3

38 3 2
                                    


Sarah baru saja merapikan bukunya ketika matanya menatap kedatangan pria yang berada di depan pintu kelasnya. Kak Anjas? Sampai harus dateng ke kelas untuk minta maaf?

Dia berusaha untuk tidak peduli. Namun matanya berkhianat. Matanya terus saja menatap kehadiran Anjas diambang pintu. Menolak untuk penasaran Sarah langsung saja menghampirinya.

"Eh Sarah"

Suara Anjas terdengar menggelikan di telinga Sarah. Ia bertingkah seolah tidak sengaja melihat dirinya. Padahal untuk siapa lagi dia datang?

"Kalo mau minta maaf-". Suara Sarah tertahan saat menerima surat yang Anjas ulurkan.

"Kasih dosen lu", ucap Anjas tegas "Tadi lu mau ngomong apa?".

"Ngapain ke sini kak?",

"Lu pikun ya? Itu kan gue nitip surat buat dosen", suara Anjas cetus "Cantik cantik bego. Ck. Duluan ya!".

Dia Anjas. Pria paling tidak sopan yang pernah ditemui oleh Sarah. Dulu ia mengatainya gendut sekarang ia bilang kalau dirinya Bego?! Helloo...sendirinya waras?

"Sar? Ngapain di depan pintu?",

Sarah terkesiap. Gara-gara pria menyebalkan itu Sarah jadi bahan lelucon semua orang. Huh dasar! Tapi untung saja. Kalau saja tadi kak Anjas mendengar kata-katanya bisa lebih malu dirinya.



*

Anjas baru saja memarkirkan motornya ketika ia melihat Sarah lewat dengan kerepotan di depannya. Ia membawa satu box cukup besar di kedua tangannya.

Dia tidak memiliki maksud apapun dengan Maba yang satu itu. Tidak punya keinginan untuk mendekatinya. Tapi kalau sudah tahu Sarah kesulitan seperti itu tidak mungkin juga ia membiarkannnya begitu saja kan?

Tanpa pamrih Anjas langsung berjalan mendekati Sarah dan dengan serta merta merebut box besar itu dari hadapan Sarah. Tentu saja gadis itu terkejut bukan main. Otaknya berhenti untuk berpikir sebentar. Matanya kehilangan titik untuk fokus.

Lambat dan lambat Sarah mulai mengerti apa yang terjadi. Ia melihat ke arah Anjas bingung. Tapi pria itu hanya menatap dengan senyum lebar. Senyum yang mendebarkan Sarah. Yahh, bukan semacam senyum yang bisa membuat lutut Sarah lemas karena merasakan cinta tapi senyum yang meluntuhkan semangat karena ketakutan. Apa yang pria ini lakukan?

"Ngapain sih kak?!", suara Sarah terdengar kesal "Sini balikin itu jurnal buat sekelas!".

"Temen sekelas lu nggak ada yang cowo? Ini gue bantuin".

Anjas tidak menjawab keinginan Sarah. Perempuan itu marah. Ia mencegat langkah Anjas yang lebih dulu darinya.

"Saya nggak butuh dibantuin,kak".

Hal yang tak terduga dilakukan oleh Anjas. Ia langsung saja memberikan box besar kepada Sarah. Dan melanjutkan jalannya meninggalkan Sarah. Dasar nyebelin!!!1

Sarah memang berkata seperti itu tapi harusnya jadi cowok dia juga mengertikan? Cewek kan emang maunya dikejar-kejar dulu. Tunggu. Apa itu semua Cuma ada di cerita-cerita roman yang Sarah baca?

Pria itu bahkan tidak menoleh sedikitpun. Sarah melihat box besar di hadapannya. Mengukur tenaganya yang tersisa. Dan akhirnya....

"Kak Anjasss!!", teriaknya nyaring "Bantuinnn!!!!"

You Are In My SpaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang