Kejadian 2 part 5

24 0 0
                                    

Saat beberapa bulan aku terpuruk dalam kesedihan, belum bisa move on, kesepian, dan melampiskan semua rasa sedihku dengan tanpa hentinya membuat kenakalan di sekolah. Selang beberapa hari aku pun bertemu dengan seorang lelaki yang dahulu adalah musuhku saat masih duduk di bangku sekolah dasar pada masa kecil ku. Kami pun sering kali bertemu dan berjalan berdua hingga akhirnya kami memutuskan untuk melanjutkan hubungan ini lebih dari sebatas teman biasa. Hingga akhirnya ia menembak ku untuk menjadi pacarnya dan aku pun menerimanya. Lelaki misterius itu bernama Gerry Jhosua ia seorang laki-laki yang baik, tinggi, gagah berani, dan sebagai ketua PASKIBRAKA di sekolahnya. Walaupun kita berbeda sekolah tetapi itu bukan penghalang untuk kita berdua sering bertemu, hari-hari selalu berbunga-bunga dengannya, minggu pertama Romantis, minggu kedua semakin Romantis, sampai bulan pertama masih Romantis sih tetapi sikap dari akunya saja yang perlahan berubah akibat aku sudah mulai menjadi sesosok wanita yang emosional, egois, ingin lebih di manja, dan mulai melirik laki-laki lain di belakangnya Gerry. Waktu aku berada di sekolah dengan seorang teman sedang duduk di kursi panjang taman sekolah lalu teman ku berkata:
"Indah kamu di tanyain tuh sama kaka kelas kita?"
"Kaka kelas yang mana?"
"Kaka kelas dua belas yang katanya mau meminta nomormu?"
"Terus kamu kasih?. Kalau buat aku sih yang penting ganteng dan baik hati!"
"Yah tidaklah, aku Tanya kamu dulu?. Lagi pula kaka itu ganteng dan baik hati kok. Dari kamunya aja izinkan aku berikan nomor hp-mu atau tidak ke kaka kelas itu?"
Sejenak aku melamunkan diri dalam waktu yang cukup lama. Dalam hatiku berkata;
"Aku mulai berfikir kelihatannya ada bagusnya juga kalau aku berikan nomor hp-ku kepada kaka kelas itu!. Agar aku dapat pedekate sama dia sambil memanfaatkan kaka kelas itu sebagai orang yang bisa buat aku name up menjadi siswi terpopuler di sekolah ini lagi pula Gerry tidak akan pernah tau karena diakan tidak satu sekolah sama aku lumayan bisa dekat-dekat sama kaka kelas dua belas lainnya?"
"Hey... indah kamu melamun yah sejak dari tadi?. Di Tanya malah melamun?"
"Oh iya maaf, aku hanya berfikir sejenak berikan nomor ku atau tidak yah?"
"Kalau memang kamu tidak ingin memberikannya tidak usah di paksakan!"
"Ini nomor hp-ku!. Berikan saja pada kaka kelas itu?"
"Benar ini kamu ingin memberikan nomor hp-mu ke kakak kelas dua belas?"
"Iya berika saja nomor hp-ku. Aku tidak keberatan kok?"
Hari demi hari kaka itu sering smsan dengan ku sampai-sampai aku jarang membalas pesan dari Gerry pacarku sendiri. Terlalu asik dengan dunia ku sembari jari-jemari ini tanpa hentinya memencet tombol untuk membalas BBM darinya, tweetnya, instagramnya, linenya, dan wechat dari sesosok pria misterius hingga membuat ku menghiraukan Gerry yang selalu menelfon ku. Perlahan aku mulai menjauhi Gerry agar aku dapat waktu yang tepat untuk mendapatkan hati pria misterius itu. Saat ku hendak pergi ke sekolah di hari sabtu dan ternyata di sekolahan ku tidak ada kegiatan belajar mengajar apa lagi di kelas kami. Tampak olehku kaka senior kelas tiga khususnya senior wanita telah berdiri di hadapan pintu kelas ku sambil melihat ke arahku. Aku terlihat gugup menghampiri mereka dan ternyata mereka hanya ingin mengajak ku untuk berjalan-jalan sejenak mengelilingi setiap sudut sekolah. Bersama rombongan senior kelas dua belas yang lainnya mengikuti langkah ku dari arah belakang. Tiba-tiba saja aku bertemu dengan kaka cowok yang pernah aku bilang paling misterius di sekolah ini. Dan saat ini aku sudah tau siapa namanya. Ternyata namanya Leon kalau dari pandangan ku cowok itu wajahnya biasa-biasa saja. Lagi pula aku hanya berencana manfaatin dia doang. Dengan suara lembutnyan ia memanggil ku untuk mengikuti kemanakah ia pergi lalu ku lihat ia berjalan ke arah belakang gedung Aula. Saat kami telah sampai di sana lalu cowok itu menarik tangan ku seraya ia sedang memegang erat jari-jemari ku sampai tidak ingin melepaskan tangan ku ini. Dengan tatapan syahdu ia ingin mengatakan sesuatu padaku. Yang ingin ia katakan bahwa ia ingin sekali menjadi pacarku akhirnya kata-kata dari kaka Leon membuat penantian ku menunggunya berakhir sampai disini tinggal bagaimana cara ku menjalankan misiku untuk memanfaatkan Leon. Lagi pula aku pacaran sama ia tidak di dasari oleh kata cinta. Dan selama ini aku menikmati hubungan gelap bersama Leon lalu aku sadar bahwa sudah berminggu-minggu lamanya aku mengorbankan hubungan aku dengan Gerry yang sudah terjalin cukup lama hingga sudah genap satu tahun hubungan kita berdua. Saat sedang berduaan dengan Leon lalu tiba-tiba saja aku terbayang perhatian Gerry untuk ku. Aku terus mencoba mengirim pesan dalam bentuk sms untuk menanyakan keadaan Gerry saat ini lagi berbuat apa?. Tetapi Gerry belum membalas pesan singkat dari ku. Dan aku masih saja menanti pesan balasan darinya hingga pulang sekolah handphone ini tetap di genggaman tangan ku sambil memantau layar depannya. Hingga saat tiba larut malam Gerry pun membalas pesan dariku dan hp ku pun terus bergetar lalu aku membaca pesan darinya.
"Malam sayang maaf yah kalau aku baru saja membalas sms mu semalam ini?. Karena aku baru saja pulang kerumah dari tempat latihan paskibra dan melihat pesan darimu!"
Dengan wajah kesal aku tidak ingin membalas pesan dari Gerry. Akhirnya Gerry menelfonku.
"Halo sayang kamu lagi marah yah sama aku?. Aku minta maaf sayang?"
"Aku sudah tidak tau harus bagaimana lagi menghadapi sikapmu yang seperti ini?. Saat aku terus mencoba menghubungimu tetapi kamunya dimana, kemana, dengan siapa hingga tidak membalas pesan dariku?. Kamu sudah bosan apa pacaran sama aku?. Sampai balas pesan dariku semalam ini", nada keras dengan penuh pertanyaan dariku untuk Gerry melalui handphone.
"Yah aku minta maaf sayang?. Tadi siang tuh aku sibuk latihan paskibra sampai larut malam begini barusan semenit yang lalu aku baca sms darimu. Kenapa sih kamu gak bisa mengerti dengan keadaan ku?. Sudah gak sayang lagi yah sama aku?. Maafin aku dong"
"Gak peduli katamu?. Kenapa sih kamu sudah gak perhatian dan gak romantis gitu?"
"Sayang kok kamu marah-marah terus sama aku. Akukan dari tadi udah minta maaf!. Sekarang aku Tanya sama kamu?. Selama ini kamu dimana hingga aku sms gak di balas, aku telfon gak di angkat, aku ingin ketemuan sama kamu susah banget lagi?. Kamu tau gak perasaan aku saat kamu tiba-tiba saja menghilang dariku?. Kamu yang berubah bukan aku sayang?. Sudah tiga minggu kamu gak ada kabar. Sayang asalkan kamu tau aku sangat merindukanmu dan selalu saja aku yang mengalah untukmu?"
"Okey deh aku maafin kamu!. Tapi lain kali tidak ada kata maaf untukmu lagi. Jadi alasan pertama kenapa aku menghindarimu agar kamu bisa lebih fokus dengan hubungan kita bukannya lebih mementingkan latihan paskibramu... saja?. Dan satu hal lagi kalau kamu terus-terusan begini lebih baik kita putus...", nada keras yang terlontar dari mulut ku sembari mematikan handphone yang ku gunakan untuk menelfon.
Dalam hatinya Gerrypun berbicara melalui ungkapan perasaan sedihnya dari raut wajahnya sambil membayangkan perbuatan yang telah ia lakukan.
"Aku mulai curiga dengan kelakuannya indah yang kini telah berubah sangat derastis. Mengapa sampai indah selalu mencoba menghindariku?. Tetapi ada satu alasan yang buat aku tidak bisa melepaskannya?. Aku tidak bisa hidup tanpannya!. Apa lebih baik aku mati saja dari pada harus menghadapi hidup tanpanya?"
Esok paginya Gerry sudah siap menjemput ku di depan pintu rumah agar mengantar aku pergi ke sekolah. Dengan suara lembut ia menyapa ku!"
"Selamat pagi sayang?", sapaan Gerry yang sedang menunggu ku diatas motor
"Pagi juga sayang. Hari ini kamu mau antarin aku ke sekolah yah?. So sweet deh!"
Aku pun langsung saja menaiki motornya Gerry dan kami berdua pun segera pergi ke sekolah. Dan aku rasakan ada sesuatu hal yang berbeda saat berada di atas motor. Gerry hanya diam tanpa sepatah kata pun saat perjalanan menuju sekolah sampai kami pun tiba di sekolah. Dengan rasa kecewa aku pun turun dari motornya lalu berjalan masuk gerbang sekolah tanpa berpamitan dahulu dengannya. Gerry pun memanggilku dan mengungkapkan perasaannya:
"Sayang kalau memang kamu masih marah sama aku?. Aku minta maaf atas kesalahan ku. Aku memang bukan sayap pelindungmu, bukan mimpi indahmu, bukan juga malaikat penjaga mu. Namun aku rela berikan separuh hidupku hanya untuk kamu yang aku cintai. Separuh lengkungan pelangiku akan terus menghiasi lengkungan senyuman mu yang abadi untukku!", ungkapan dari Gerry sambil menatap ku dengan penuh harapan.
Saat ku mendengar ungkapan kata-kata dari bibirnya membuat ku tersipu malu dan pipi merah merona sambil berlari senandung malu menuju kearah kelas ku.
Gerry pun berkata-kata dalam hatinya "Kenapa harus terjadi padaku tuhan?. Mengapa indah tiba-tiba saja berubah dariku?. Apa ada yang lain dihatinya?"
Setelah aku sampai di dalam kelas aku melihat segerombolan teman sekelas ku duduk asik sambil menggosip tetapi aku tidak tau apa yang mereka katakan?. Saat ku simak pembicaran mereka ternyata mereka sedang membicarakan kaka Leon yang katanya teman ku ia seorang lelaki playboy yang suka gonta-ganti wanita dan sudah banyak junior yang menjadi pacarnya. Aku awalnya tidak percaya dengan gossip murahan itu!. Tetapi ada salah seorang teman ku yang sudah meyakinkan ku dan akhirnya aku percaya kebenarannya. Kenapa yah sakit sekali hati ini?. Pada hal awalnya aku hanya ingin memanfaatkan kaka senior itu untuk menjadikan ku popular di sekolah. Tetapi kini ia yang mempermainkan ku sekarang aku sadar bahwa hanya Gerry seseorang yang mencintaiku setulus hati. Aku jadi merasa bersalah. Sekarang Gerry lagi buat apa yah?. Aku kangen dan ingin bertemu lalu ku coba menghubungi nomor hp-nya dan ternyata (nomor yang anda tuju sedang sibuk atau berada di luar jangkauan). Biasanya kalau nomor hp-nya Gerry tidak aktif palingan ia lagi latihan PASKIBRA. Dan sudah seminggu lamanya aku tidak dapat menghubunginya karena aku penasaran dengan keadaannya aku langsung saja memutuskan untuk segera bersiap-siap diri menuju kearah rumahnya untuk mengetahui keadaannya Gerry yang tanpa kabar?. Mamanya Gerry menyapa ku dengan nada halus.
"Mari silakan duduk yah nak?. Nak, kalau boleh tau sudah sampai dimana hubungan kalian?"
"Hubungan aku sama Gerry baik-baik saja kok tante"
"Iya saya tau!. Tapi kenapa waktu itu Gerry sedih sampai-sampai ingin mencoba bunuh diri"
"Ahh.... Apa benar yah tante?. Sorry tante kalau aku tidak tau kalau Gerry waktu itu sedang sakit?. Maafkan aku yah tante baru tau sekarang?", kata ku sambil mohon di ampuni.
"Iya tidak apa-apa!. Tante tau kok anak muda zaman sekarang selalu saja ada masalah.
"Kalau aku boleh tau?. Gerry sakit apa yah tante?. Maaf kalau aku tidak sempat menjenguk"
"Jadi, malam itu mungkin karena Gerry sedang patah hati karenamu. Akhirnya ia memutuskan untuk meminum sebotol cairan pel. Hingga membuatnya di rawat di rumah sakit seminggu kemarin"
"Maafkan kesalahan ku tante!. Yang tidak sempat menjenguk Gerry di UGD?"
"Tidak apa-apa sih!. Tante tidak marah kok. Yang penting kamu jaga Gerry baik-baik?. Sayangi dia dengan setulus hati seperti dia menyayangimu?"
"Iya makasih tante. Kalau begitu aku pulang dulu yah tante. Kalau Gerry udah pulang dari sekolah salamin dari aku yah tante dan tolong tante sampaikan ke Gerry kalau entar malam kita berdua pergi makan bakso tenis di pasar malam?"
"Iya nanti tante sampaikan ke Gerry!"
"Aku pamit dulu tante", kata ku sambil mencium tangannya ibundanya Gerry
"Hati-hati di jalan yah nak?", balasan ibundanya Gerry sambil melambaikan tangan

KANKER QU GANGSTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang