"Ini memang sangat mengejutkan, tapi aku akan mengenalkan calon tunanganku pada kalian"
Hening.
Kalimat laki-laki bermarga Lee tersebut mampu membungkam seisi ruangan. Semua mata tertuju kepada Minhyuk dan Hyera tanpa sepatah kata pun keluar, seolah menunggu kelanjutan kalimat yang akan terlontar dari bibir Minhyuk atau Hyera.
Bola mata cokelat milik Hyera membelalak kala kalimat Minhyuk terdengar oleh salah satu inderanya. Hyera terkejut, tentu saja. Matanya menatap Minhyuk tajam, seakan bertanya 'apa yang kamu lakukan?' tapi tak digubris dengan orang yang dimaksud. Ekor mata Minhyuk memang menangkap Hyera menatapnya, tapi ia malah tersenyum sambil mengedipkan salah satu matanya sesaat kemudian kembali melempar pandangannya ke depan, menghadap para anak pejabat negara. Jadi inikah pembuktian dari perjuangan Minhyuk selama ini? Diremasnya tangan Minhyuk yang menggenggam lembut dengan maniknya yang tak lepas dari wajah tirus laki-laki itu.
"Itu kan putri kerajaan, Jung Hyera, bagaimana bisa Mark mengatakan Minhyuk dijodohkan dengan anak konglomerat?" samar-samar memang, namun Hyera yakin telinganya tidak salah dengar. Kepalanya tertunduk lemas sembari ia berusaha menyembunyikan sekumpulan air mata nakal yamg meronta ingin keluar, menghiasi wajah cantiknya.
"Aku kira sang putri akan menikah dengan pangeran karena mereka tadi datang bersama dan terlihat cocok" baiklah, kali ini bukan hanya Hyera, tapi Minhyuk mendengarnya. Mata sipitnya berhasil menangkap sang pemilik suara yang langsung menutup mulutnya kala tertangkap berbisik-bisik kepada yang lain. Bukan tentang siapa yang berkomentar, melainkan apa yang dibicarakan membuat Minhyuk melempar pandangannya kepada Hyera. Sang putri masih betah menyembunyikan wajahnya, menatap lantai dengan warna cokelat karamel di bawahnya.
Hyungwon!
Astaga, diangkat kepalanya, matanya beredar mencari sosok tinggi tegap tersebut. Dia ada di sana, menatap Hyera intens dengan raut wajah yang Hyera sendiri sulit mengartikannya.
Suasana mulai riuh, saling adu argumen, berbisik ke samping kanan-kiri, melempar pandang, meminta kejelasan dengan ucapan anak sang pejabat negara berambut cokelat almond tersebut. Namun, sang tokoh perempuan masih enggan mengalihkan pandangannya dari pangeran kerajaan korea membuat Minhyuk paham situasi apa yang dihadapinya kini.
"Cih!" seorang perempuan dengan rambut hitamnya yang tergerai bebas membuang pandangan ke samping kirinya. Kakinya sudah gatal melangkah dari sana tapi diurungkan niatnya karena rasa penasaran kelanjutan cerita yang dibuat oleh laki-laki di depan sana, Lee Minhyuk. Nashley tidak habis pikir dengan watak laki-laki yang akan dijodohkan dengan dirinya itu.
'Permainan apa sebenarnya yang sedang kau lakukan, Lee Minhyuk?' batinnya sambil mendesah kasar.
"Baiklah itu cukup hahaa.." dilepasnya tangan laki-laki yang dirindukannya itu dengan kasar. Hyera melempar pandang ke segala arah, menyaksikan macam reaksi dari anak-anak penerus negara korea selatan tersebut. Juga Minhyuk yang keheranan menatap kekasihnya.
"Minhyuk hanya bercanda" lanjutnya, membuat suasana yang tadinya riuh kembali hening, kali ini Hyera yang membungkam seisi ruangan termasuk Minhyuk. Saat matanya menangkap sosok Hyungwon disana, ia terlihat mengeryitkan alisnya sedikit tetap dengan wajah yang sulit diartikan.
"A..pa maksud.."
"Benar! Hahaha.. Aku kenal Hyera dengan baik" seorang laki-laki bertubuh tinggi yang duduknya tepat berada di titik lurus Minhyuk berdiri memotong ucapan Minhyuk, Kim Mingyu, anak pejabat Majelis Permusyawaratan Rakyat.
"Heol!" Park Jiyeon, gadis cantik berambut pirang gelombang dengan baju bulunya menanggapi sinis.
"Hahaha Hyera seorang bangsawan, putri kerajaan mana mungkin dengan anak pejabat pemerintahan? Oh ayolah, kalian pasti tahu itu" Mingyu menjelaskan sambil berdiri, ditatapnya semua rekannya yang mengitari meja panjang di ruang utama pertemuan mereka malam ini.
YOU ARE READING
(not) a FAIRYTALE
FanfictionIni bukan kisah mengenai si cantik dan si tampan yang bertemu lalu saling mencintai dan hidup bahagia. Bukan kisah tentang si tampan yang mencintai gadis biasa lalu mereka menikah dan menempuh hidup bersama. Bukan pula tentang si kaya dan si mi...