4. Dream?

7.5K 1K 75
                                    

Jungkook berjalan memasuki kampusnya dengan lesu, terdapat lingkaran hitam di bawah matanya akibat ia tidak bisa tidur semalam. Salahkan pikirannya yang terus melanglang buana ke peristiwa sehari sebelumnya. Hingga sekarang Jungkook masih belum bisa percaya jika apa yang dilihatnya malam itu hanyalah mimpi. Semua itu terlalu nyata.

"Jungkook."

Sedikit terlonjak, Jungkook membalikkan tubuhnya ketika seseorang menepuk bahunya pelan.

"Aish, hyung! Berhentilah mengagetkanku setiap kau muncul!" ucap Jungkook kesal.

Taehyung menunjukkan cengirannya, mengusap hidungnya acuh lalu merangkul Jungkook dengan kurang ajarnya. "Selamat pagi, sayang—OUCH!"

Taehyung meringis memegangi perutnya yang baru saja menjadi korban sikutan Jungkook. Pemuda kelinci itu mendecak, "Makanya jangan menggodaku, hyung."

Si manis memasang wajah kesal, padahal saat ini jantungnya tengah menggila. Sedikit khawatir suara berdentum keras itu akan terdengar hingga ke telinga Taehyung.

"Tega sekali kau, ini sakit." Taehyung masih menunduk, memegangi titik dimana Jungkook menyikutnya dengan kedua tangan. Wajah Taehyung menyiratkan dirinya benar-benar kesakitan.

"H-hyung?" Jungkook mencicit takut, khawatir lebih tepatnya. Taehyung tampak tak bisa bergerak dari tempatnya berdiri sekarang.

Jungkook menggiggit bibirnya panik, ia merendahkan tubuhnya mencari wajah Taehyung yang masih menunduk. "Hyung, apa sakit sekali?"

Taehyung tak kunjung menjawab membuat Jungkook semakin panik dan mengguncang-guncang bahu Taehyung, "A-aa hyung, kurasa sebaiknya k-kita ke klinik sekarang. M-maaf hyung."

Dengan tarikan lembut Jungkook memaksa Taehyung untuk mengikutinya ke klinik, Taehyung masih melengkungkan tubuhnya tanda kesakitan. Namun Taehyung hanya diam dan membiarkan dirinya digiring Jungkook menuju klinik kampus.

.

.

.

.

.

Pemuda kelinci itu memandang bukunya cemas, begitu banyak yang terjadi di dalam kepalanya hari ini hingga bahkan penjelasan dosen di depan kelas tidak sedikitpun menyangkut di otaknya.

Setelah mengantar Taehyung ke klinik, pemuda alien itu memaksa Jungkook untuk meninggalkannya saja. Awalnya Jungkook menolak, dirinya merasa bertanggung jawab karena telah membuat Taehyung kesakitan begitu. Tapi kemudian dirinya terpaksa harus pergi karena dokter yang hari itu sedang berjaga juga mengatakan bahwa Taehyung tidak apa-apa dan lebih baik Jungkook masuk kelas saja, seorang dokter yang terlihat masih muda berkulit sangat pucat.

Jungkook mengusak surai hitamnya frustasi, perihal mimpi kemarin saja sudah cukup membuatnya pusing. Dan Taehyung menambah bebannya lagi sekarang.

"Jungkook, kau dipanggil kepala staff tadi."

Nah, lengkap sudah. Kepala Jungkook mau pecah sekarang.

Berhubung acara yang diketuainya akan terselenggara minggu ini, Jungkook sedikit kalang kabut. Petinggi-petinggi universitasnya mulai sering meminta Jungkook menghadap, baik sekedar bertanya perkembangan tentang acara maupun meminta tolong sesuatu dan memberi usulan.

Usulan dengan tujuan yang baik memang, hanya saja Jungkook pikir waktunya terlalu mepet, dan Jungkook sudah cukup pusing juga dengan sponsor yang bermasalah itu.

Sponsor yang berjanji akan mengurus hari H, event organizer yang cukup terkenal akan kepiawaiannya dalam menyelenggarakan acara. Setidaknya itu yang awalnya Jungkook dengar, dan Jungkook sangat bersyukur mereka mau memberi sponsor dalam jumlah yang cukup besar.

The Mask [TaeKook]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang