part 11

300 66 10
                                    

Jiyeon beranjak dari duduknya kemudian berjalan kearah Yoongi yang sibuk memeriksa sekitar tempatnya berada dan akan menaiki tangga untuk kelantai atas. Dengan pergerakkan cepat Jiyeon mengambil pistol yang berada digenggaman Yoongi.

Jiyeon megarahkannya kearah Yoongi tepat lurus kearah dada bidangnya. Mata Yoongi membulat terkejut,tapi ia yakin bahwa Jiyeon tak akan pernah menyakitinya. Ia tak akan mampu. Yoongi hanya menampilkan smirknya dan mengangkat tangannya santai.

Jiyeon melangkah mundur saat Yoongi melangkah maju. Tangan Jiyeon yang bergemetar tak bisa disembunyikan lagi. Ia benar-benar terlihat sangat ketakutan,bernafas saja sangat sulit untuknya.

"Aku tahu kau tak akan pernah menyakitiku dengan pistol itu,Jiyeon"ucap Yoongi santai sambil terus melangkah maju dengan perlahan.

Jiyeon meneguk silvanya kasar. "Aku tahu kau akan berkata seperti itu. Karna aku memang tidak bisa kehilangan dirimu"ucap Jiyeon memberi jeda.

Jiyeon mengangkat pistolnya sejajar dengan kepalanya. Matanya sudah mengeluarkan air mata. "Tapi bagaimana denganmu? Hal yang paling menyakitkanmu adalah kehilanganku bukan?"

"Jiyeon! Jauhkan benda itu sekarang juga!!"ucap Yoongi berteriak kepada Jiyeon.

"Aku tahu..selama ini akulah orang yang membuatmu menjadi monster. Kau menghalalkan segala cara hanya untuk bersama denganku.."Jiyeon memberi jeda.

"Jika saja aku mati..kau tidak punya alasan untuk melakukan hal buruk lagi,kan? Dengan begitu kau bisa hidup dengan normal,bukan?"ucap Jiyeon disela-sela tangisnya.

"Jangan melakukan hal yang bodoh Jiyeon!!"teriak Yoongi berusaha menenangkan Jiyeon. Ia terus melangkah mendekatinya tanpa sepengetahuannya.

"Aku akan menantikan saat kau bisa hidup normal seperti yang lainnya. Bahagia bersama orang yang kau cinta dan mungkin..aku bisa mempunyai keponakan"ucap Jiyeon sambil tersenyum tipis.

Dengan hati yang sudah matang. Jiyeon menggerakkan jari telunjuknya dan bersiap untuk menarik pelatuknya sekarang. Jiyeon menghela nafas kemudian memejamkan mata lalu membayangkan wajah kecil Yoongi. Lalu Ia tersenyum tipis.

Duar..

____________

Saat ini Yoongi sedang berada dirumah sakit. Ia sedang duduk dibangku dengan kepala yang terus menunduk. Ia memejamkan matanya dan membersihkan pikiran negatif dikepalanya. Ia terus berpikir tentang Jiyeon dan selalu itu. Ia merasa bersalah terhadapnya.

Jadi selama ini yang dilakukan Yoongi adalah salah(?). Apakah salah melindungi seseorang yang kita cintai dari dunia luar yang sangat kejam(?). Apakah salah bagi seorang kakak yang mencintai adik kandungnya semdiri(?). Tapi kenapa pandangan Jiyeon selalu berbeda dari Yoongi.

Yang Jiyeon tahu adalah hal buruk yang selalu dilakukan Yoongi. Ia tak pernah tahu kenapa Yoongi melakukan sampai seperti itu. Bersikp seperti melarang Jiyeon pergi keluar rumah karna saat itu marak terjadinya penculikan. Membiarkan nya home schooling agar ia tak dapat masalah yang lebih berat saat berada disekitar teman barunya.

Dan tak mau membiarkan satu orang lelakipun mendekati Jiyeon karna Yoongi tak mau Jiyeon merasakan sakit hati karna cinta. Yang dilakukan Yoongi selama ini semata-mata karna ingin melindungi kuncup bunga yang rapuh agar mekar menjadi bunga yang cantik dan kuat.

Dan selama ini,memang benar bahwa Yoongi selalu menyukai Jiyeon. Karna Jiyeon adalah cinta pertamanya dan semenjak pertama kali ia menggendong Jiyeon,Yoongi sudah berjanji pada dirinya kalau Dia akan menjaga Jiyeon dan menjadikan dirinya sebagai istrinya kelak.

Tapi melihat Jiyeon yang bersikap seperti tadi,Ia sadar bahwa Jiyeon tidak mencintainya. Ia hanya menganggap Yoongi sebatas kakak untuknya. Walau begitu,Yoongi tak mau melepaskan Jiyeon sampai kapanpun. Jika ia tak bisa memilikinya berarti tak ada yang pantas bersamanya.

Lalu seorang berjas putih keluar dari ruang kamar rumah sakit. "Yoongi-ssi?"ucapnya setelah itu.

Yoongi berdiri dan mengangguk. "Bagaimana keadaannya?".

"Dia baik-baik saja. Hanya luka gores,tapi Ia terlihat sangat syok dan ketakutan. Memangnya apa yang terjadi?"tanya dokter itu.

Yoongi menghela nafas. "Dia hampir tertabrak oleh mobil. Terimakasih dok,sudah memeriksanya"ucap Yoongi sambil membungkuk.

Dokter itu mengangguk dan pergi meninggalkan Yoongi. Setelah berpikir sejenak,Ia berjalan masuk kedalam kamar VIP yang sudah ia siapkan saat pertama membawa Jiyeon kerumah sakit.

Benar. Jiyeon masih hidup. Ia hanya memiliki luka ringan disekitar pelipisnya. Itu karna Taehyung yang mendorong pistol itu dengan kasar dan melukai kepala Jiyeon. Dan setelah itu Jiyeon pikir bahwa dia sudah tertembak kemudian tak lama kemudian Ia pingsan.

Flashback

Jiyeon berisiap menarik pelatuk pistol digenggamannya ini. Ia bahkan sudah berdoa agar ia bisa bertemu dengan kedua orang tuanya disana. Saat benar-benar siap,Jiyeon menarik pelatuknya.

Namun sebelum tepat ia menarik pelatuknya,Taehyung datang dan menarik pistol itu dan membuat ujung pistol yang tajam menggores pelipis Jiyeon. Karna Jiyeon sudah menarik pelatuknya,peluru itu melesat kearah tanah.

Tapi Jiyeon berpikiran yang salah. Ia pikir Ia benar-benar sudah menemak kepalanya sendiri. Dan akhirnya Jiyeon pingsan,lalu Taehyung yang berada dibelakangnya segera menopang tubuh Jiyeon agar tak jatuh ketanah.

"Apa..peluru itu mengenainya?"ucap Yoongi ketakutan sambil menarik tubuh Jiyeon dan melihat pelipisnya yang terluka.

"Tenang saja. Itu hanya luka gores"ucap Taehyung kemudian pergi meninggalkan Yoongi.

Semua anggota BTS melihat Jiyeon yang terluka dan pistol yang berada tak jauh darinya dengan sangat terkejut. Bahkan Jhope sampai pura-pura menangis dipelukan Jimin.

"Yoongi,apa Jiyeon.."ucap Jhope tak dilanjutkan. Yoongi pasti mengerti arah pembicaraan Jhope.

"Kenapa kalian diam saja! Cepat panggil ambulan!"ucap Yoongi berteriak pada mereka. Dengan sigap Jhope langsung mengeluarkan ponselnya dan menelpon rumah sakit.

Flashback off

Yoongi memasuki kamar rumah sakit Jiyeon. Ia duduk dipinggir kasur yang ditiduri Jiyeon lalu menatap wajahnya dengan serius dan tersenyum tipis. Ia mulai mengelus lembut wajah Jiyeon yang sedang tertidur dan menyingkirkan rambut yang menutupi wajahnya.

"Jika kau tertidur seperti ini,kau terlihat begitu rapuh.."ucap Yoongi memberi jeda.

"..Tapi aku sangat menyukainya. Karna saat kau seperti ini,kau seolah memintaku untuk melindungimu dan terus berada disampingmu"ucapnya sambil tersenyum.

Lalu tak lama kemudian mata Jiyeon mulai bergerak. Yang berarti sebentar lagi Jiyeon akan sadar dari tidurnya. Yoongi mendekatkan wajahnya kewajah Jiyeon dan mencium pipinya sebentar lalu membisikkan sesuatu pada Jiyeon.

"Bangunlah Jiyeon. Kau belum boleh menyusul mereka..bahkan kau tidak diizinkan.."bisik Yoongi.

***********

Maaf aku hiatus lama banget
Aku cman masih bingung mau bikin ending dari cerita ini,yg belum jelas alurnya nanti. Ribet bngt..

Jdi aku bakal updet klo aku lgi mood aj ya..

Selamat baca and vote

Monster [M.Y.G] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang