Three - Meet Again in a Different Situation

18.8K 911 14
                                    


Dave POV

"Hey, Bro! Whatsup?" Greg menyapaku sembari 'tos'

"Never been this better" jawabku dengan senyuman khasku.

Aku duduk di meja bar sembari menyesap Vodka sambil memperhatikan situasi di club, kadang-kadang beberapa wanita sexy mendatangiku tapi aku sedang tidak bersemangat dengan wanita manapun malam ini. Aku hanya ingin bersantai sejenak setelah 1 minggu kemarin disibukkan dengan shooting acara trip & adventure. Aku paling sering mengunjungi club ini, setidaknya dua minggu sekali. Aku memang pecinta dunia malam. Hampir seluruh club yang ada di New York sudah ku sambangi, dan Inferno ini adalah salah satu club yang cukup elite di New York.

"Tolong buatkan aku 2 vodka, 1 tequila, dan 1 wine yaa, sebentar lagi aku kembali kesini" ucap seorang gadis yang tiba-tiba berada di sebelahku berbicara pada Greg, sang bartender. Gadis itu lalu pergi ke arah toilet.

'Seperti pernah melihatnya, tapi dimana ya?' ucapku dalam hati.

'Aaahhh.. itu kan gadis yang kena tumpahan kopiku kemarin. Dia terlihat sangat berbeda malam ini.'

"Honey, kau sendirian saja?" seorang wanita sexy menghampiriku dan menggodaku. Kami sempat terlibat ciuman.

  Sekilas aku melihat gadis tadi kembali lalu membawa gelas minumannya dibantu pelayan membawakan pesanan lain, mereka lalu menghilang dari pandanganku. Aku menyudahi ciumanku. Entah kenapa aku sangat tidak menikmati ciuman wanita sexy tadi, aku pun menyuruhnya pergi.

  Cukup lama aku hanya duduk di bar dan menikmati minumanku, sudah gelas yang ketiga sampai akhirnya aku memutuskan untuk turun ke tengah dan menari. Tak lama aku melihat gadis tadi lagi, dia menari dengan begitu lihainya, sexy dan menggoda. Sepertinya dia sudah mabuk. Aku menghampirinya dan kamipun dancing bersama, dia meliuk-liukkan tubuh bagian belakangnya ke arahku membuatku semakin bersemangat. Entah kenapa kemudian aku menciumnya. Awalnya hanya nothing to lose, tapi begitu kurasakan bibirnya yang manis seperti candu yang membuatku semakin ingin melumat bibir gadis ini. Lucky me! diapun membalas ciumanku, dia pandai sekali mencium.

Kami berciuman dan saling melumat cukup lama sampai ada seseorang yang menarik gadis itu.

'Oh shit! bahkan aku belum berkenalan dengannya, tapi temannya itu sudah mengancam macam-macam.'

*

Author POV

Dua minggu berlalu semenjak malam itu. Baik Kim dan Dave tetap melanjutkan hidupnya masing-masing. Mereka memang tidak saling berkenalan malam itu dan tidak mencari tau satu sama lain. Yang mereka ingat hanyalah rasa yang berbeda dari biasanya ketika mereka berdua saling berciuman.

Memabukkan.

"Er, apa kau sudah menyiapkan bahan presentasi kita nanti siang?" tanya Kim.

"Sudah, Kim. Mungkin kau harus review lagi agar nanti pada saat kau bawakan tidak ada kesalahan."

"Okay."

After lunch, Kim dan Erica ada meeting dengan divisi MarComm untuk presentasi product baru mereka. Nanti juga ada brand ambassador baru, Kim dan Erica belum tau siapa yang akan menjadi model untuk product tersebut.

Kim dan Erica sudah berada di dalam ruang meeting di lantai 8, disusul MarComm Manager dan asistennya. Mereka masih menyiapkan bahan meeting, 15 menit kemudian datanglah seorang pria berkacamata hitam dan pria setengah baya dibelakangnya, sepertinya Manager dari model itu.

Kehadiran model tampan itu langsung mendominasi ruangan meeting ini dimana semuanya adalah wanita. Pria itu terlihat sangat tampan dengan penampilannya, menggunakan jas semi formal dan kaos hitam, tubuhnya tinggi atletis, berkulit putih dengan potongan rambut sempurna, hidungnya yang mancung dan bibir merahnya yang sexy membuat semua wanita yang ada di dalam ruangan meeting terpaku beberapa saat.

Sampai akhirnya ia membuka kacamatanya. Kim dan Erica melotot kaget dan mulut mereka menganga, namun masih tetap bisa mengontrol emosinya karna ini adalah meeting profesional.

"Hallo Dave, bagaimana perjalananmu?" tanya Mandy, MarComm Manager sambil menjabat tangan model itu.

"Maaf aku terlambat. Jalanan sedikit macet" jawab Dave tersenyum.

"Oh ya, perkenalkan ini adalah Kimberly, Product Manager yang nanti akan menjelaskan lebih detail tentang product yang akan kau bawakan, dan itu asistennya Erica."

Kim, Erica, dan Dave saling bersalaman. Dave tetap bersikap normal layaknya tidak pernah terjadi apa-apa. Sementara Kim dan Erica, mereka berdua menjadi agak salting, terlebih Kim.

Sepanjang presentasi, Kim cukup lancar menjelaskan materi detail product baru tersebut. Sesekali ia melihat ke arah Dave, tepat ketika pandangan mata mereka saling bertemu, Kim terdiam beberapa detik hanya memandangi sosok yang ada di depannya.

'That lips!' batinnya sambil memperhatikan bibir sempurna itu.

  Kira-kira ada sekitar 5-10 detik sampai akhirnya Erica menyenggol-nyenggol Kim, ia tersadarkan kembali dan melanjutkan presentasinya. Usai Kim, presentasi kemudian dilanjutkan oleh Mandy. Kim sama sekali tidak memperhatikan isi dari materi yang dibawakan Mandy, lebih tepatnya matanya memang ke arah slide tapi pikirannya menerawang jauh entah apa yang ia pikirkan. Sesekali ia melirik ke arah Dave yang duduk tepat di depannya, kadang-kadang ia menunduk. Setelah presentasi selesai, kemudian sesi tanya jawab. Kim memperhatikan Dave yang sama sekali tidak menunjukkan ekspresi yang aneh, benar-benar bersikap normal dan profesional.

"Kimmy, its him." ujar Erica, meeting sudah selesai dan semua sudah keluar dari ruangan menyisakan mereka berdua.

"Yaa, I know" jawabnya masih speechless.

"He looks so hot. Tapi dia bersikap seolah-olah belum pernah ketemu kita, padahal kan kalian berciuman malam itu dan aku membentaknya."

"I don't know, tapi tadi dia meminta nomor handphone ku, dia juga memberi nomornya, itu artinya kalau dia ada pertanyaan dia bisa langsung bertanya padaku, Er" kata Kim tersenyum tipis.

"Bolehkah aku memintanya juga? Mungkin aku bisa menghubunginya sekali-kali," bujuk Erica sambil senyum-senyum. "Ahh aku menyesal kenapa malam itu aku membentaknya"

"Jangan macam-macam Er, kita harus bersikap profesional. Jangan merusak nama baikku! Ayo kembali ke atas."

"Awas saja kau! Jangan sering-sering berkomunikasi dengannya! Ingat kau sudah punya suami!" ujar Erica mengingatkan sahabatnya.

"Hhhhh... jangan mulai Er, aku malas berbicara denganmu kalau kau bahas itu lagi." Kim memutar bola matanya.

"Menurutmu berapa umurnya? Dia terlihat sangat cute, pasti di bawah kita ya."

"Aku tak tau, Er. Maybe." jawabnya sambil mengangkat kedua bahunya.

Merekapun tiba di ruangan mereka di lantai 10 dan melanjutkan pekerjaannya kembali.

Dave Smithson? Batin Kim.


Part ini selesai juga. Gimana menurut kalian, maaf kalau ga menarik yaa..

Vomentnya masih aku tunggu, juga saran kritiknya. :) :*

IF WE CAN BE TOGETHER (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang