Maniknya memandang pintu kaca di belakangnya dengan penasaran akan sosok orang tersebut. Hingga Hyera dapat mengenali siapa yang datang, membuat manik cokelatnya membulat sempurna. Seakan ingin keluar dari tempat peraduannya. Suara Hyera tercekat, tubuhnya membeku. Terlebih orang tersebut tidak sendiri.
Tak salah lagi, itu adalah Mingyu dengan gadis cantik yang... sungguh sekelebat Hyera sempat berpikir
'kenapa aku jadi tak suka melihat Mingyu dengan gadis itu?' Sebelum akhirnya sosok itu menyadarkan Hyera tentang siapa gadis yang sedang bersamanya. Bukan karena Hyera tahu persis siapa dia sebab jaraknya begitu jauh, tapi suara melengking gadis itu ketika memanggil nama Hyera membuatnya tersadar bahwa itu adalah Sana.
Hyera membalas lambaian tangan Sana lalu mengajaknya bergabung bersama dengan Taecyeon juga. Taecyeon buru-buru berdiri untuk menyapa putra-putri dari pejabat negara sembari menyilahkan duruk.
"Senang melihatmu pagi ini, Hyera." Mingyu tersenyum. Selama beberapa detik membuat alam bawah sadar Hyera bernostalgia tentang kisahnya dengan cinta pertamanya itu.
"Apa yang kau lakukan disini?" balas Hyera tak ingin terlena dengan angan masa lalunya.
"Kau sendiri apa yang kau lakukan disini?" Sana balik bertanya sembari mencicipi hidangan yang baru saja datang. Seperti itulah Sana, apa adanya dan tak tahu malu. Ramah, tapi kadang terlihat bodoh. Hyera sampai pernah bertanya bagaimana bisa dia dilahirkan di keluarga terpandang sebagai pejabat negara? –dalam konteks bercanda waktu itu. Lalu jawaban Sana benar-benar membuat Hyera untuk berhenti menanyakan suatu hal yang tak penting sebagai bahan candaan, sebab Sana akan menjawabnya dengan serius
'mana ku tahu. aku saja tidak meminta untuk dilahirkan, tapi bagaimana bisa aku lahir ya?'
"Tentu kau bisa menebak apa yang sedang kami lakukan." Taecyeon mencoba membuka jalan pikiran Sana.
Terus terang saja, Sana bukanlah sahabat Hyera atau memiliki hubungan yang buruk di masa lalu. Hanya saja, dia satu-satunya gadis dari sekian banyak gadis putri pejabat negara yang bersikap ramah pada Hyera. Katakanlah, Sana adalah teman yang berkelakuan cukup baik pada Hyera. Ia bisa berteman dengan siapa saja, dan Hyera merasa nyaman akan itu. Bahkan secara tidak langsung, Sana mengetahui bagaimana kehidupan Hyera sebagai tuan putri Kerajaan Korea. Termasuk hubungan Hyera dengan Taecyeon.
"Hanya makan pagi?"
Taecyeon menaikkan alisnya. Berisyarat dengan arti bahwa memang seperti ini adanya, tak ada yang lebih dari itu.
"Bagaimana bisa kau dengan Sana?"
Mingyu hampir saja tersedak dengan pertanyaan Hyera. Tapi dia segera memberikan keterangan. Ada raut menyangkal yang terlihat jelas disana, tak ingin Hyera berpikiran yang bukan-bukan tentang dia dan Sana.
"Jika bukan karena bertemu ibunya di jalan, mana mau aku memberinya tumpangan hanya untuk sekedar makan disini."
Sana terkekeh lantas berbisik untuk menambahkan infromasi lain tentang dirinya –menghindari pemikiran yang tidak mungkin.
"Pancake disini sangat enak."
Sembari melihat pesanan Sana datang dan ia makan tanpa memedulikan apapun, Taecyeon dan Hyera hanya mengangguk saja. Hyera tidak lega dalam konteks masih belum bisa melupakan Mingyu, hanya saja begitulah. Ia tahu tipe gadis Mingyu dan benar saja, mana mungkin gadis masa depan Mingyu adalah seseorang seperti Sana.Tentu saja, mereka hanya berteman.
YOU ARE READING
(not) a FAIRYTALE
FanfictionIni bukan kisah mengenai si cantik dan si tampan yang bertemu lalu saling mencintai dan hidup bahagia. Bukan kisah tentang si tampan yang mencintai gadis biasa lalu mereka menikah dan menempuh hidup bersama. Bukan pula tentang si kaya dan si mi...