Different

104 6 0
                                    

"Hey bangun!"
Aku merasakan ada yg melempar bantal kewajahku yg sontak membuatku terkejut. Kulihat dengan elegantnya pria itu berdiri di samping ranjang tempatku tertidur dan pastinya sekarang sudah bangun karna ulahnya. Lihatlah betapa dia sangat menyebalkan dengan senyum liciknya itu.
"Astaga... kau mengagetkanku saja, pagi pagi sudah mengganggu kenyamanan orang saja". Dengan kesalnya kututup diriku dengan selimut tak menghiraukannya.
"Kita sudah terlambat bodoh!"
Sontak aku membuka mata lebar lebar dan langsung duduk. Kulihat adrian sedikit tersenyum karna tingkahku. Ya aku memang bekerja denganya lebih tepatnya kerja dikantornya sebagai sekertaris pribadinya. Posisi itu ku dapat bukan karna aku sahabatnya. Tapi memang karna itu adalah kerja kerasku bahkan dia sempat mengerjaiku saat menerima ku jadi sekertarisnya.
"Apa? Jam berapa sekarang?"
"Jam 9" jawabnya cuek.
"aishhh sial! Kenapa tidak bilang dari tadi". Aku langsung saja lari menuju kamar mandi.
"Aku tunggu dibawah"
Sial!! Pasti dia sengaja menjemputku jam segini supaya dia bisa mengerjaiku dan membuatku terburu buru. Benar benar orang itu sangat menyebalkan. Begitulah umpatan demi umpatan yg terus keluar dari mulutku didalam kamar mandi.
****
Sunyi.. ya mungkin kata itulah yang tepat untuk menggambarkan keadaan kami saat ini. Didalam mobil, saling berdiam diri. Ini benar benar sangat membosankan.
"Kamu sengaja ya" dan akhirnya akulah yang memulai percakapan untuk memecah ketegangan diantara kami.
"Apa maksudmu". Datar, ya begitulah dia selalu datar jika diajak berbicara.
"Membangunkanku telat begitu, supaya aku terburu" dan terlihat berantakan seperti ini. Sialan.. aku jadi berantakan sekarang"
"Crewet, harusnya aku yang mengomel panjang lebar karna akulah bos nya disini"
"Makanya itu aku bilang kalau kamu itu sengaja, sebagai bos kamu itu sangat keterlaluan. Bahkan sebagai sahabat kamu itu sangat licik".
"Terserah apa katamu". Kali ini dia menyunggingkan senyum mempesonanya. Bahkan aku bisa langsung jatuh cinta seketika itu juga. Cinta ? Oh astaga kenapa tiba tiba aku memikirkan tentang cinta. Benar benar aku sudah gila.
"Kita sarapan dulu, kulihat tadi kamu tidak sarapan dulu". Sambungnya, meskipun terdengar cuek tapi ada unsur perhatian disana.
"Hmmm setidaknya aku tidak akan kena omelan bos". Kali ini aku melihat wajah handsome nya itu.
"Tentu saja, aku bos nya. Dan aku hanya akan memberimu pekerjaan karna kamu kita telat".
"Hey ... kalau begitu kita ke kantor saja". Gerutu ku, tentu saja aku tak mau sampai lembur oleh kertas kertas membosankan itu.
"Aku bercanda" kali ini adrian menyunggingkan senyum lebarnya yang memabukan. Sambil mengacak poniku. Astaga .. tanpa ku sadari jantungku seperti akan melompat dari tempatnya mendapat perlakuan seperti itu. Wajahku pun terasa panas mungkin aku sedang merona sekarang.
****
Sekarang kami sudah berada di kantor. Entah kenapa sejak tadi kami sampai ditempat ini aku selalu mendapat kan tatapan tatapan aneh dari beberapa karyawan. Mungkin karna aku sedikit berantakan dan tidak seperti biasanya. Sial ini gara gara si adrian yg membangunkanku telat. Dandananku jadi berantakan tak karuan.
Kulihat ada wanita yang sangat cantik dan sexy berjalan kearahku. Kulitnya yg putih seakan cocok dengan dress mini ketat berwana hitam yg ia kenakan. Tidak lupa kaca mata hitam yg membuatnya semakin terlihat elegant.
"Adrianya ada kan" dia bertanya kepadaku tanpa menoleh sedikitpun.
"Ada nona, mari saya antar kedalam"
Akupun berjalan didepanya menuju kesebuah ruangan yg tidak lain itu adalah ruangan adrian.
"Permisi pak, ada yg mencari anda".
"Honey .... I miss you so much". Tanpa dipersilahkan wanita itu langsung menuju ke meja adrian dan memeluk adrian tanpa menghiraukanku. Sial apa apaan wanita itu. Berani beraninya dia memeluk adrian bahkan menciumnya didepanku. Ingin rasanya ku jambak rambut panjangnya itu.
"Ehmmm maaf pak saya permisi keluar". Kurasa adrian melihat mimik mukaku yg seakan berubah ketika melihat mereka berdua.
"Emm lisa, tolong berkas ini kamu periksa dan setelah itu kamu berikan lagi ke saya ya".kulihat adrian masih membiarkan wanita itu memeluknya sembari memberikanku beberapa berkas.
"Baik pak, saya permisi." Dengan kesalnya aku keluar dari ruangan itu khas dengan umpatan umpatan meski itu hanya meluncur di hatiku saja.
Ada yg aneh dengan perasaan ku ketika melihat adrian bermesraan dengan wanita lain. Seperti ada yg teriris didalam sana. Nyeri ya begitulah kira kira. Apa aku cemburu ? Ah aku mungkin memang sudah gila. Langsung saja ku tepis pikiran pikiran tidak penting itu dan kembali fokus dengan kertas kertas yg seakan ingin disentuh ini.
****

Gimana gimana ?
lumayan bikin deg deg an gak chapter ini ?

Hahahaha kurang greget ya ?

Maklum author nulisnya agak gak fokus gimana gt soalnya ya aduh gt deh gak bisa diungkapin pakek kata kata #pletak (ah lebay ya)
Aduh ya maklum aja.
Yaudah deh jangan lupa kasih voute nya ya

Kisshug

He is my loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang