{21}

119 35 30
                                    


<Im Hyesoo's Point of View>

7 menit. Yap, selama itu aku sudah menunggu Jungkook di depan kelasnya. Memang bukan waktu yang lama, hanya saja, menantinya menyelesaikan tugas piketnya disini tanpa melakukan apapun itu membosankan, sangat membosankan.

"Woa, daebak!"

Seseorang muncul dari balik pintu. Aku hanya menatapnya jengah, "Daebak apanya?" Ujarku malas dan memalingkan pandangan.

"Seorang Im Hyesoo rela menanti Namjachingu nya yang sedang melakukan tugas piket?"

"Apa seorang Jeon Jungkook baru saja meremehkan yeojachingu nya?"

Jungkook hanya tersenyum dan menampilkan deretan gigi kelincinya. "Kajja. Bukankah masih ada surat yang belum terbaca?"

Aku mengangguk. Jungkook meraih jemariku dan menggenggamnya erat. Ia membawaku menuju perpustakaan sekolah untuk membaca surat dari Suga sunbae itu.

Aku dan Jungkook duduk pada salah satu karpet yang terdapat meja bundar di atasnya. Setelah itu, aku langsung mengeluarkan surat itu dari saku seragamku.

"Apa kau akan membacakannya?"

"Kalau kau mau aku akan melakukannya,"

Jungkook mengangguk meng-iyakan ucapanku.

"Duaribu enambelas, November tanggal sembilan."

Aku mulai membacakan baris pertama dari surat itu. Tanggal waktu ditulisnya surat itu, seperti biasanya.

" 'Hey, bagaimana  hubunganmu dengan Jungkook? Sudah baikan? Aku harap begitu. Apakah kau sudah mendengar penjelasan dari Jungkook?' Jadi dia yang menyuruhmu untuk menjelaskan semuanya padaku?"

Jungkook hanya memberiku cengiran kecil dan mengangguk.

" 'Aku yakin kau sudah mendengar sebagian kecil, atau mungkin setengah dari penjelasan Jungkook. Aku tau, kau tidak mengerti dengan semua ini. Aku tau kau tidak percaya dengan semua ini. Aku tau itu. Aku tau dirimu lebih dari kau mengetahui dirimu sendiri.

Apa saat ini kau sedang membaca suratku bersama Jungkook? Kalau iya, baguslah kalau begitu karena itu berarti tak akan ada lagi kesalahpahaman antara aku dan Jungkook kan?

Ah ya, aku harus mulai darimana ya untuk menjelaskan padamu? Perlukah kujelaskan semuanya dari awal? Ya kupikir itu memang harus.' Dia ini menuliskan surat untukku tapi dia malah bermonolog?"

"Lanjutkan saja"

"Baiklah. 'Namaku Min Yoongi. Aku satu tahun lebih tua darimu. Kau sudah pernah mengenalku dulu, kau lupa? Kita dulu teman dekat, bahkan saking dekatnya aku sudah menganggapmu sebagai adikku sendiri. Aku sempat menyayangimu sebagai adikku, tapi akhirnya aku sadar bahwa sayangku padamu bukan hanya seperti sayangnya seorang kakak kepada adiknya. Aku menyayangimu lebih dari itu.

Dulu kita selalu bersama-sama saat di Daegu. Bermain bersama, pergi ke taman, bahkan kau sering memintaku hanya untuk menemanimu tidur dan membacakan dongeng untukmu. Tidakkah kau ingat?

Dulu kau sering berkata bahwa senyumku ini semanis gula. Aku sering kali tertawa ketika teringat kalau kau dulu memanggilku dengan sebutan 'Gula berjalan', bukankah itu lucu?

Aku sering memintamu untuk memanggilku Yoongi saja atau mungkin Suga atau Sugar karena kau menjuluki senyumku seperti gula. Tapi Hyesoo kecil tetap saja memanggilku dengan sebutan 'Gula berjalan' dan itu tak mungkin kulupakan.

Seiring berjalannya waktu, Hyesoo kecil pun semakin dewasa. Hyesoo kecil tumbuh menjadi gadis cantik yang masih bersifat kekanakan. Bagiku, kau tetaplah Hyesoo kecilku yang sama seperti dulu.

Semakin dewasanya dirimu, semakin jarang pula kau bertemu denganku bahkan hanya untuk sekedar saling sapa. Kau semakin menutup diri dan menjadi gadis normal yang menikmati masa pra-remajanya. Dan saat itu juga, aku kehilangan Hyesoo kecilku."

Aku berhenti membacakan surat itu. Mengolah semua ini ke dalam otakku. Apa semua ini benar adanya?

"Kenapa berhenti?" Jungkook melambai-lambaikan tangannya di depan wajahku ketika aku tak kunjung bersuara.

"Chagi-ya?" Ia mengguncang tubuhku pelan. Aku tergagap dan menatap surat itu.

"Eh.. um.. ba.. bagaimana jika kau yang melanjutkannya?"

Jungkook sempat mengernyitkan dahinya sebelum akhirnya mengambil surat yang kupegang.

"Kulanjutkan ya?"

Aku hanya mengangguk meng-iyakan ucapan Jungkook.

" 'Kau bersama keluargamu pindah ke Seoul dan meninggalkanku di Daegu. Memang bukan jarak yang cukup jauh, tetapi waktu lah yang merubah semuanya.

Bertahun-tahun aku di Daegu hanya kuhabiskan dengan kehidupan seorang remaja yang normal. Belajar, pergi ke sekolah, mengerjakan pr, dan begitu seterusnya. Aku mulai bosan. Aku merindukan Hyesoo kecilku.

Akhirnya aku memutuskan untuk pindah sementara ke Seoul. Mungkin hanya satu atau dua tahun dan setelah itu aku akan kembali ke Daegu. Aku pindah ke Seoul untuk menemuimu, Im Hyesoo. Tapi ternyata takdir berkata lain ya?

Waktu membuatmu lupa padaku, gula berjalanmu. Waktu membuatmu lupa dengan semua yang pernah kita alami di Daegu. Waktu telah merubah segalanya.

Tidak ada lagi Im Hyesoo yang mengenalku. Yang kudapat hanyalah Im Hyesoo yang sudah menjadi kekasih orang lain. Aku sempat kecewa, tapi aku sadar bahwa aku bukanlah siapa-siapamu lagi

Ingin rasanya aku mengulangi semuanya dari awal agar aku bisa mencegahmu pindah ke Seoul. Agar aku bisa mengatakan apa yang sebenarnya kurasakan padamu.

Aku menyayangimu sebagai teman dekatku.
Aku menyayangimu layaknya kakak dan adik.
Aku menyayangimu lebih dari yang kau tau.
Aku menyukaimu sebagai seorang pria.
Aku mencintai teman kecilku.

Bukankah ini konyol? Seorang yang dingin sepertiku mampu merangkai kata-kata seperti itu, bahkan aku sendiri juga tidak menyangkanya.

Ah dan yang terakhir, satu pesan dariku.
Tolong jangan pernah sia-siakan apa yang kamu miliki saat ini. Karena jika sekalinya kau melepaskan, kau tak akan mendapatkannya kembali.

Kupikir ini adalah surat terpanjang yang pernah kutulis untukmu, bukan begitu?

Jangan pernah lupakan aku lagi ya?
Dan jangan pernah lupakan surat-surat konyolku ini.

Gula berjalanmu,
Min YoonGi.' "

Jungkook menutup surat itu dan memasukkannya ke dalam saku seragamnya.

Kutarik nafasku dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan.

Benarkah semua ini?
Bagaimana mungkin aku lupa padanya?

.
.

"Jungkook-ah," panggilku tanpa menatap ke arah Jungkook. Aku hanya menatap kosong ke depan, masih kalut dengan pikiranku sendiri.

Jungkook menoleh ke arahku, "Eum?"

"Apa kau melihat Suga sunbae?" [ ]









<>
whaa asyique part terpanjang selama aing ngetik letters :">
800+ words loh :")

baper ga baper ga?:v
saya mah ga jago bikin anak orang baper :"

part ini khusus sejenis buat pengantar ke ending yaa😂 *halah ngomong apaansi :v

^ga serius kok :)
tenang saja, saya belom mikir ending mwehehe :33

tinggalkan kritik dan saran yaa^^
phen.


Letters [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang