar dapat menjadi komunitas gengster yang menjunjung tinggi sebuah solidaritas dan membentuk moral yang baik di kalangan gengster agar masyarakat jangan hanya memikirkan gengster itu hanya dapat membuat masalah dan tidak ada gunanya didirikan di tengah-tengah masyarakat luas karena tidak selamnya gengster itu dipandang buruk tetapi jadilah anak gengster yang selalu berpikiran positif dimanapun, dengan siapapun, dan yang paling terpenting melampiaskan masalah yang menghampiri hidup mereka tuangkan ke dalam doa yang dipanjatkan kepada Tuhan bukan melampiaskannya kepada kelakuan buruk seperti menggunakan narkoba, berhubungan seks, dan menindas orang yang lemah. Selama perjalanan pulang akhirnya Riski telah sampai didepan pintu rumahnya pertanyaanpun menghampirinya dengan suara lantang dari ayahnya.
“Riski... dari mana saja kamu, terus kenapa tadi teman ayah bilang melihat kamu dikeroyokin sama anak-anak orang kaya itu?”.
“Begini loh ayah, tadi Riski ikut lomba cerdas cermat demokrasi untuk mewakili sekolahnya Riski”. Kata Riski sambil berjalan dan langsung saja duduk di kursi sofa diikuti oleh ayahnya. “Nah, mereka tidak terima kalau Riski menang jadi kejadiannya itu Riski mau pulang eh.... mereka malah menghadang Riski dengan motor gedenya mau gak mau riski harus lawan ayah, lagi pula ayah juga harus bangga sama Riski karena membawa pulang piala ini kerumah. Besok paginya baru riski serahkan ke sekolah untuk di taruh di dalam lemari piala siswa berprestasi”.
“Ooh....jadi begitu kejadiannya ayah pikir kamu buat masalah apa kek!. Dari sekarang waktu yang tepat untuk menyusun masa depanmu dengan lebih baik, jangan seperti paman kamu, sebenarnya ayah juga yang salah sebagai kakaknya tidak bisa memenuhi kebutuhannya saat dia masih duduk dibangku sekolah. Memang benar sekarang paman kamu sudah menjadi orang kaya raya tetapi itu semua dari hasil kejahatan yang diharamkan untuk menerima sepersen uang darinya. Ayah tidak mau melihat masa depanmu hancur seperti ayah. Apakah kamu tidak bosan melihat hal ini terjadi saat keluarga kita masih bergantung hidup pada tante Azizah”. Kata ayahnya Riski sambil menggelengkan kepalanya dengan wajah kecewa.
“Sudah pasti ayah... Riski akan lakukan yang terbaik buat ayah dan ibu”. Sambil menatap kearahku ayah berkata
“Sepintar-pintarnya otak kamu berpikir tetapi semua itu diimbangi dengan kenakalan tidak akan mendapatkan hasil yang baik. Hanya menyia-nyiakan waktu yang kamu lakukan, ingat apa yang dikatakan ayah nak?”.
“Iya ayah akan selalu kuingat pesan ayah kalau gitu Riski kekamar dulu sekalian mau ganti baju”. Kata Riski sambil berdiri dan berjalan ke arah kamarnya. Saat duduk di atas tempat tidurnya Riski pun melamunkan sesuatu sambil memegang bolanya. “Bumi ini bundar seperti bola yang terus berputar andaikan bumi kita berbentuk piramida pastinya jalan hidup tidak akan mudah terputar oleh waktu dan pastinya lagi akan terus berjalan lurus dengan apa yang kita harapkan tidak ada lagi peperangan, kebencian, perbedaan, permusuhan, kesusahan, dan jalan hidup yang penuh cobaan”.
“Riski... ibu sudah siapkan makan siang untukmu kalau kamu sudah ganti pakaian jangan lupa makan”, teriakan ibu dari ruang dapur di belakang.
“Iya bu... sebentar lagi Riski keluar kamar”.
“Yah sudah kalau begitu ibu mau pergi kerja dulu untuk mencuci pakaian tetangga di kampung seberang sana kayaknya nanti sore baru ibu bisa pulang tapi kalau pekerjaannya ibu sudah selesai, lumayan... uangnya bisa buat uang jajan kamu besok”, kata ibu di depan pintu kamarnya Riski.
“Hati-hati dijalan ya bu...”.
Keesokan paginya Riski sudah siap untuk membawa piala ini ke sekolah biar dipajang di mading sekolah. Sesampainya didepan mading sekolah Riski melihat satu-persatu nama siswa siswi yang berprestasi yang sekarang melanjutkan kuliahnya di Amerika, Kanada, Benua Eropa, Australia, dan negara-negara maju lainnya. Tetapi aku sangat heran dengan sikap mereka yang tidak pernah kelihatan lagi balik ke Indonesia sejak kelulusannya di SMA ini. kemana yah mereka...?. Apa mereka sudah kerja disana?. Sudah banyak bukti-bukti prestasi yang dipajang di dinding sekolah-sekolah yang ada di negeri ini, tetapi tidak tampak para generasi muda kita memberi kemajuan yang pesat demi membangun Indonesia yang maju. Apa seperti ini hak dan pemikiran anak negeri?. Seharusnya mereka sadar akan perbuatan mereka karena pemerintah telah membiayai beasiswa untuk sekolah di luar negeri. Memang betul mereka yang berusaha mendapatkan beasiswa tersebut tetapi apa salahnya mereka berpikir untuk kemajuan Indonesia di masa depan. Nyatanya saja lebih banyak generasi muda yang lebih bangga menjadi warga negara asing ketimbang memilih tinggal disini. Apa artinya lagu Tanah Air Beta bila aku pergi meninggalkan tanah kelahiranku dan tidak sekalipun aku kembali memandangi lagi elok kehidupan yang dulu pernah aku rasakan. Sambil melihat-lihat dimana nama Riski dipajang. Dengan tidak sengaja Riski bersenggolan dengan aku (Indah), sejak saat itu pun juga aku tersenggol dan terjatuh kedalam pelukannya Riski. Dari sinilah kami mulai kenalan dan langsung saja akrab, apa lagi sejak awal sudah satu kelas sama Riski walaupun tidak saling begitu dekat dari awal masuk ke kelas barutetapi Riski sudah punya rencana untuk ngajakin aku jalan-jalan.Setelah melihat-lihat dimading sudah waktunya lonceng masuk ke kelas dan seharian penuh belajar hingga tepat jam satu siang di bolehkan pulang. Saat pulang sekolah tiba, hujannya semakin deras untung saja tadi pagi ayahnya Riski menyuruhnya memakai sepeda buntut ini ke sekolah. Riski juga sudah siapkan mantel jas hujan di dalam tas sekolahnya. Ketika hendak mau pulang Riski melihat aku sedang menunggu redahnya hujan tetapi ini kesempatan Riski untuk membawa ku pulang sampai ke rumah. Riski pun berjalan kearah ku dan melontarkan kata.
“Hai Indah..., lagi tunggu hujannya redah ya?”.
“Iya nih Riski, hujannya deras banget...gak tau juga kapan berhentinya ?”, kata ku
“Sudah....bareng aku aja pake sepeda, kamu pake mantel ini biar tidak kena hujan saat di tengah jalan”. Kata Riski sambil menaruh mantelnya ditelapak tangannya ku.
“Lalu kamu bagaimana?”.tanyaku dengan nada-nada manja
“Tidak apa-apa kok kalau aku basah, lagi pula akukan laki-laki jadi harus mengalah sama perempuan karena aku terbiasa menghargai wanita seperti menghargai ibuku”
“Makasih lagi buat kamu Riski”.
“Iya sama-sama”, kata Riski smbil menaiki sepedanya dan akupun duduk dibelakang saat Riski mengayuh sepedanya Riski bertanya padaku(Indah) dengan nada yang keras akibat curah hujan yang cukup deras.
“Indah....kita berteduh dulu ya, didepan toko yang tutup disana?”, Tanya Riski.
“Iya kamu benar Riski aku juga tidak tega melihat kamu basah kuyub seperti ini”, Jawab ku sambil Riski membelokkan sepedanya ketempat berteduh lalu mereka berdiri dan sandarkan tubuh mereka di depan minimarket yang sedang tutup.
“Indah aku mau tanya sama kamu?. Apa pacar kamu tidak marah saat dia ngeliat kamu jalan sama laki-laki lain...?, takutnya kalian berantem lagi gara-gara aku!”.
“Itu tidak akan terjadi karena dia tidak ada disini!” jawab Indah.
“Apa?”, Riski pun terdiam “Ternyata nih cewek sudah punya pacar” kata Riski dalam hatinya lalu Riski kembali bertanya padaku “Terus pacar kamu dimana?”.
“Lagi berobat di Bali”.
“Memangnya sakit apa dia?”.
“Sakit kangker darah stadium lanjut”.
“Oh... sudah berapa tahun kalian pacaran?”.
“Kira-kira sudah 1 tahun lebih deh, tanggal pacarannya sih 14 Februari, saat pertama kali dokter memvonis ia terkena kangker darah. Padahal dulunya kita berdua hanya sahabatan dari kecil ditambah lagi dengan Brayen, jadi kita bertiga sudah sahabatan sejak SMP kelas satu. Dulunya ia Playboy, cowok paling tampan disekolah, disenangi banyak cewek, mukanya juga bule dan suka gonti-ganti gaya rambut gitu ke sekolah. Tetapi ia orangnya baik kok sama siapa saja. Dan pada waktu liburan kunci tahun, ia liburan ke Amrik (Amerika) sehabis pulang dari Amrik, ia merasa ada yang aneh dengan kondisi kesehatannya begitu juga di sekolah tiba-tiba saja ia suka mimisan dan entah mengapa ia sering merasakan pusing yang berlebihan setelah itu lewat beberapa bulan kemudian tiba-tiba saja ia harus dilarikan ke rumah sakit karena kondisinya semakin parah dan disitulah dokter memvonis bahwa Marcello terkena penyakit kangker darah. Semenjak terkena penyakit kangker para cewek-cewek mulai menjauhinya disekolah pada akhirnya ia meminta tolong aku sama Brayen untuk membantunya balikan sama mantan-mantannya, kalau memang itu tidak bisa terjadi kembali ia tidak memaksakan asalkan kita berdua membantunya berpura-pura agar semua mantan-mantannya memberi ciuman terkhir disaat ia harus melawan ganasnya kangker yang menggerogoti seluruh tubuhnya. Namun, rencana kami selalu gagal dikarenakan ia selalu mimisan dan pingsan ketika mau diberi ciuman sama mantannya. Sebenarnya aku cemburu saat ia selalu mengharapkan wanita lain dalam hidupnya padahal disisi lain selalu ada aku yang setia mencintainya sejak kita masih kecil. Hanya saja aku selalu pendam perasaan ini sendirian”
“Dia cowok yang beruntung dapatin cewek sebaik kamu”
“Sebelum malam Valintine Brayen datang ke rumah ku dan memberi bunga ternyata di dalam bunga terselibkan sepuncuk surat untuk ku baca, lalu aku membaca isi surat tersebut, ternyata selama ini Brayen suka sama aku. Saat itupun juga aku menolaknya dan aku katakan yang sebenarnya pada Brayen bahwa selama ini aku hanya mencintai Marcello bukan laki-laki lainnya. Brayen pun pergi dengan rasa kecewa dan aku tidak tahu bahwa ia pergi kerumah sakit untuk menemui Marecello. Aku juga kurang tahu sih apa yang dibicarakan mereka berdua. Malam itupun juga aku pergi kerumah sakit untuk menjenguk Marcello, tiba-tiba saja ia menanyakanku apakah selama ini aku mencintainya?. Akupun kaget ketika Cello Tahu dari mana kalau aku suka sama dia lalu akupun menjawab iya... dengan penuh keraguan. Tepat pada tanggal 14 Februari malam di hari Valentine ia menembakku jadi pacarnya disitulah aku berjanji akan selalu menemaninya melawan kangker dan setia mencintainya. Namun... sekarang ini kita harus pacaran jarak jauh karena ia sedang berobat di Bali sempat berobat di Amrik (Amerika) tapi ianya tidak mau berlama-lama disana, gitu deh ceritanya!”
“Cerita kamu panjang juga yah... tapi tidak apalah lagi pula masih hujan deras nih, jadi kita berdua masih punya banyak waktu untuk bercerita”.
“Iya cerita aku panjang ya...?. Tapi ada bagusnya juga sih untuk mengisi kekosongan waktu diantara kita berdua lagi pula hujannya masih deras!”.
“Pacar kamu sebenarnya orang asli mana?”. Tanya Riski.
“Dia orang Amerika peranakan Bali gitu, mamanya orang Bali dan papanya asli luar negeri makanya itu namanya Marcello Ngurah Rai”.
“Sedikit lagikan sudah dekat bulan Desember ini dan pastinya liburan panjang serta kunci tahun kamu pasti punya rencana mau bertemu sama pacar kamu itukan?”.
“Ya.... kalau ada waktu aku pasti kesana, lagi pula saat ini aku sudah sangat-sangat merindukannya karena aku selalu ingat hari anniversary setahun kita jadian tepatnya 14 Februari adalah hari paling membahagiakan bagi kita berdua saat bisa berpelukan, tiup lilin bersama, suap-suapan kue, terus aku mengusap wajahnya yang mulai terlihat tetesan darah akibat mimisan yang begitu banyak, dan saling merasakan kenyamanan cinta yang sempurna. Ketika itu juga dokter menyarankan Cello (panggilan sayang Indah buat Marcello) segera dibotakin kepalanya karena sudah kelihatan sekali sehelai demi sehelai rambutnya rontok terus menerus. Setelah itu kita berdua merayakan hari kelulusan bersama teman-teman lainnya di sekolah meskipun ia hanya duduk manis di atas kursi roda yang sedang aku pegang erat dengan perasaan tulus mencintainya. Pada akhirnya kita berdua harus dipisahkan karena Cello mau dibawa ke luar negeri”.
“Kamu itu sesosok wanita yang sederhana dan mau menerima laki-laki apa adanya”.
“Hmmm...makasih ya!. Kamu juga cowok yang baik sepertinya boleh juga dijadiin dambaan hati para wanita?. Lagi pula kamu juga keren dan berprestasi”.
“Ha... ha... ha...orang miskin kayak aku ini tidak pantas untuk dicintai, hidup saja masih numpang sama orang masa mau pacaran, nanti pacarnya mau minta ini itu tidak bisa aku belikan memalukan nantinya!. Oh ia kelihatannya hujannya sudah redah nih, aku antarin kamu pulang yuk sampe rumah!”.
“Iya, lagi pula sudah berjam-jam kita berdua menunggu”. Kata ku sambil berjalan ke arah sepeda bersama Riski dan langsung menaikinya sepedanya lalu kembali melanjutkan perjalanan pulang.
Hari demi hari Riski sama aku semakin dekat tetapi apa yang Riski rasakan lebih dari seorang teman sih, beda dengan apa yang dirasakan aku. Pastinya aku hanya menganggap Riski sekedar teman biasa. Menjalani kehidupan memang membutuhkan cinta tetapi terkadang cinta itu butuh pengorbanan, kesetiaan, dan tidak semudah itu kita dapat memiliki orang yang dicintai, karena cinta tidak selalu berjalan bersamaan dengan apa yang kita rasakan terhadap orang lain. Itulah namanya cinta yang tidak bisa ditebak apa yang akan terjadi nantinya tentang perasaanmu kepada orang yang kamu cintai.
Semakin hari ke hari Riski sama aku selalu berjalan berdua dengan Rey dan Marten, tetapi mereka berdua cemburu dengan kedekatan ku dengan Riski. Saat ada waktu yang tepat aku memperkenalkan pacarku didepan mereka bertiga melalui video call sambil bertatap muka langsung, saling menyapa, menanyakan kabar satu sama lain, bercerita tentang masa lalunya Marcello denganku. Kami bertiga juga menceritakan masa-masa MOS hingga kejadian lucu yang pernah kami lakukan didalam kelas ataupun diluar lingkungan sekolah. Pada hari berikutnya kami bertiga tidak melihat Rey?. Aku, Riski dan Marten tidak melihat Rey bareng sama kita lagi. Kamipun tidak tahu Ray kemana, main dengan siapa, lagi buat apa.Rey berjalan kearah kakak kelas dua belas (kelas tiga SMA) yang bernama Jutso. Dia adalah salah satu ketua bandit school “Hai kak”, sapaanya Rey kepada kakak senior itu yang berciri-ciri putih, berbadan besar, matanya sipit, giginya pake behel, rambutnya panjang dan kriting-kriting tebal hanya tetapi senior itu hanya memandangnya dengan wajah sinis.
“Siap maaf kakak, mohon izin berbicara kaka”, kata Rey sambil duduk disampingnya.
“Mau bicara apa kamu?”, geretak sang senior.
“Aku boleh tanya tidak, kalau kakak ini juga orang Cina kan?”.
“Kamu... berani-beraninya datang ke tempat paling danger dan bertatapan langsung sama orang paling ditakuti di sekolah ini, memangnya orang yang putih dan bermata sipit hanya orang Cina doang apa...?”. geretak senior.
“Bukan itu maksud aku kak..., aku hanya bosan saja begitu di bully terus-menerus di sekolah ini, dan aku pikir kakak orang Cina, yah... mungkin saja dulu kakak pernah di bully kayak aku waktu kakak baru masuk SMA ini lalu kakak selalu di hina-hina sama senior gara-gara mereka pikir kakak ini orang Cina yang bermata sipit, kulitnya putih, dan yang paling aneh dari anak-anak pribumi lainnya ataupun mereka berpura-pura menganggap kakak bagian dari temannya para senior yang hanya ingin memanfaatkan kakak yang bodoh, tak berdosa, tak berdaya, muka polos dan cupu ini...”. kata Rey dengan nada yang cepat disertai gerakan.
“Kamu bilang apa barusan?. Yang pertama saya bukan orang Cina, yang kedua saya orang Jepang Belanda bernama Jutso Alexa, memangnya ada orang Cina yang bernama Jutso, yang ketiga kamu sudah menghina saya dan berani duduk di samping saya....”, geretak jutso lalu berdiri sambil meramas kerak bajunya Rey.
“Tunggu dulu... kalau kakak orang Jepang Belanda berarti kakak penjajah dong yang datang ke Indonesia hanya mencari kekuasaan dan sebenarnya kakak itu ada darah pribuminya atau tidak sih...?, kata Rey yang telah memotong pembicaraan Jutso.
“Adanya darah muda”, geretak Jutso sambil mengangkat Rey untuk berdiri.
“Oh iya.... aku tahu itu, lagunya Bang Roma Irama yang beginikan lagunya”. Rey berdiri lalu bernyanyi. “Darah muda... darahnya para remaja...”.
Tiba-tiba saja Jutson pun tidak dapat menahan luapan emosinya lalu mencengkram kerak bajunya Rey keatas dan berkata.
“kamu sebenarnya mau ditonjok sampai berdarah atau mau di kubur hidup-hidup?”.
“Sa... sa... santai dong kak, kan Cuma bercanda”. Kata Rey yang terlihat ketakutan.
“Hmm... saya harus beri kamu pelajaran buat kamu takut sama aku?”, Jutson pun mulai memukuli Rey dan diikuti oleh semua anak buahnya dari anak kelas tiga yang tergabung dalam geng bandit school dan dibantu oleh geng royal XI dari anak kelas dua.
Setelah itu mereka membawa Rey kegudang sekolah tepatnya sebagai markas rahasianya dan tampak terlihat kedua ketua geng juga berada di dalamnya dari geng bandit school dan royal XI, tetapi aksi mereka sempat dilihat oleh para adik kelas X (kelas satu SMA) lalu mereka melaporkannya kepada Riski dan Marten yang sedang berada di kantin.
“Riski... Marten... teman kalian yang bermata sipit dikeroyokin kaka kelas tuh lalu di bawa ke markas rahasianya. Maaf ya Riski kami tidak bisa membantu kalian karena ini bukan urusan kami”, kata segerombolan murid kelas X yang berlarian ketakutan.
“Kurang ajar mereka seenaknya saja membully para junior seperti kita”, gerutu Riski sambil melepas sendok makannya hingga membuatnya berdiri dari tempat duduknya.
“Bagaimana kalau kita berdua susulin Rey disana sekalian beri pelajaran sama senior-senior sok jagoan itu?”, Kata Marten sambil berdiri dari tempat duduknya bersama Riski lalu berjalan menuju kearah kelasnya senior tepatnya dimarkas mereka.
Namun terlihat dari kejauhan sudah telah di jaga ketat oleh para murid laki-laki dari seluruh senior kelas tiga dan senior kelas dua tetapi itu bukan penghalang untuk Riski dan Marten. Sesampainya didepan lorong danger (daerah kekuasaan senior) segerombolan kakak kelas berjaga-jaga dengan ketat di setiap lorong. Saat itupun juga ada senior kelas tiga yang mencoba maju sendirian untuk menantang Riski berkelahi dengan gayanya yang sok jagoan.
“Hey... bocah ingusan sini kalian kalau berani dua bocah sini kemari biar aku patahin lengan kecilmu itu lalu pulang nangis dan minta mama mu tolong pakekan pempers”.
Kata senior itu sambil melayangkan pukulannya ke wajahnya Riski. Saat Riski mulai terpancing emosinya lalu Riski menahan pukulannya dengan satu tangan lalu mencengkram dan perlahan memutar tangannya lawan setelah itu Riski melayangkan pukulan balik tepat kearah mulutnya senior, langsung saja seniornya terjatuh pingsan di tempat dengan berlumuran darah disekitar wajahnya. Akibat dari pukulan Riski senior itu tiba-tiba saja kehabisan gigi. Semua mata yang melihat sejenak terkagum-kagum dan ketakutan perlahan-lahan para senior itu pun berjalan mundur dan tidak ingin berkelahi karena jagoan mereka di hajar Riski. Namun, ada senior kelas dua yang memancing semuanya untuk berkelahi melawan Riski dan Marten.
“Untuk apa kalian takut cuman melihat satu orang dari kita yang dipukulin. Lagi pula kitakan banyak dan mereka juga hanya ada dua orang, ade kelas pula, apa yang kalian takuti. Hajaaar...”. kata seorang senior diikuti dengan segerombolan siswa..
Riski dan Marten meludah dan berkata “Hahh...”. perkelahianpun terjadi dengan santainya Riski memukul dan membanting satu persatu senior lalu diikuti Marten. Riski dan Marten yang diserang melalui depan, belakang, samping kiri, dan samping kanannya begitu mudah mematahkan lawan. Itulah Marten seorang laki-laki asal papua. Hingga lorong danger itu dipenuhi darah bekas pukulan Riski serta tampak terlihat lautan manusia yang tergeletak dilantai menutupi sisi jalan yang tepat berhadapan langsung dengan ruangan kelas dua dan kelas tiga yang disebut lorong danger di penuhi oleh para senior yang gugur dalam bertarung.
Dalam perkelahian antara senior dengan dua orang junior yang berujung korban yang tergeletak dan di injak-injak saja oleh Riski dan Marten. Di tempat yang berbeda bertepatan dengan waktu yang bersamaan Pamannya Riski di kawal oleh seluruh anak buahnya ke dalam sebuah rumah sakit untuk melakukan operasi pengangkatan tumor pada otaknya yang sudah lama bersarang dikepalanya sejak bertahun-tahun lamanya. Sesampainya di dalam ruang operasi, seluruh dokter dan para perawat telah membersihkan diri, memakai baju bedah kedokteran, mensterilisasi alat-alat bedah yang dikhususkan untuk operasi, dan pamannya Riski sudah mempersiapkan diri untuk mengikuti operasi dengan pakaian bedah yang khusus disiapkan untuk para pasien yang melangsungkan operasi bedah. Hanya tetapi tanpa disadari ada tiga orang asing atau anggota geng lainnya yang telah lama mengincar pamannya Riski demi sistem balas dendam atas kekalahan pahit yang dulu pernah mereka rasakan. Mereka berpura-pura sebagai pembantu dokter dengan mengikuti dokter masuk ke dalam ruang operasi. Namun ternyata mereka pergi kerumah sakit dengan membawa senjata, salah satunya menyamar sebagai pasien untuk berjaga-jaga di luar, dan tiga orang lainnya dari mereka sudah menyiapkan pistol didalam ruangan operasi dengan penyamarannya memakai pakaian bedah operasi. Aksi jahat yang sedang berlangsung tanpa diketahui oleh anak buahnya paman membuat penjagaan ketat dari anak buahnya paman hanya disekitar rumah sakit dan tepatnya lagi didepan pintu ruang bedah untuk melindungi paman dari anggota geng lainnya yang mencoba membunuh paman disaat situasi gawat darurat seperti ini.
Saat masih berlangsungnya perkelahian yang terjadi di sekolah oleh Riski dan Marten yang ingin membebaskan Rey yang menjadi tawanan senior dengan cara menghadapi pasukan geng bandit school dan royal XI dari kelas tiga dan kelas dua. Dengan waktu yang bersamaan tibalah detik-detik didalam ruang operasi saat pamannya Riski tertidur di atas tempat tidur didorong kedalam ruang operasi. Para dokter dan perawat memakai sarung tangan karet sambil membius pasien. Saat paman merasakan ada yang tidak beres di dalam ruangan ini dengan pandangan yang tajam ia memperhatikan satu persatu dokter dengan para perawatnya lalu terlihat jelas olehnya ada salah seorang yang dicurigainya dengan ciri-ciri mencurigakan perlahan memasukkan tangannya kedalam baju bedah dan tiba-tiba saja mengeluarkan pistol yang disembunyikannya dibalik bajunya lalu terlihat jelas oleh pamannya Riski yang telah bersiap-siap untuk mengagalkan rencana pembunuhan tersebut.
Setelah pelaku mengeluarkan pistol dan mengarahkan langsung senjatanya tepat kearah wajahnya paman sambil menarik pelatuk untuk menembak tetapi paman tidak tinggal diam, ia malah mengangkat kakinya tinggi-tinggi untuk menendang pistol ke atas lalu ditangkap olehnya dan berbalik menembak senjata kearah pelaku hingga tewas dengan kedua orang lainnya yang menjadi anggota gengster lain yang juga ikut merencanakan pembunuhan ini hingga dapat menyamar sebagai perawat yang masuk ke dalam ruang bedah. Semua orang di dalam ruangan menjadi panik dan ketakutan setelah itu semua anak buahnya paman yang mendengar bunyi tembakan dan sedang berjaga-jaga di luar pintu ruang operasi dengan terpaksa mendobrak pintu hingga terbuka dengan kerusakan parah dan para anak buahnya paman berlarian masuk kedalam ruang bedah, lalu pamanpun berkata.
“Untuk apa kalian berdiam diri disini, cepat berpencar untuk mencari pelaku lainnya karena saya yakin dia pasti tidak datang sedikit orang?. Dia pasti datang bersama teman-temannya yang lain”.
Saat berpencar di setiap sudut gedung sampai harus mendobrak setiap pintu yang terkunci dan memeriksa satu persatu orang yang ada di dalam gedung rumah sakit. Saat itu pun juga dua dari tersangka berhasil melarikan diri walaupun satu orang di antara mereka telah ditembak mati. Dilain tempat tepatnya di sekolahan, Riski dan Marten telah berhasil mengalahkan semua anak buahnya dari Geng Bandit School dan Royal XI sudah waktu yang tepat untuk membebaskan Rey hanya tetapi yang harus mereka lakukan terlebih dahulu adalah melawan kedua ketua Gengsternya terlebih dahulu dari masing-masing komunitas Geng. Riski dan Marten mulai membicarakan pembagian tugas yang akan di sepakati yaitu Riski melawan Jutso dari Geng Bandit School dan Marten melawan Rumi dari Geng Royal XI. Ibarat game online berawal dari level rendah melawan prajurit sampai level tertinggi melawan raja yang paling kuat begitu pula dengan Riski dan Marten yang kelelahan melawan kedua ketua gengster tersebut. Ternyata tidak mudah untuk mengalahkan ketua Gengsternya karena mereka sama-sama kuat dan jago berkelahi sehingga diantara mereka berempat terluka parah, berdarah, lebam di wajah lalu mereka berempat karena merasa kekuatan mereka seimbang akhirnya mereka berempat beristirahat sejenak sebelum melanjutkan lagi perkelahian. Perkelahian pun berlanjut masing- masing dari mereka sudah tidak sanggup lagi untuk berdiri tetapi mau tidak mau harus mencari siapa yang paling jagoan disekolah ini dengan sekuat tenaga Riski dan Marten melayangkan pukulan terakhir diwajahnya Jutso dan Rumi sehingga mereka berdua terjatuh memuntahkan darah dan terlihat tidak berdaya diatas lantai pertempuran. Lalu yang memenangkan perkelahian ini adalah Riski dan Marten sehabis itu mereka berdua membebaskan Rey dan merangkul tubuhnya Rey bersama sambil berjalan ke kelas dengan wajah yang berlumuran darah dan saling merangkul satu sama lain. Mereka bertiga berjalan dengan tertawaan yang sangat keras dan bahagia terlukis sambil bercanda satu sama lain. Setelah melewati hari yang melelahkan sudah waktunya untuk pulang sekolah dan beristirahat di rumah masing-masing tetapi Rey memanggil Riski dan Marten untuk pulang bersamanya dengan menggunakan mobil pribadinya sebagai tanda terima kasihnya Rey terhadap pengorbanan dua sahabatnya itu. Rey juga mengajak Riski dan Marten makan siang dulu di restoran mahal sebelum diantar pulang ke rumah masing-masing oleh Rey menggunakan mobil pribadinya. Sesampainya di depan rumahnya Riski lalu Rey dan Marten melanjutkan perjalanan pulang. Dengan wajah lelah Riski masuk ke dalam rumahnya dan ibunya melihat lalu berkata :
“Ya ....ampun Riski wajah kamu kenapa lebam seperti ini ?’’
“ Tidak usah khawatir bu, Riski hanya lelah saja dan ingin beristirahat dikamar’’
“Ya sudah kalau begitu ibu masakin air panas dulu untuk mengkompres wajahmu yang
bengkak dan lebih baik kamu istirahat dulu di kamar. Kalau air panasnya sudah mendidih
setelah itu ibu langsung ke kamar mu untuk mengkompres wajahmu nak!”.
“Iya makasih ya bu”, kata Riski sambil berjalan ke arah kamarnya dan beristirahat.
Keesok harinya Riski berajalan memasuki pagar sekolah dan di pandangi oleh seluruh siswa dengan wajah terkagum-kagum atas keberanian Riski dan Marten kemarin. Sambil berjalan kearah kelasnya lalu Riski menyapa Marten, Rey dan aku
“Selamat pagi teman-teman!’’,sapaan Riski
“ Selamat pagi juga bro!. Apa kabar mu hari ini?’’, balasan Marten dan Rey sambil merangkul bahunya Riski.
“Baik-baik saja sih...tapi masih bengkak nih wajahku!’’, gerutu Riski
“He he ....itu karena kemarinkan. Kalian menolongku sebagai tanda terimah kasihku nanti istirahat aku yang traktir kalian berdua di kantin, terserah kalian mau pesan apa saja?”
“Yes asik...makan gratis lagi nih , maksih yah Rey kamu memang teman aku yang mengerti dengan jeritan lapar dari ususku yang panjang hingga ke lambung nih!’’
“Dasar anak rakus kamu Marten, sudahlah Rey kami berdua adalah sahabatmu.... jadi, apa yang sedang kamu hadapi kami berdua akan ada disampingmu lagi pula kemarinkan kamu sudah traktir kita di restoran masa hari ini lagi !’’
“Tidak apalah Riski.... lagi pula nih uangku habis bersama kalian berdua sahabat-sahabat ku sendiri yang mengerti dengan keadaanku. Jadi apa yang aku punya itu juga punya kalian!”.
“Sudahlah Riski bilang saja kamu juga mau alasannya bilang aku rakus lagi” .
“Kamu pikir aku sama apa kaya kamu”
Lalu mereka bertiga tertawa bersama “ha ha ha .....”
Lonceng masuk pelajaran pertama berbunyi semua pun harus duduk manis di kelas sambil menunggu ke datangan guru yang akan mengajar. Selama berlangsungnya proses belajar mengajar hingga lonceng istirahat pun tiba dan terlihat para siswa siswi kelas X IPA 1 tidak sabar untuk keluar membeli jajanan di kantin sekolah. Sambil berjalan ke arah kantin Riski, Rey dan Marten tanpa henti-hentinya bercanda gurau sampai tiba di kantin dan duduk di meja makan kantin sekolah sambil memesan makanan lalu datanglah aku dengan saudara perempuan ku yang bernama Yvette Papare biasanya di panggil Ivet namun namanya di dalam tulisan bahasa perancis di tulis Yvette gadis keturunan belgia Serui berasal dari cucu seorang pahlawan nasional yang kita kenal yaitu Silas Papare. Aku pun mengajak Ivet duduk bersama Riski, Rey dan Marten.
“Hai kalian bertiga, kami berdua boleh tidak duduk bersama kalian?”, tanya ku
“Boleh….duduk saja kalau kalian pingin duduk”, serentak mereka bertiga menjawab
“Indah dia itu teman kamu yah?. Cantik banget terus bule lagi!”, rayuan Marten
“Marten mulai gatal, awas nanti jadi korban di p.h.p.in sama Marten”, Rey mengusik
“Hah..sembarangan kamu Rey”
“Ini bukan teman aku tetapi lebih tepatnya saudara perempuan ku. Dia di kelas favorit loh atau biasa kita kenal dengan kelas SCI (siswa cerdas istimewah) yang program sekolah dua tahun itu loh!. Untuk siswa-siswi yang mempunyai IQ dan IP di atas rata-rata para siswa biasa pada umumnya. Pastinya kalian terkagum-kagumkan saat aku membawa ia kemari gabung sama kita di kantin?”, penjelasanku
“Wow... sudah cantik pintar lagi”, kata Rey dan Marten
“Perkenalkan nama aku Ivet”, kata Ivet sambil menjulurkan tangan ke arah mereka bertiga lalu Rey dan Marten saling berebutan untuk memegang tangannya. Namun, akhirnya Rey yang mendapat tangannya Ivet terlebih dahulu lalu berkata:
“Nama kamu Ivet itu adalah nama yang cantik seperti wujudnya!. Perkenalkan nama saya Rey seorang cowok yang paling tampan disini kalau yang hitam tadi namanya Marten kalau yang duduk diam dari tadi namanya Riski. Oh iya pasti kamu ke kantin mau beli jajanan bukan kalau begitu kamu dan indah silahkan pesan saja apa yang kalian ingin makan biar nanti aku yang bayarin semuanya demi kamu bidadariku”, gombalan dari Rey sambil memegang tangannya dan perlahan mencium tangannya Ivet.
“Yang benar saja kamu Rey, kamu ngak bohongkan sama Ivet”, tanya ku
“Iya aku ngak bohong sama kalian… kalau mau pesan apa saja yang kalian mau”
“Sok… cari perhatian di hadapan cewek cantik”, Marten mulai mengusik Rey
“Eh Marten kamu ngak suka yah.... makanya jadi cowok punya modal dikit buat cari perhatian di depan cewek-cewek cantik jangan cuman gaya doang”
“Kalian berdua ini setiap hari berantem melulu habis berantem entar damai kembali”
“Sudahlah Riski biarkan mereka bertengkar seperti itu!. Nanti juga damai sendiri?”
“Itu yang namanya best Friend’s betul tidak Rey” kata Marten sambil merangkul Rey
“Oh iya....Ivet kamu orang mana?”, tanya Rey
“Aku orang belgia Serui!”, jawab Ivet
“Kamu ada darah papua juga yah?. Kalau aku juga papua tapi dari jayapura”
“He..he....yang penting Ivet, yang buat kamu secantik ini karena kamu punya darah Belgia!. Terus yang buat kamu manis dan mancung begini karena ada darah seruinya tapi kok beda yah dari Si Marten yang hitam jelek disana!”, Rey mengusik Marten.
“Sembarang kamu kalau ngomong!. Asalkan kamu tau yah….tidak semua orang papua itu hitam kulitnya tetapi ada juga yang putih. Apa lagi dari Serui disebut kota Kembang karena kebanyakan orang Serui kulitnya putih karena kotanya bekas penjajahan Belanda dan kakeknya Ivet ini pahlawan nasional loh, yang bernama Silas Papare betulkan apa kataku Ivet ?”, penjelasan Marten
“Iya benar apa kata mu. Keluarga ku tidak terlalu hitam tetapi sawo mateng gitu kulitnya!”
“ Terserahlah apa kata kalian deh!”, balas Rey
“Sssst....kalian berdua coba lihat tuh?. Riski dan Indah malah asik berduaan?”, kata Marten sambil berbisik.
“Ini namanya cari kesempatan dalam kesempitan tau!”, bisikan Rey
“Sudahlah kalian berdua apa-apaan sih?. Biarin saja mereka berduaan mesra-mesra disini selagi itu masih dalam batas wajarkan?”, ujar Ivet
“Hhmm...hmm...Marten kelihatannya ada yang pedekate nih!”
“Iya nih sampai-sampai kita bertiga hanya di cuekin kaya patung begini!”
“Kalian apa-apaan sih!. Kalau aku sama indah tuh cuma teman biasa sama halnya kalian berdua dengan Ivet lagi pula kalian berdua ngoceh mulu dari tadi lebih baik aku ngajakin indah ngobrol berdua dari pada bosan nantinya?”
“Sudah dari pada kalian banyak ngoceh terus?. Kapan kita makan kalau sebentar sudah bel masuk kelas?. Apa lagi makanan di atas meja kita belum di habiskan!. Lebih baik kita makan dulu mumpung makanannya masih panas”, saran dariku
“Oke selamat makan”, serentak di ucapkan oleh kami sambil menyantap makanan
Sehabis makan, bel masuk pun berbunyi kencang sehingga membuat kami terburu-buru menghabiskan sisa makanan kami dan segera berdiri dari tempat duduk untuk berlari ke kelas masing-masing untuk mengikuti pelajaran terakhir sesudah mendengar bunyi bel masuk kelas hingga menanti bel pulang sekolah tiba. Setelah pelajaran usai semua siswa siswi di perbolehkan pulang ke rumah masing-masing lalu Riski dan Marten pulang bersama Rey untuk main ke rumahnya Rey. Rey mengajak Riski dan Marten bermain di rumahnya sebab kebetulan mami dan papinya lagi tidak berada di rumah karena urusan kerja di Eropa. Setelah itu mereka bertiga berjalan keluar pintu kelas dan melewati lorong sekolah untuk segera pulang bersama Rey. Lalu mereka bertiga memasuki mobil jemputannya Rey untuk bersama-sama menuju kerumahnya Rey. Selama perjalanan menuju rumahnya Rey mereka asik sendiri dengan hpnya masing-masing yang biasa kita sebut penyakit yang ditimbulkan oleh Sosmed (sosial media) karena bersifat tidak menghiraukan lingkungan sekitar. Setelah sampai di depan pintu gerbang rumahnya Rey lalu pintu gerbang dibuka oleh satpam yang berjaga-jaga sehingga mobil berjalan masuk ke dalam halaman yang luas ini. Sungguh beruntung Rey punya orang tua yang memiliki segalanya, rumah besar layaknya istana, ada pembantu, ada juga satpam, dan ada juga sopir yang selalu antar jemput Rey pergi ke sekolah. Kami pun keluar dari mobil mewah sambil berjalan kearah pintu rumanya dan terlihat seorang pembantu yang membukakan pintu rumah dan Rey memperkenalkan adiknya kepada kami.
“Inilah rumahku dan itu adikku yang bernama Lee Excel ia baru kelas satu SMP”
“Besar juga rumah kamu Rey?. Berarti adik kamu ini kalau lulus nanti masuk SMA mana Rey?. Nantinya ia mau masuk SMA bareng kita yah?”, tanya Marten.
“Rencananya sih dia masuk di sekolah kita”
“Hhmm… kelihatannya Rey punya saingan nih!. Jika adiknya jadi masuk sekolah bareng kita. Apa lagi Rey kurang tinggi dari adiknya?”
“Betul banget kamu Riski dan sudah jelas lebih ganteng adiknya dari pada kakanya. Pastinya banyak wanita cantik tergoda dengan parasnya ”
“Jangan sembarangan yah kalian berdua biar pun kalah ganteng dari adiku tetapi aku adalah sosok laki-laki yang selalu setia bukan hidung belang”
“Ya iya dong kamu setia habisnya susah cari pacarkan?. Alias jomblo”
“Ha…ha…ha.. bukan jomblo Riski tapi jadi jomblo di tinggal mati”
“Huss…dari pada kalian buat aku marah lebih baik kita main PS!. Lagi pula disini panas kalau di kamar ku sejuk ada AC nya”, ajakan Rey.
“Memangnya kita mau main Game apa Rey?” tanya Riski.
“Kalau buat aku main game apa aja yang penting ngak boring?. Kalau tidak main PS terus mau bikin apa lagi?. Kitakan bukan Gay yang saling pandang”.
“Hah…dasar Marten pikiranmu jelek mulu?. Ya udah ayo ke kamarku?”
Setelah itu kami berjalan menaiki tangga dan berjalan menuju kamarnya Rey.
“Wow…kamar kamu besar sekali Rey dan sejuk udaranya?”, decak kagum Riski saat memasuki kamarnya Rey dan melihat seisi kamarnya Rey.
“Dan bukan itu saja Riski ternyata PSnya Rey bermacam-macam jenis loh!”
“Terserah kalian mau pake PS yang mana?. Karena disini semua jenis PS ada mulai dari PS satu, PS tiga, PS dua, PS empat, dan Nitendo juga papaku belikan”
“Gila kamu Rey banyak Juga PS mu tetapi itu namanya pemborosan uang. Aku aja ngak punya PS kalau pingin main yah ke Rental PS aja dengan uang yang secukupnya!”
“Iya betul kata Riski!. Aku saja Cuma punya satu PS yaitu PS dua”
“Ya sudah kalau begitu kita main PS tiga saja ya?”, Tanya Rey sambil menyalakan PS dan memberi Stik PS yang sudah terpasang di televisi kepada Riski dan Marten.
“Bagaimana kalau kita main football aja?”, saran dari Riski
Saat sedang bermain PS, Rey pun segera memanggil pembantunya untuk menyiapkan cemilan
“Bibi....siapkan cemilan popcorn, kentang goreng, dan snack yang ada di dalam lemari”
“Iya tuan, siap bibi laksanakan perintah tuan”, balasan dari pembantunya Rey
“Wiss...PS tiga ternyata gambarnya lebih jelas dari pada PS dua punyaku dirumah. Rey bagus sekali PS tiga mu ini keluaran terbarukan?”, kata Marten.
Saat asik bermain PS makanan cemilan pun di antarkan bibi ke kamar lalu kami bertiga menyantapnya sambil bermain PS tentang permainan sepak bola antar dua club bola yang memperebutkan kejuaran dalam perolehan skor yang di capai club masing-masing. Salah satu club yang kalah di gantikan oleh Rey dan yang kalah ternyata Riski karena dia belum terlalu mahir dalam mengotak-atik bola menggunakan stek PS. Dan ternyata Marten dan Rey adalah lawan yang tangguh karena sudah mahir memainkan stek PS tetapi harus ada yang kalah biar dapat bertanding dengan Riski yang baru saja menyusun strategi permainan bola dalam club bola yang ia pilih nanti. Lama menunggu akhirnya ada yang kalah yaitu Rey tidak di sangka Marten jago juga main PS pada hal disekolah aku sering melihat Marten kurang focus dalam belajar di kelas hingga membuat nilainya pas-pasan Gara-gara ke banyakan main game kali, sekarang gantian Marten melawan Riski sementara itu Rey menanyakan pendapat kita berdua tentang rencana yang Rey bicarakan untuk membuat sekelompok Gengster.
“Bagaimana kalau diantara kita membangun sebuah Geng yang berperilaku baik?”,
“Ide bagus tuh Rey?. Tetapi kita mau membangun Geng apa coba dan namanya?”
“Bagaimana kalau nama Gengnya Ampera (anak muda penghuni jalan raya)”, penjelasan Rey
“Widih boleh juga tuh !. Itu kan tergabung untuk anak muda yang suka nongkrong dipinggir jalan bisa juga dibedakan sebagai Geng Motor, anak Dance, anak Raper, yang suka BeatBox, yang suka kelabing sambil memperkenalkan Hip-hop dalam satu komunitas yang kita bangun di jalanan”, Pendapat Marten.
“Atau tidak suicide squad?. Bagaiman pendapatmu Riski?”
Riski pun melamunkan diri “Maafkan aku teman-teman bukannya aku tidak ingin bergabung dengan Gengnya kalian hanya saja aku tidak tega melihat air mata surga menetes dari kelopak mata seorang Ibu. Akupun tidak punya kuasa pada sang Gusti Allah yang engan membukakan pintu surga untuku, apakah tidak ada jalan lain agar dapat populer disekolah dengan perbuatan terpuji. Aku hanya bisa berdoa yang terbaik untuk sahabat-sahabat ku agar mereka kembali pada jalan hidup yang lurus sejalan dengan iman”, Riski berkata dengan setulus hatinya karena ia tidak ingin terlibat dalam pergaulan bebas demi seorang ibu yang terus berada dibenaknya.
“Hei… Riski kamu melamun yah?. Di Tanya malah diam begitu?. Riski kamu setujuh atau tidak dengan ide kita berdua barusan?. Kami menunggu jawabanmu sejak dari tadi!. Jika kamu tidak suka dengan nama komunitasnya bilang?”, tanya Marten kepada Riski yang lagi melamunkan diri sejenak.
“Aku kurang setuju karena aku tidak punya motor kalau kalian ingin bentuk Geng Motor”
“Oh iya juga ya. Maaf kalau aku lupa Riski. Kalau begitu kita cari nama yang lain aja?” kata Rey
“Bagaimana kalau Natason ( nakal tapi sopan), kalau Riski tidak ada motor kita bisa gunakan sepeda layaknya anak-anak BMX gitu loh!. Lebih keren lagi kalau sepedanya di modifikasi?”, pendapat Marten
“Sepedaku…sepeda jadul dan biasanya ayahku memakainya untuk pergi bekerja”, gerutu Riski
“Lalu buat geng apa yang cocok menurut kalian?”, gerutu Rey
“Terserah kalian aja deh! Kalau aku sih sudah tergabung dalam Grup Game online seperti COC, Mini Milition , gengster for Gunner, dan masih banyak lagi deh!”, ujar Marten
“Sombong lu mentang-mentang rajin main game online jadi di pamerin ke semua orang”
“Sudahlah, nama komunitas yang kalian katakan barusan sudah pasaran dan sudah banyak yang telah memakaimya untuk nama-nama Geng yang ada dipenjuru sekolah lebih baik kita membuat Geng yang belum pernah ada yang bisa memberi nasehat positif bagi anak muda lainnya?”, ujar Riski sambil mengotak-atik Steek PSnya .
“Memangnya nama gengnya apa Riski?”, tanya Rey yang sedang berada di atas tempat tidurnya
“Namanya KANSSAS singkatan dari ( Kami Anak Nakal Suatu Saat Akan Sukses ) tetapi nakal untuk membela orang yang lemah serta memberi nilai-nilai positif sebagai contoh teladan untuk komunitas lainnya”, Riski pun berhenti melanjutkan permainan lalu berbalik ke arah belakang sambil menatap Rey. “Lagi pula nih yah kebanyakan anak Geng itu anak yang populer berkat pergaulan bebas tetapi dengan adanya Geng kita ini menandakan bahwa semua orang punya hak untuk tergabung dalam komunitas Geng, termasuk orang-orang yang kekurangan seperti yang suka di bully disekolah, cullun, miskin, untuk anak-anak kelas X se-angkatan kita gitu, penyakitan juga contohnya sakit kangker/tumor, dan Si kutu buku berkaca mata besar yang semuanya itu butuh cinta dan kasih sayang dari orang-orang disekitarnya dan itu tugasnya kita untuk membuat mereka bahagia di saat orang lain menjauhi mereka dan menghina mereka pula!” .
“Ha..ha.. itu mah bukan geng namanya tapi komunitas penampung bayi...ha.. ha... cobalah buka mata kalian lihat itu Geng kakak-kakak senior kita seperti bandit School dan Royal XI mereka adalah Geng yang paling ditakuti disekolah lagi pulang kalian berduakan sudah mengalahkan kedua ketua Geng yang soh jagoan itu kenapa tidak kita buat Geng yang lebih menakutkan agar dapat menakut-nakuti seluruh siswa-siswi yang ada disekolah ini..ha..ha”, ujar Rey sambil tertawa
“Kenapa kita harus jadi orang yang sombong karena dulukan kita juga sering di bully seharusnya kita tidak mengikuti perilaku mereka yang suka merokok, mabuk-mabukan, pemakai narkoba, penghisap lem aibon, suka cari ribut sama orang lain, seks bebas, membully para junior seperti kita apa lagi bagi orang cina yang sering juga di bully habis-habisan sama mereka. Kalian berdua mau mempunyai Geng dengan tingkat kriminal yang tinggi dalam melakukan pergaulan bebas semacam itu?”
Marten berbalik melihat ke arah Riski dan Rey yang sedang berdebat hebat karena berbeda pendapat.
“Dengar tuh Rey apa kata Riski apa salahnya kita jadi anak muda yang memiliki Geng yang selalu memberikan nilai positif kepada anak-anak muda lainnya”, Pendapat Marten
“Ya sudah terserah apa pendapat kalian tentang ideku?”, kata Rey dengan wajah yang cemberut
“Berarti jadi dong pakai nama Kanssas ( kami anak nakal suatu saat akan sukses) dan jadi komunitas Geng yang dipenuhi perilaku terpuji?”, tanya Riski
“Jadi dong !”, jawab Marten
“Hmm...tapi masa cuma kita bertiga anggotanya?”, tanya Rey
“Kalau begitu kalian ngajakin Indah dan Ivet mungkin mereka mau bergabung?”, ujar Riski
“Ya juga yah...bagaimana kalau aku sms Ivet sekarang juga!”
“Ide bagus tuh, biar nanti aku yang sms Indah”, ujar Riski
“Hmm...hmm...kayaknya ada yang di kacangin nih !”, gerutu Rey
“Ya maaf Rey habisnya kamu tidak setuju dari tadi bukannya maksud kita mau cuekin kamu tapi kamunya saja yang diam?”, kata Marten yang melihat ke arah wajahnya Rey yang cemberut “Ya sudah kalau gitu kamu saja yang smsin Ivet. Demi kamu biarlah aku yang mengalah deh!”
“Nah gitu dong jadi teman harus saling mengalah apa lagi masalah cewek”, Ujar Rey
“Haha...Widih… sudah sore nih kayaknya aku harus buru-buru pulang”, geutu Riski
“Oh iya aku juga kalau gitu, Rey kami berdua pamit pulang dulu yah makasih lagi atas kenyamanannya dengan banyaknya makanan mahal dan lezat ini?”, kata Marten
“Tunggu...Riski sekalian kamu bawa PS dua ku aja yang sudah tak terpakai lagi karena Marten kan sudah punya PS dua di rumahnya. Jadi PS punyaku untukmu saja?”, ujar Rey
“Wow...terima kasih banyak Rey kalian memang sahabat-sahabat ku yang terbaik”
“Ya sudah jangan terlalu kelamaan, sudah keburu malam nih!. Kami pamit pulang dulu yah Rey jaga diri baik-baik dirumah kalau kangen sama aku sebut nama kami he…he..”
Mereka berdua pun pulang kerumah masing-masing dengan menggunakan angkot dan Marten yang duluan sampai dirumahnya tetapi rumahnya Riski masih jauh melewati rumahnya Marten. Sesampainya dirumahnya Riski tiba-tiba saja Riski mendapat sms balasan dari Indah dan Rey yang menyampaikan bahwa mereka juga ingin bergabung dengan Geng Kansas serta Ivet juga berminat gabung dengan Geng yang kami bentuk sendiri. Hingga besok paginya pada hari senin menjadi trending topik di sekolah dan banyak sekali siswa-siswi kelas satu yang berminat untuk bergabung dengan Geng kansas tetapi para gadis-gadis pada kegenitan sama Riski sampai membuat Rey dan Marten juga ikut bersaing menjadi laki-laki tangguh di hadapan para gadis-gadis yang kegenitan. Hari demi heri Geng kanssas semakin bertambah anggotanya walaupun banyak kaka senior yang tidak suka melihat Geng Kanssas dan menganggap remeh Geng kami karena Geng Kanssa juga ikut bersaing dengan Gengster bandit School dan Royal XI. Geng kami beda dengan Gengster lainnya yang ada di setiap sekolahan yang suka cari ribut dengan sekolah lain hingga berujung tawuran sedangkan Geng kanssas hanya suka nongkrong, belajar bersama, memberi sedekah untuk rakyat miskin di pinggir jalan, memberi hiburan untuk para orang-orang yang terkena sakit dan member semangat dengan cara ke sebuah tempat-tempat mereka yang terkena penyakit kangker atau tumor, dan mengutamakan nilai-nilai positif dalam Gengster kami, kami pun bergotong Royong membantu pembangunan tempat ibadah tanpa membeda-bedakan agama dalam perjalanan Geng kami semuanya bebas mau memakai kendaraan mulai dari mobil/motor tetapi aku, Riski dan Ivet biasanya berangkat pergi dengan Rey menggunakan mobil mewahnya kalau Marten sih membawa motor gede merek kawasaki ninja gitu yang warnanya merah kesayangannya yang mirip gitu dengan motornya valentino rossi. Setelah melewati hari-hari bersama komunitas Geng Kanssas mulai terlihat masalah datang menghampiri Geng kami di lingkungan sekolah yang belum terselesaikan justru itu kami Geng Kanssas berencana untuk menyelesaikan masalah tersebut, masalah yang berasal dari maraknya kasus narkotika yang di gunakan para remaja di dalam lingkungan sekolah. Saat kami sedang di sekolah tepatnya di dalam kelas.
“Marten, masalah satu anggota kita yang masuk penjara akibat tertangkap membawa sabu-sabu di dalam tasnya apakah ia belum dibebaskan dari penjara sampai sekarang ini?” tanya Riski
“Belum… dia masih harus di rehabilitasi di BNN”, jawab Marten sambil bermin video game
“Ehh…kayaknya dari tadi aku sama sekali tidak melihat adanya Rey di kelas?”, tanya Riski
“Kayaknya aku lihat ia sedang pergi ke kantin untuk membeli permen deh!”, Jawab Marten
“Itu permen rasa Strawberry kan tetapi kenapa banyak di incar para remaja yah?” gerutu Riski
“Mana aku tau Riski karena aku belum pernah mencoba memakan gula-gula itu?. Katanya sih manis rasanya tetapi baru beberapa hari terjual disekolah eh malah tambah banyak pembeli?”
“Hallo…sahabat-sahabat kalian lagi buat apa sih ?”, tanya Rey sambil berjalan ke dalam kelas
“Rey, kamu itu pusing apa mabuk yah dari tadi cara jalannya miring-miring?”, gerutu Marten
“Iya nih tiba-tiba kepala ku pusing... .sekali rasa-rasanya kepala nih mau pecah?”, kata Rey yang terlihat lemas sambil berjalan menuju tempat duduk dan segera duduk di bangku.
“kalau gitu kamu istirahat dulu sambil duduk di kursi dan aku boleh ngak minta permen yang tadi kamu makan, masih adakan Rey ?”, tanya Riski
“Masih adalah....di dalam tas kesayangan ku brother!”, jawab Rey
“Riski, kamu ambil permennya didalam tas tapi jangan lupa dibagikan ke aku juga yah?. Aku mau tau apa rasanya sekalian aku bisa tau kenapa banyak orang yang suka permen itu?”
“Memangnya kamu juga mau?”, tanya Riski
“Mau lah Riski...manusia siapa coba yang tidak mau gratisan?”, jawab Martejenn
Sejenak suasana terdiam karena Riski tiba-tiba saja melemunkan diri!.
“Aneh kenapa tiba-tiba Rey merasa pusing tanpa sadar. Apa ini di sebabkan karena permen?. Aku harus menyelidiki kandungan apa saja yang terdapat didalamnya?”, bisikan Riski dalam hatinya.
Setela pulang sekolah Riski mulai menyelidiki permen karet tersebut di dalam kamarnya. Selama proses penyelidikan dari siang hari sampai larut malam akhirnya Riski dapat menemukan kandungannya dari bahan kimia yang ia gunakan serta alat-alat penelitian bekas ayahnya waktu masih menjadi OB di salah satu rumah sakit serta dalam penyelidikannya ia mencampurkan permen karet dengan bahan-bahan kimia yang diteteskan di setiap tabung kaca yang ia pakai ternyata yang terkandung di dalamnya adalah glukosa dari gula pasir yang ditambahkan protein dari susu yang digunakan untuk melunakan permen karet bervitamin yang terdapat pada buah strawberry. Semuanya itu di campurkan dengan bahan kimia sebagai pengawet makanan yang tidak berbahaya hanya tetapi efek samping yang menimbulkan rasa pusing terhadap pengguna/konsumen permen dikarenakan adanya campuran narkoba jenis sabu-sabu ke dalam adonan permen diduga pelaku adalah sindikat narkoba yang takut akan ketatnya hukum di indonesia. Apalagi penjagaan dari pihak keamanan sedang siap siaga untuk menangkap pelaku-pelaku penjualan narkoba agar tidak merusak generasi muda masa depan. Sehabis itu Riski beristirahat agar besok paginya ia dapat merasa badanya segar untuk pergi ke sekolah. Setalah pagi menjelang Riski pun terburu-buru pergi ke sekolah tanpa sarapan pagi dengan kedua orang tuanya. Sesampainya di sekolah Riski mengejar Rey dan menjelaskan semuanya tetang penyelidikan permen yang ia lakukan kemarin. Dan terjadilah rapat Gengster yang mendadak di ruangan kelas X IPA 1 untuk mengumpulkan seluruh anggota dari Geng kansas agar dapt mendengarkan arahan dari kertua Gengster (Riski) setelah rapat GengSter telah selesai Riski dan Rey berjalan berdua tanpa ada Marten yang tidak masuk sekolah pada hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
KANKER QU GANGSTER
FantasiTentang kisah persahabatan, percintaan, dan perselisihan antara komunitas gangster di kalangan remaja. Ada lima sahabat yang membentuk Gang's KANSSAS ( Kami anak nakal suatu saat akan sukses) adalah sebuah komunitas yang di bentuk oleh lima sahabat...