"Kali ini siapa?"
"Koruptor kelas kakap dan juga terdakwa pembunuhan berencana, hanya saja riwayat membunuhnya masih ditutupi karena sesuatu dan lain hal. Negara sangat dirugikan akibat perbuatannya."
"Begitu?"
Sang Chief menyodorkan sebuah berkas pada pemuda dengan pakaian serba hitam di hadapannya.
"Kau bisa baca sendiri, data itu baru saja aku dapatkan dari intelijen. 100% valid, aku sudah mengeceknya. Bagian negosiator juga sudah sempat bernegosiasi dengannya, tapi mereka tak berhasil membuatnya menyerah. Hasil negosiasi juga terlampir disana."
Sang pemuda membaca berkas itu dengan hati-hati, menelisik setiap kebenaran yang dikatakan oleh sang chief. Ia kemudian mendecih, "Sampah."
"Dan tugasmu sekarang adalah melenyapkan 'sampah' itu. Lakukan negosiasi singkat seperti biasa, namun jika ia melawan. Habisi."
.
.
.
.
.
Jungkook berjalan memasuki kawasan kampusnya, di sebelahnya Seokjin sedang sibuk berceloteh tentang tugas dari dosen yang harus dikumpulkan hari ini. Sesekali Jungkook terkikik kecil ketika Seokjin menghentak kakinya kesal karena ketidakjelasan maksud tugas itu.
"Asal kau tau ya, Kook. Aku tak mengerti-"
"Ah, aku tak sabar datang ke pesta itu. Pasti meriah sekali."
"Kabarnya rumah itu sebesar dan seluas istana."
"Benarkah? Wah..."
Perkataan Seokjin terhenti ketika segerombolan gadis melewatinya dengan ribut. Ia terdiam sejenak lalu menoleh ke Jungkook yang sekarang memandangnya bingung.
"Ada apa, hyung?"
"Pesta si Lee itu besok ya?"
Jungkook mengangguk, "Iya, hyung. Kenapa?"
Seokjin menghentikan langkahnya, membuat Jungkook dengan mata membulat penasaran ikut terhenti juga. Sejujurnya ada sesuatu yang mengganjal di benak Seokjin tentang pesta itu, hanya saja ia bingung harus bagaimana menyampaikannya.
"Hyung?"
"Kookie, bagaimana kalau kau tidak usah hadir saja?"
Kali ini kerutan terbentuk di kening Jungkook, kepalanya memiring tak mengerti. Menatap hyungnya yang sekarang terlihat tak nyaman dan khawatir.
"Kenapa, hyung?" tanya Jungkook.
Seokjin mengulum bibirnya gelisah, "Perasaanku tidak enak, entahlah aku merasa akan terjadi sesuatu yang buruk di pesta itu."
"Sesuatu yang buruk bagaimana, hyung?"
"Entahlah, yang jelas perasaanku tidak enak."
Senyum menenangkan terbentuk di bibir cherry Jungkook, ia sangat mengerti akan kakaknya yang selalu mengkhawatirkan dirinya.
"Tenang saja, hyung. Aku akan baik-baik saja, lagipula aku hanya akan mampir sebentar."
.
"Kau mau mampir kemana?"
Jungkook terlonjak ketika seseorang berbisik tepat di telinganya, menimbulkan sensasi geli akibat nafas panas yang dihembuskan orang itu.
"Tae-hyung! Kau mengagetkanku, ais-"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Mask [TaeKook]
Fanfiction[Closed ㅡ Sorry] Ketika balasan cinta datang dari peristiwa yang tak terduga. Amat sangat tak terduga. Seperti insiden pembunuhan misalnya? Taehyung x Jungkook Boyslove, yaoi, mature content, lil' bit bloody scene dan action gagal/? Bahasa baku, AU...