Wanita cantik itu melajukan mobil sedannya menuju ke kantornya, ia masih berusia 28 tahun dan sudah menjabat sebagai Product Manager di sebuah perusahaan electronic terbesar di Amerika. Muda, cantik, sexy, stylish, dan memiliki suami yang sukses dan juga tampan. Hidupnya benar-benar sempurna.
Ia adalah Kimberly Anastasha, istri dari seorang Mark Juan Stephen. Meskipun suaminya adalah pengusaha sukses, namun ia tidak pernah memanfaatkan kuasa suaminya untuk membantu karirnya. Ia bekerja di perusahaan yang bukan milik suaminya atas usaha sendiri dan ketekunannya dalam bekerja sehingga mencapai posisi yang kini ditempatinya.
Kimberly sudah menikah dengan Mark lebih dari setahun dan belum memiliki momongan. Kim memang menundanya. Ia masih ingin fokus dengan karirnya. Sebenernya mereka menikah karna dijodohkan oleh orang tua. Kim sama sekali tidak mencintai suaminya dan pernikahan mereka selama setahun ini berjalan hambar karna masing-masing sibuk akan karirnya. Kim pun tidak yakin apakah Mark mencintainya atau tidak.
"Selamat pagi, Bu Kimberly.. " sapa beberapa anak buah Kim saat ia melewati kubikal menuju ke ruangannya.
"Pagi."
"Morning Kimmy, ada apa dengan wajahmu? pagi-pagi sudah ditekuk?" tanya Erica saat masuk ke ruangan Kim. Erica adalah sahabat Kim sekaligus Assitant Product Manager.
"Nothing Er, hanya saja tadi pagi aku bertengkar lagi dengan Mark" jawabnya lesu.
"Ohh come on. Kalian ini, selalu saja bertengkar."
"Dia masih teguh dengan pendiriannya, menginginkanku untuk berhenti dari pekerjaan ini."
Erica hanya diam saja mendengarkan.
"Kau tau kan bahwa pekerjaanku ini adalah segalanya bagiku. Aku memulai semuanya dari bawah, dari hanya sebagai staf biasa dan sekarang baru saja 6 bulan aku diangkat menjadi manager, dia memintaku untuk berhenti. Shit!"
Obrolan mereka kemudian diinterupsi oleh salah satu staf yang masuk hendak meminta tandatangan Kim. Setelah staf tersebut pergi Kim kembali melanjutkan curcolnya.
"Sepertinya memang pernikahan ini sudah tidak bisa dilanjutkan lagi."
"What!! Noo!! Kimmy, what the hell are you thinking?!"
"Jangan memutuskan sesuatu dengan hati yang panas seperti ini. Kau pasti akan menemukan jalan keluarnya. Kau hanya harus berbicara baik-baik pada Mark. Dia pasti mengerti bahwa kau mendapatkan semua ini bukan dengan hal yang mudah," saran Erica.
"Pikirkan baik-baik, jangan sampai kau menyesalinya. Ingat orang tuamu pasti akan sedih dengan keputusanmu ini. Aku akan melanjutkan pekerjaanku." Erica kemudian keluar dari ruangan Kim.
*
"Ayo kita hangout sebentar Kim, sudah lama kita tak pergi keluar bersama. Ada coffeeshop baru, kita harus mencobanya." ajak Erica setelah membereskan mejanya, waktu sudah menunjukkan pukul 6 sore.
Kim pun menggangguk, mereka berdua lalu meluncur menuju tempat tersebut.
Sudah satu jam lebih mereka bergossip dan tertawa, Erica tau jika sahabatnya ini sedang butuh merelaksasikan pikirannya. Erica kadang menceritakan lelucon konyol hingga membuat Kim tertawa sampai mengeluarkan airmata. Tak lama Kim permisi untuk ke toilet. Ketika ia baru saja beranjak dari kursinya, tiba-tiba ia menabrak seorang pria yang sedang membawa segelas kopi panas berjalan melewati meja mereka.
"Aaauuuwww.. aaauuwwww..." ujar Kim yang merasa pedih karna sebagian isi kopi panas tersebut tumpah ke dadanya.
"Shit!!! Sorry sorry. Apa kau kepanasan?" tanya pria bertopi dan berkacamata hitam itu sambil mengambil tissue yang ada dimeja sebelahnya lalu membersihkan baju Kim dan menyeka bagian atas dadanya yang kena tumpahan kopi.
"What the f*ck are you doing?!" ujar Kim kaget menyingkirkan tangan pria itu dari dadanya. Fyi, Kim saat ini menggunakan kemeja putih yang kancingnya dibuka agak rendah serta blazer hitam dan rok pensil pendek berwarna senada. Dengan pakaian seperti itu cukup menimbulkan kesan sexy bagi Kim yang memang sudah sexy meskipun ia hanya berpakaian biasa.
"I'm so sorry. I didn't mean it," ucapnya. "Aku hanya ingin membantumu."
"Sudah.. sudah.. aku tak apa-apa." jawabnya kesal tanpa melihat wajah pria itu sambil membersihkan dadanya.
"Tapi kopi itu panas. Lihat, kulitmu memerah."
Kulit Kim yang putih mulus berubah menjadi kemerahan.
"Aku sudah bilang aku tak apa. Now, could you please, just go?" usir Kim, masih belum melihat pria itu, meskipun benar memang kulitnya terasa perih akibat tumpahan kopi itu.
"Aku benar-benar minta maaf, Nona. What can I do for you?"
"Just go! Maaf aku harus ke toilet." Kim lalu pergi disusul oleh Erica.
Setelah kejadian itu Kim dan Erica pun kemudian pulang. Mood Kim langsung buruk kembali, mungkin pulang dan mandi akan menyegarkan kembali otak dan pikirannya.
*
Beepp.. beepppp..
Kim membaca pesan yang baru saja masuk setelah ia keluar dari kamar mandi, sembari mengusap-usap rambutnya dengan handuk.
Mark : Aku ada meeting mendadak di luar kota selama 5 hari, langsung berangkat dari kantor.
Kim : Okay. Becareful.
Seperti itulah kehidupan rumah tangga Kim dan Mark. Seperti dua orang aktor yang sedang memainkan perannya masing-masing menjalani skenario kehidupan rumah tangga yang diatur oleh orang tua mereka.
Untuk urusan ranjang, jangan kalian tanya, mereka manusia normal. Kim tetap melayani Mark diatas ranjang, yaa tapi seperti itu. Tidak ada perasaan apa-apa diantara mereka berdua, hanya saling memuaskan kebutuhan masing-masing. Itupun jarang sekali mereka melakukannya, Kim yakin Mark pasti diluar sana bermain dengan wanita lain juga. Berbeda dengan Kim, dia hanya fokus kepada karirnya saja tanpa pernah memikirkan urusan hati.
Wanita itu lalu naik ke ranjang Kingsize nya dan mulai melihat beberapa berita di iphonenya dan membuka akun socmednya lalu asik berseluncur di dunia maya. Ia memang masih sangat berjiwa muda. Sejujurnya, ia sangat senang travelling seperti kebiasaannya dahulu saat masih kuliah, namun tuntutan pekerjaannya yang membuatnya sangat sibuk hingga sudah bertahun-tahun hobi tersebut tak dijalaninya lagi.
"He's cool." ucap Kim saat melihat akun seorang pria yang sedang menikmati indahnya pemandangan alam yang berlatar belakang air terjun. Sepertinya dia seorang model, tubuhnya cukup kekar.
Sambil berautis ria, ia membuka aplikasi pesan dan menyapa sahabat-sahabatnya, di dalam groupchat tersebut hanya terdapat Kim dan tiga orang teman dekatnya.
Kim : Guys, besok malam minggu ayo kita bersenang-senang
Haylie : Woww ada angin apa Kim, tumben sekali tiba-tiba kau mengajak kita ;)
Erica : Kimmy, sebegitu suntuknya kah kau? hahaha
Kim : 🙄😡
Kim : Mark sedang keluar kota. Kalau kalian tidak mau ya sudah aku pergi sendiri saja. Bye!Ana : Dia ngambek. hahaha. Okay Kimmy baby I'm in :*
Disusul kedua teman lainnya ikut menyetujui. Kim memang sering dijadikan bahan bullyan dari ketiga sahabatnya itu karna dia yang paling serius diantara mereka berempat. Kim juga satu-satunya diantara sahabatnya yang menikah duluan.
Huaaaahhhhh!!! akhirnya selesai juga part 1. Sampai disini dulu ya guys. Maaf ya absurb, masih pemula sih. hehe
This is my first story in Wattpad. Semoga kalian suka.
Ditunggu vomentnya ;) :*
Sangat menerima saran dan kritikan. :)Thank You
KAMU SEDANG MEMBACA
IF WE CAN BE TOGETHER (END)
RomanceSebuah kisah cinta terlarang. Kimberly Anastasha, seorang wanita karier yang sukses dan juga seorang istri dari pengusaha kaya, namun jatuh cinta kepada seorang pria yang 4tahun lebih muda darinya. Dave Smithson, model muda tampan dengan kehid...