Tep..tep..tep..
Perlahan suara derap langkah kaki Hyera berhiaskan heels merah maroon mengisi sepi koridor bangunan tua dengan cahaya remang. Rasanya baru kemarin ia menghirup udara dingin saat musim gugur yang bukan di kotanya. Ternyata sudah dua kali ini dia merasakan hawa dingin di London. Itu artinya hampir dua tahun berlalu semenjak kejadian saat itu.
Dibukanya pintu apartmen bertuliskan 606 yang didapatinya dalam keadaan hitam pekat. Ya, gelap.
Klik.
Lampu menyala begitu saklar samping pintu apartmennya ditekan. Ia hempaskan tubuhnya di sofa empuk berwarna abu-abu tua sembari melepas coat merah dari tubuh rampingnya. Salah satu lengannya ia jatuhkan di atas wajah letihnya, satunya lagi ia biarkan di samping tubuhnya. Ditariknya nafas sedalam ia bisa mengisi paru-parunya lalu dihembuskan perlahan. Entah bagaimana tiba-tiba otaknya mengingat sesuatu. Seakan rekaman kaset melintas akan kisahnya di Seoul sebelum ia menginjakkan kaki di London.
•Flashback•
"Hyera, kamu mau ke mana?" suara yang amat Hyera kenali menyapa indera pendengarannya. Lembut memang, namun cukup membuat langkah Hyera terhenti dan seakan tubuhnya kaku tak bergeming. Ia tidak mampu meski itu hanya sekedar menoleh ke belakang. Jantungnya berdegup kencang dan tangannya sedikit bergetar mendengar suara sepatu high heels mendekat ke arahnya.
"Hyera-ya," disentuhnya pundak Hyera yang semakin membuat sang empunya gugup.
"Apakah kamu baik-baik saja?" tambahnya sambil memutar tubuh gadis bermarga Jung itu agar menghadapnya. Wajahnya nampak heran. Bagaimana ini? Lidah Hyera kelu, tubuhnya membeku. Ada perasaan bersalah yang berusaha menerobos relung batinnya. Ia merasa egois akan tindakan bodohnya ini. Tadinya ia sama sekali tidak memikirkan bagaimana perasaan keluarganya yang tentu akan merasa malu, keluarga Hyungwon yang akan kecewa. Terlebih bagaimana perasaan Hyungwon? Bagaimana bisa Hyera membiarkannya merasa sakit? Apalagi ia akan menanggung perbuatan Hyera. Bodoh, rutuknya hingga tak terasa buliran kristal bening keluar dari sudut mata bulatnya.
"Mrs. Chae.. hiks.. maafkan aku hiks" dengan terisak keluarlah kalimat itu dari bibir merahnya.
"Omo! Ada apa denganmu, sayang?" Mrs. Chae memeluk Jung Hyera yang terisak meski ia sendiri bingung apa yang sebenarnya terjadi. Dielusnya surai cokelat tua berhiaskan sunggar milik calon menantunya itu dengan lembut, hingga sosok jangkung Hyungwon muncul di depan pintu kamar paling ujung. Entah apa yang dirasakannya saat itu. Kaki jenjangnya melangkah perlahan menghampiri kedua perempuan yang dicintainya. Tuxedo putih sudah tidak melelat di tubuh tinggi tegapnya. Salah satu tangannya ia sembunyikan di saku celana.
"Hyungwon-ah, ada apa ini?" tanya Mrs. Chae sedikit berbisik kepada anaknya begitu jarak mereka lumayan dekat. Meski merek tau Hyera akan tetap mendengarnya, dan ya memang Hyera sedikit kaget tahu Hyungwon ada di belakangnya. Ia tetap berada dalam pelukan Mrs. Chae, tidak berani bertatap muka dengannya bahkan dengan Hyungwon.
"Ibu, ada yang perlu kita bicarakan" jawabnya lembut sambil menatap punggung Hyera yang sedikit bergetar.
"Apa itu?" kini Mrs. Chae tampak makin bingung.
"Mrs. Chae hiks" Hyera masih memeluk Mrs. Chae seakan menghalangi Hyungwon untuk berbicara dengannya.
"Hyera, memang ini perlu dibicarakan" ujar Hyungwon pelan. Mrs. Chae melepas pelukan Hyera dan beralih menuntunnya untuk mengikuti langkah Hyungwon. Mereka masuk ke sebuah ruangan yang tak jauh dari sana. Kemudian Hyungwon meminta ibunya untuk memanggil ayahnya juga kedua orangtua Hyera.
"A..pa yang akan kamu hiks.. lakukan?" tanya Hyera terbata-bata begitu Mrs. Chae sudah tidak ada di dalam ruangan. Tangannya bergetar hebat. Ditatapnya Hyungwon yang balik menatapnya tenang.
YOU ARE READING
(not) a FAIRYTALE
FanfictionIni bukan kisah mengenai si cantik dan si tampan yang bertemu lalu saling mencintai dan hidup bahagia. Bukan kisah tentang si tampan yang mencintai gadis biasa lalu mereka menikah dan menempuh hidup bersama. Bukan pula tentang si kaya dan si mi...