Five - Feel Unintended

15.7K 797 9
                                    



"Bagaimana permintaanku beberapa minggu lalu?"

"Yang mana?"

"Tentang pengunduran dirimu"

"Mark, maafkan aku. Aku tidak bisa menurutinya. Ini terasa sulit bagiku. Aku tak bisa melepaskannya begitu saja. Aku memulainya dari bawah, kau tau kan dalam 6 tahun ini karirku melesat hingga pencapaianku sekarang. Aku bekerja sangat keras, Mark. Apa sih yang membuatmu berpikiran seperti itu? Apa kau ingin membuatku menua dengan hanya berdiam diri di rumah?" Kim terlihat sudah mulai kesal.

  Mark diam saja tak menjawab, ia hanya menatap langit-langit kamar entah apa yang sedang  dipikirkannya. Ia memang sosok yang dingin, tak pernah banyak bicara. Mereka masih tidur bersebelahan di atas ranjang, hanya mengenakan selimut yang menutupi tubuh. Pertanyaan itu terlontar begitu saja seusai melakukan having sex. Having sex? Ya, Kim selalu menyebut kegiatan yang mereka lakukan tersebut adalah hanya 'having sex' bukan 'making love'. Making love is only for them who love each other, who did it full of love. Tidak seperti yang terjadi pada mereka berdua.

"Percuma berdebat denganmu. Asal kau tau saja, aku tak akan pernah melepaskan karirku. Kurasa pembahasan ini sudah selesai. Jangan pernah kau tanyakan lagi, kau sudah tau jawabannya, dan aku tak akan mengubah keputusanku." wanita itu kemudian beranjak dari kasur menuju kamar mandi. Matahari sudah mulai meninggi, saatnya ia bersiap-siap menuju kantor.

Flashback

* 1,5 tahun lalu.

"Apaaaaa?! Ma, Pa, aku tidak mau dijodohkan dengan orang yang tidak aku cintai!" gadis itu sedang ada di ruang keluarga di rumahnya, duduk dihadapan kedua orang tuanya.

"Ini yang terbaik untukmu, Nak. Kami hanya ingin kau bahagia." jawab Papa Kim.

"Tidak. Papa hanya memikirkan keuntungan perusahaan saja. Aku tau ini semua agar bisnis Papa semakin besar kan. Pokoknya aku tidak mau dijodohkan. Titikkk!!" Kim meninggalkan kedua orang tuanya.

"Kim, Papa melakukan semua ini demi mu Nak. Aagghhh.. Aaaagghhhh.." Tiba-tiba Papa merasa jantungnya terasa sakit sekali. Mama yang berada disamping Papa berteriak histeris.

  Kim yang mendengar suara teriakan tersebut, menghentikan langkah kakinya saat akan menaiki tangga. Ia melihat papanya yang kesakitan seperti itu, hatinya terasa sakit sekali. Dengan berat hati, akhirnya ia mau menuruti permintaan papanya.

*

"Jangan kau pikir aku menerima perjodohan ini." ujar pria itu datar, Kim diam saja. Mereka berdua berdiri bersebelahan sambil memandangi air mancur yang ada di taman di tengah-tengah restoran, seusai acara pertemuan antar keluarga sekaligus membahas tanggal pernikahan.

"Sejujurnya, aku memiliki kekasih yang sangat kucintai, aku berencana menikahinya. Tapi Ayahku tidak setuju dengannya karna dia hanya gadis biasa. Jika aku menolaknya, maka namaku akan dicoret dari daftar penerima hak waris."

"Kau pikir aku mau menikah denganmu? Aku melakukannya hanya demi orang tuaku."

  Awalnya gadis itu berniat akan mencoba belajar mencintai lelaki yang akan menjadi suaminya ini. Tapi, begitu mendengar pernyataan laki-laki itu bahwa ia memiliki kekasih yang sangat dicintainya, hatinya terasa sakit, secara tidak langsung ini adalah penolakan baginya.

IF WE CAN BE TOGETHER (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang