8

6 2 4
                                    

"Dia orang baik!! Yuta suka itu!"
Ucap Yuta dengan suara yang sedikit kencang.

"Yuta, lain kali kalo perpus lagi ramai, jangan berisik ya" ucap Bu Lis dengan lembut.

"Hm, hm. Maaf bu" Ucap Yuta dengan senyum simpulnya.

"Iya, kalian baca baca aja dulu ya. Urusan KP itu nanti aja, yang penting kalian nyaman, baru buat hehe" Ucap Bu Lis.

"Iya bu. Terima kasih atas informasinya" Ucap Daren sambil membungkukkan badannya.

"Ah iya iya sudah.. Silahkan membaca ya :)"  Ucap Bu Lis dengan ramah.

Akhirnya mereka berjalan menuju tempat kosong didekat Rani. Setiap satu meja ada 6 kursi yang bisa ditempati untuk duduk membaca.

"Salam kenal ya Raniii ehee" Ucap Yuta yang duduk semakin dekat dengan Daren.

*urutan duduk nya Rani dikanan, Daren ditengah, Yuta di kiri, Sei didepan Daren yang duduk ditengah, dan Rado duduk di depan Rani*

"Ah iya.. Err.."

"Yuta! Yuta Albert!"

"Ahaha Yuta, okeyy~ salam kenal juga ya aku Rani" Ucap Rani sembari menjulurkan tangannya untuk berjabat tangan.

"Iya!"

Yuta berjabat tangan dengan Rani, dan ia sengaja tak mau melepaskannya untuk mendekatkan Daren dengan Rani.

"Err.. Yuta..?"

"Hm?"

"Bisa tolong lepaskan tangannya?" Ucap Rani dengan muka sedikit memohon.

"Ah lucunya!"

"E-eh? Apaan?" Tanya Rani kebingungan

"Hehee" Yuta tertawa.

Yuta berbisik ke Daren "Daren, bisa bisa aku yang ambil loh"

"Hah? Apa maksudmu?" Tanya Daren kesal dengan sedikit tersipu.

Tangan Rani terus ditarik ke arah Yuta, dan Daren sedikit terdorong oleh bahu Rani.

"Yutaaa, lepaskan!" Bentak Rani.

"Ah.. Ah.. M-ma..maaf" Ucap Yuta sedikit ketakutan.

"Ah tidak.. Maafkan aku.. Aku hanya.. Sedikit risih karena tanganku dipegang erat dan terus terusan kayak gitu.. Kasian juga Daren jadi kedorong dan ga bisa baca.. Maaf ya..?"

"Mm..."

"Yuta.. Mau kan maafin aku?"

"Mau, tapi.. Ada syaratnya"

"Apaan?"

"Hari Minggu nanti kita jalan jalan semuaaa!"

"HAH!?" Teriak mereka bertiga dengan terkejut.

"Ada apaan nih?" Tanya Rado yang baru datang.

"Radooo, mau kan jalan jalan hari minggu???"

"Hmm.. Ide yang bagus tuh, tapi.."

"Tapi apa?"

"Kalo minggu ini gabisa, aku udah ada janji sama orang. Minggu depan mungkin bisa."

"Janji sama siapa? Penting banget?"

"Haha penting bangett bangett bangetttt"

"Siapa sihh??" Tanya Yuta penasaran.

"Mau tau yaa?? Rahasia ah hahaha"

"Ihh Radoo.. -,- Kasih tau Yutaaa, Yuta kan anak baikk"

"Kalo anak baik gabakal kan maksain kehendak? Udah dua kali loh kamu maksain kehendak kamu. Pertama narik narik cewe ini *sambil menepuk pelan di kepala Rani dan mengusap perlahan*, terus yang kedua *berjalan ke kursinya* kamu maksa banget mau tau, dan maksain harus ikut semua minggu ini pula.

"Ugh.."

"Yuta minta maaflah kalau kau anak baik" Ucap Daren.

"Ugh.. Yuta.. Minta maaf.. Rani maafin Yuta.. Rado maafin Yuta.. Semuanya maaf.."

"..."

"Ran? Jawab dong masa dikacangin gitu.." Ucap Rado.

"Huft... Yuta.."

"Hmm..?"

"Sebenarnya.." *Rani berjalan ke arah Yuta dan berdiri dibelakang kursi Yuta lalu Yuta menengadahkan kepalanya ke arah Rani*

The Beginning And End Of My BasketballTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang