part 3

458 92 6
                                    

Saat ini Seokjin,Yoongi dan Jiyeon sedang bersantai didepan tv. Mereka menggabiskan akhir pekan berada dirumah karna kaki Jiyeon yang masih cukup parah. Seokjin mengganti acara tv show nya dengan berita.

"Ditemukan anak laki-laki tewas dengan mengenaskan disebuah rumah kosong. Tubuhnya membiru dan sudah membusuk. Diperkirakan sudah berada disana selama 3 hari..."

"Tragis sekali. Yoongi,Jiyeon kalian harus jaga diri baik-baik ya. Dan khusus untukmu Yoongi,jaga baik-baik Jiyeon!"Seokjin menoleh menatao anaknya serius. Ia sepertinya sangat khawatir saat mendengar berita yabg tadi ditayangkan.

Sedangkan Jiyeon berwajah sangat tegang. Dia menelan silvanya sendiri dengan kasar lalu menoleh kearah Yoongi yang berwajah datar. Jiyeon tahu betul,kalau laki-laki yang berada diberita itu adalah temannya yang waktu itu dipikuli Yoongi.

Rasa takut dan bersalah memenuhi pikirannya, ia tidak bisa menceritakannya pada siapapun. Karna ia juga tak mau kehilangan Yoongi,tapi disatu sisi Jiyeon bimbang. Memilih kebenaran atau menyelamatkan Yoongi. Jika memilih kebenaran dia akan kehilangan Yoongi. Jika ia memilih Yoongi ia akan tetap melakukan hal itu berulang kali.

Tapi memberinya kesempatan dan selalu berada disisinya mungkin bisa membuatnya berhenti dan kembali menjadi Yoongi yang dulu. Kakak yang menyayangi dan mencintainya tulus. Membuat Jiyeon bertekad akan tetap memilih Yoongi apapun yang terjadi. Karna Jiyeon sudah mulai bergantung pada Yoongi dan tidak ingin kehilangan sosoknya.

Yoongi menoleh kearah Jiyeon yang sedang ketakutan. Dengan perlahan tangannya merangkul dan mengelus puncak kepala Jiyeon yang sedang tertunduk. Jiyeon menatap Yoongi dengan tatapan yang tidak bisa diartikan,menatapnya lekat dan serius. Lalu senyum itu melebar dari bibirnya,Jiyeon tersenyum menatap Yoongi sebaliknya juga seperti itu.

Kring... Kring.. Kring...

Suara telpon rumah berbunyi. Seokjin mengagkat dan mendengarkan dengan seksama suara wanita ditelpon tersebut. Wanita yang sepertinya memberikan kabar buruk. Seokjin langsung menoleh kearah Jiyeon dan Yoongi yang sedang bermain bersama dengan wajah sedihnya.

"Baiklah,saya mengerti. Saya akan menyampaikan pada mereka dan saya juga akan segera kesana. Terimakasih sudah memberitahu Bu Guru Kim"Seokjin menutup telponnya dan menghampiri Jiyeon dan Yoongi yang sedang bermain.

Seokjin duduk diantara mereka. Menghela nafas berat dan menatap mereka dengan tatapan sedihnya. "Jiyeon,Yoongi. Kalian ingat Go Johyeon?"tanyanya. Jiyeon dan Yoongi saling bertatapan lalu mengangguk.

"Dia baru saja meninggal. Bu guru Kim yang memberitahukannya. Kita akan pergi keupacara pemakannya jam 3. Lebih baik kita bersiap sekarang"Seokjin menunggu respon dari kedua anaknya. Jiyeon yang terlihat seperti kehilangan dan juga merasa bersalah,dia menatap kembali Seokjin dan mengangguk.

Seokjin menggendong Jiyeon ala brydestyle membantunya untuk pergi kekamarnya. Kemudian ia dan Yoongi kekamar masing-masing untuk mempersiapkan diri mereka masing.
Jiyeon memakai dress selutut dan lenan pendek hitam. Tak lupa memakai bando putihnya. Sedangkan Seokjin dan Yoongi memakai jas berwana hitam.

Jiyeon ingin melangkah mengambil tongkatnya. Namun ia salah melangkah,ia menggunakan kaki kanannya yang patah untuk menopang tubuhnya dan akhirnya..

Brugh

"Aahhhkkk..haaa..ayaahh!!"teriak Jiyeon sambil menangis dengan keras. Yoongi dan Seokjin berlari menuju kamar Jiyeon dan menemukannya sedang terduduk dilantai sambil menangis.

"Ada apa Jiyeon?!"kata Seokjin panik lalu melihat kaki Jiyeon. Seokjin menggendongnya keatas tempat tidur dan menenangkan Jiyeon.

"Kakiku sakit..haa"Jiyeon masih menangis dengan keras. Membuat Seokjin semakin panik,tak tahu apa yang harus ia lakukan. Yoongi mendekat kearah kaki Jiyeon dan meniupnya serta mengelus pelan kaki Jiyeon.

Monster [M.Y.G] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang