3

31 2 1
                                    

    Zara membuka matanya perlahan.Yang pertama kali ia lihat adalah langit kamar yang sangat asing baginya.

Kamar Alya?engga.

Kamar Mama?gue bahkan udah lupa langit kamar mama gimana.

Kamar Zico?enggalah,orang polos gini,kamar dia kan langitnya banyak bintang bintang.

Ka--

Baru saja Zara ingin menebak lagi,tiba tiba Ia mendengar suara pintu terbuka,membuat Ia mengalihkan pandangannya kearah pintu tersebut dan langsung sadar dimana ia saat ini.

Lah,rumah sakit ternyata.

Zara melihat orang yang baru saja masuk sedang berjalan kearahnya.Orang yang menyelamatkannya dari kecelakaan tadi.Kedatangan orang tersebut membuat Zara sedikit gugup.

"Hai"sapa Jaka.Yang disapa tersenyum manis dan langsung memalingkan wajahnya membuat Jaka tertawa kecil.Cantiknyah.

"Gimana tangan lo?"Jaka berkata sambil menunjuk tangan Zara dengan matanya.Zara kembali tersenyum menanggapinya.Membuat Jaka kembali terpesona.Lucunyah.

Zara melihat tangan kirinya yang menyedihkan,ia bahkan baru sadar tangan nya sudah dibalut dengan gips.Tangan kirinya pun terasa lebih mati dan kaku.

Tiba-tiba,ia teringat keluarganya.

"Mm,lo ada ngabarin keluarga gue ga?"tanya Zara dengan nada yang masih lemas.

"Ada,tadi gue nelpon rumah lo,dan yang angkat pembantu lo,tapi dia cuman bilang makasih dan bakal ngabarin orang tua lo"Jelas Jaka langsung.

Zara tersenyum miris yang mungkin sudah dilakukannya beribu kali selama 17 tahun Ia hidup.Zara sangat yakin mamanya tidak akan datang,sekalipun datang,yang ada mamanya hanya memarahinya saja dan memberikan kata kata pedas.Bukan menjaga anaknya yang sedang sakit seperti yang biasa dilakukan orang tua seharusnya.

"Lo minum dulu deh,serem gue ngeliat bibir lo kering banget"Jaka berkata sambil menyodorkan gelas berisi air mineral kepada Zara.Zara pun mengambil gelas tersebut dan meneguk airnya sampai habis.

Zara melihat Jaka yang memakai kemeja putih formal yang sudah keluar sebelah dari celananya.Jaka juga memegang Jas nya,seperti orang stres habis menemani istrinya melahirkan.

Bagaimana penampilan Jaka tidak berantakan kalau dari 4 jam yang lalu dia menunggu Zara dirumah sakit ini.Dia menunggu Zara,karena khawatir jika tidak ada pendampingnya nanti.Tentu saja mendampinginya sebagai wali dari pasien,kalau pendamping hidup sih masih rencana.Eh.

"Kok..lo berantakan gitu?"tanya Zara dengan mengerutkan keningnya.

"Iya,biar seksi"

Zara ingin sekali memutar bola matanya,memberi tatapan sinis dan memberinya pandangan geli kalau saja dia tidak menyelamatkannya tadi pagi.

Jaka sangat malas menjelaskan kenapa ia bisa begini.Jaka tidak mau membebani pikiran Zara dulu karena sudah menunggunya dari Ia operasi sampai sekarang ini.

Tidak lama setelah itu,seorang perawat masuk dengan membawa makanan.Sebenarnya,dari bangun tadi Zara sudah lapar.Tapi,ia terlalu malu untuk meminta makan pada Jaka-orang yang baru dikenalnya kurang dari 48 jam tapi sudah banyak insiden yang terjadi.Engga sih,baru dua insiden.

"Gue makan deh,lo ga makan?atau lo mau makan berdua sama gue?"Tawar Zara sangat basa basi.Dia sangat tidak ingin membagi makanannya kepada siapapun saat ini.Dia benar benar lapar.

"Gue tau lo laper,lanjut deh"

Alhamdulillah.

Zara pun makan dengan santai,walaupun kini ia sedang repot  makan dengan satu tangan.Rambutnya yang digerai membuat rambutnya turun turun dan kadang termakan.Ia lupa untuk mengikat rambutnya.Lagi pula,jika ia ingin mengikat rambutnya,tidak bisa dengan satu tangan.

Give Me Your ShineWhere stories live. Discover now