VA #1

6.6K 190 1
                                    

Beberapa hari yang lalu, Para Mahasiswa Baru Universitas Gajah Duduk, Fakultas sudah menyelesaikan Ospek. Dan dalam waktu beberapa hari ke depan, ada beberapa Mahasiswa Baru yang akan menyelesaikan Ospek ekstrakurikuler Forum Mahasiswa Receh (FMR) dengan kegiatan berkemah.

Di Sebuah ruangan, berkumpul beberapa Koordinator yang akan menjalankan kegiatan perkemahan ini. Dua diantaranya adalah Assyifa Khumairah dan Jaka Setiono. Mereka yang akan survei tempat untuk berkemah dalam beberapa hari ke depan.

"Serius ini cuma kami berdua saja yang survey ke tempat itu?" tanya Iffa mengawali pembicaraan. Ia melihat satu persatu teman dan para seniornya yang hanya diam memandangnya dengan senyum yang sulit diartikan.

"Ya betul, sesuai dengan kesepakatan kita semua. Lo hanya berdua sama Jaka survei kesana," jawab Mas Dede selaku ketua koordinator. Mas Dede berbadan besar, tinggi, gede dengan suara khasnya yang berat.

"Yaudah aja sih Amih, lo aman kok sama Mas Jaka." Citra Rosadi, sahabat yang paling menyebalkan. Yang sering membuat Iffa kesal karena ucapannya.

"Ya gue tau, pasti aman sama Mas Jaka. Tapi ya elah masa -- " ucapan iffa terpotong oleh Mas Jaka.

"Udah napa sih, kalau protes terus kita gak akan sampai di tempat itu," ucap Mas Jaka cepat, ia jengah mendengar perdebatan receh ini.

"Wajar lah kalau Amih protes. Lo sih Mas, galak banget kalau sama dia. Padahal dia gak pernah punya salah sama lo," ujar Ninda. Ninda Sulistiawati, sahabat Citra dan Iffa. Mereka sahabatan bertiga, tapi memang Iffa dan Citra yang lebih dekat.

"Kalau ada Mas Tomi juga pasti Iffa pergi nya sama Mas Tomi, bukan sama lo, Mas Jaka," tukas Mas Riki terkekeh. Lelaki tampan tapi konyol.

"Udah sana pada siap-siap. Debat terus kapan berangkatnya. Jangan buang-buang waktu!" tegas Mba Vara. Vara Verdina, perempuan cantik dan anggun tapi galak.

"Bentar lagi, kita berangkat. Lo semua siapin yang lain nya. Biar gue dan Amih Iffa kalian ini yang mengurus semuanya. Kalian tau beres deh." Mas Jaka berbicara dengan lantang dan sombong. Emang, dia ini terkenal paling songong diantara semuanya. Sering kali iffa di haruskan untuk pergi bersama dia, dan selalu ada saja hal yang menjengkelkan yang diperbuat.

Mereka bersiap, Citra hanya tersenyum melihat sahabat nya kesal. Ia tahu, sahabatnya itu pasti akan selalu kesal jika harus berurusan dengan lelaki tersebut. Sebab keputusan yang Iffa ambil, pasti akan selalu salah menurut pandangan Mas Jaka.

***

Setelah kedua koordinator berangkat menuju Villa. Beberapa diantara mereka yang masih tetap berada di ruangan, ngobrol dan sesekali bercanda.

"Eh btw, kenapa sih Mas, lo selalu minta Iffa dan Jaka yang survey? Padahal jelas lo itu tau banget, mereka gak pernah bisa akur." tanya Mba Vara penasaran dengan maksud dan tujuan Mas Dede.

"Gue, paham karakter mereka bagaimana dan seperti apa. Ifa itu salah satu pengurus yang bisa diandalkan untuk urusan survey. Kalau ada Mas Tomi, gue gak akan minta Jaka yang menggantikan," ujar Mas Dede menatap lekat dan menerawang jauh ke depan.

"Memang kenapa?" tanya Mas Riki semakin dibuat penasaran oleh kalimat Mas Dede.

"Sebab, Iffa itu anak istimewa," jawab Mas Nono yang tiba-tiba masuk ruangan membuat mereka terkejut.

"Bangcat emang lo, Mas Nono. Tiba-tiba masuk tanpa salam," maki Mas Riki.

"Hahaha, slow aja napa, Riki," balasnya enteng dan duduk manis.

"Ya benar kata Nono. Ia anak istimewa, sama seperti Mas Tomi. Tapi kalian tau sendiri, Mas Tomi kalau ada rapat gak pernah ada waktu. Mudah-mudahan nanti pas acara, ia bisa datang," jelas Mas Dede.

VILLA ANGKER [TERBIT INNOVEL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang