Bosan.
Pemuda kelinci itu mengetuk-etukan jemari lentiknya malas. Matanya melirik sedikit ke arah berkas-berkas kemahasiswaan yang menumpuk di meja kebesarannya-meja wakil presiden mahasiswa. Ia lalu memutar bola matanya malas, dengan setengah hati ia mulai membuka dan membaca satu-persatu berkas itu. Menyortir dan menandatangani dokumen yang memerlukan tanda tangannya.
Terlalu tenggelam dalam rutinitasnya, hingga tak menyadari seseorang memasuki ruangan organisasi mahasiswa itu dan duduk tepat di meja sebelahnya.
"Serius sekali, hm?"
Jungkook terlonjak di kursinya, dengan panik mengecek berkas yang harusnya ia tanda tangani. Takut ujung pulpennya tidak sengaja mencoret bagian yang salah. Ia bernafas lega karena tidak menemukan kesalahan coretan apapun.
"Kau mengagetkanku, hyung." desis Jungkook kesal lalu kembali memilah berkas.
"Ya, aku bisa lihat itu."
Konsentrasi Jungkook sukses terpecah, antara pekerjaannya dan keberandaan sosok di sebelahnya. Terlebih ketika ia menyadari bahwa ia sedang diperhatikan, intens.
"Jika kau datang kesini hanya untuk memandangiku bekerja, lebih baik kau pulang saja Tae-hyung." ucap Jungkook tanpa mengalihkan pandangannya dari berkas, ia terlalu gugup untuk memandang Taehyung.
"Siapa bilang? Aku datang untuk membantu wakilku yang manis kok."
Kali ini Jungkook menoleh, memastikan bahwa Taehyung benar-benar ingin membantunya. Seringai itu masih tetap melekat di wajah tampannya. Mata Jungkook menyipit, berusaha mencari setitik keseriusan dalam ekspresi Taehyung yang slengekan.
Dan berusaha tak menghiraukan sebutan 'wakilku yang manis'.
"Kau serius, hyung?" Jungkook bertanya sangsi, memandang Taehyung dengan kening berkerut.
Taehyung tersenyum miring, "Serius, buat apa aku repot-repot datang kesini kalau begitu."
"Entahlah, menumpang tidur mungkin." sahut Jungkook lalu berdiri, menumpuk file yang harus Taehyung tanda tangani di meja sebelah-meja Taehyung.
"Kau hanya tinggal tanda tangani berkas-berkas ini, hyung. Aku sudah mengecek semuanya. Hati-hati jangan sampai salah tanda tangan."
"Itu saja?"
Jungkook memutar bola matanya bosan, "Iya hyung, memangnya kau ingin pekerjaan lain?"
Taehyung menunjukkan cengiran bodohnya lalu menggeleng. Jungkook menghela nafas lelah lalu kembali duduk di kursinya, ingin dia berkata kasar.
Hanya saja ia terlalu sayang.
Bukan hanya sekali Taehyung melimpahkan semua pekerjaannya ke Jungkook, hampir selalu. Dan setiap kali hal itu terjadi, Jungkook selalu melakukan hal yang sama-mengerjakan semua tugas Taehyung tanpa banyak bicara.
Pikirannya menerawang, bagaimana dengan bodohnya ia selalu mengambil bagian tugas Taehyung. Bagaimana Taehyung yang selalu seenaknya, jarang ada di tempat ketika banyak orang yang mencarinya membuat Jungkook kewalahan. Karena otomatis mereka akan mencari Jungkook.
Tapi begitulah, Jungkook tidak bisa berkata 'tidak'.
Terutama jika nama Taehyung tersisip di dalamnya.
Ya, Jungkook lemah. Lemah tentang apapun yang bersangkut paut dengan Taehyung. Jungkook juga tak mengerti mengapa keberadaan Taehyung begitu memengaruhinya.
Dan dengan segala pemikiran itu, tanpa Jungkook sadari ia sudah melanglang buana ke alam mimpi.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Mask [TaeKook]
أدب الهواة[Closed ㅡ Sorry] Ketika balasan cinta datang dari peristiwa yang tak terduga. Amat sangat tak terduga. Seperti insiden pembunuhan misalnya? Taehyung x Jungkook Boyslove, yaoi, mature content, lil' bit bloody scene dan action gagal/? Bahasa baku, AU...